Note: Hari & Karlin | Fiksimini kali ini mencoba mengangkat isu Palestina yang topiknya masih panas. Saking spesialnya, kisahnya author buat menjadi 3 part. Kuy, ikuti ya.
Hari dan Karlin, keluarga milenial sedang terlibat diskusi panas, apakah mereka sekeluarga mau ikut Aksi Bela Palestina. Meskipun diskusinya panas, karena isu ini hingga sekarang masih memanas, namun intensitas panasnya tidaklah persis dengan sebuah acara debat lawyer Indonesia yang diselenggarakan sebuah televisi swasta nasional.
"Bunda, liburan pekan ini kayaknya kita manfaatkan buat ikut Aksi Bela Palestina ya?" tanya Hari meminta dukungan.
Karlin tidak langsung menjawab, dia mengumpulkan kata demi kata untuk disampaikan kepada suaminya.
"Bunda sih pengen ikut, biar sekalian jalan-jalan ke Jakarta. Asyik juga, Fikra sering nagih-nagih naik kereta, kalau ikutan aksi dia senang sekali bisa naik kereta. Tapi nanti Fikra gimana, kepanasan nggak?"
"Bunda kok jadi kuatir begitu. Masih ingat dulu, waktu putra jagoan kita berusia tiga bulan, dia sempat ikut panas-panasan ikutan acara besar di Istora Senayan. Dia baik-baik saja kan," papar Hari sambil memandangi istrinya penuh kelembutan.
Karlin mengingat-ingat momen itu. Benar juga sih, Fikra tetap sehat dan baik-baik saja, apalagi sekarang usianya sudah 2 tahun setengah, tentu tidak jadi masalah, pikir Karlin.
"Baiklah, Bunda setuju, kita berangkat ikut Aksi Bela Palestina," ucap Karlin mantap.
Keesokan harinya, keluarga milenial ini naik angkot menuju Stasiun Bogor. Terlihat banyak orang, baik laki-laki dan perempuan, bahkan anak-anak yang membawa atribut dukungan terhadap Palestina. Kemungkinan besar mereka juga akan akan mengikuti aksi damai untuk mendukung Palestina.
Setelah naik Stasiun Bogor, Fikra berdiri meloncat-loncat senang di atas kursi kereta. Berulang kali dia melihat pemandangan di luar dari kaca kereta. Jika melihat sesuatu yang menarik, dia melapor dan selalu berceloteh kepada ayah dan bundanya.
Keluarga milenial ini turun di Stasiun Juandasebagaimana sebagian para peserta aksi lainnya. Dari situ mereka berjalan kakimenuju Monas. Pada awalnya, Fikra dibiarkan berjalan sendiri, namun karena lamadan terlalu santai, Fikra akhirnya digendong bergantian oleh Hari dan Karlinhingga akhirnya mereka bergabung dengan lautan massa di Monas yang melaksanakanaksi dengan damai, tertib, tetap menjaga kebersihan, dan penuh simpatik.
Note: Saatnya kita suarakan dukungan terhadap Palestina. Kota ini hanya akan kembali dalam dalam naungan Islam, diatur oleh sistem Islam. Diatur oleh bangsa dan agama lain hanya menuai peperangan, dan menumpahkan darah. Setuju Readers?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari & Karlin | Fiksimini
SpiritualHARI & KARLIN | Catatan Ringan Keluarga Milenial by Jahar copyright 2017 #40 Chicklit 191217 Hanya cerita ringan yang terkadang mengangkat isu-isu terkini. Cerita ini merupakan repost dari cerita yang saya publish di UC News. Ceritanya nano-nano, a...