Palestina, Yerusalem dan Saladin yang Viral

76 13 0
                                    


Hari benar-benar kegirangan. Karlin penasaran apa yang membuat suaminya berbunga-bunga dua hari berturut-turut dan terlihat sangat beda dari biasanya.

"Ayah ada apa sih?"

"Bun, pokoknya senang banget deh, dua hari ini artikel ayah tentang Palestina sudah dibaca lebih dari 60 ribu. Biasanya kan kalau nulis artikel, paling banter yang baca ribuan," Hari menjelaskan penuh antusias.

"Oh, gitu selamat ya, bakal dapat dollar dong?"

"Ya, seneng sih walaupun di-PHP-in. Bahkan sempat setengah hari pertama waktu pembacanya tembus di angka 20 ribu, eh tiba-tiba ditangguhkan. Untungnya, setelah dikomplen diterbitkan ulang."

"Berapa dollar dapatnya kalau 50 ribu view?"

"Perkiraan harusnya 5 dolar dong, eh di-PHP-in malah dapatnya nol koma sekian dolar."

"Ya, udah tetap semangat. Mana sini, Bunda pengen baca artikelnya!"

Hari mendekatkan laptop dan menunjukkan artikelnya. Karlin pun mulai membaca artikelnya. Sebuah artikel yang rujukannya diambil dari kisahmuslim.com dan Republika online.


Janji Suci Saladin Membebaskan Al-Quds Sudah Tertunaikan

Setelah Al-Quds berhasil dibebaskan dan berada dalam naungan khilafah, kota suci ini mengalami masa-masa kembali direbut oleh kerajaan Kristen dan dikuasai selama 88 tahun. Hal ini terjadi saat kekhilafahan mulai melemah pasca mencapai puncak kejayaan pada masa kekhilafahan Abbasiyah. Masa itu memang khilafah Islam tidak terkontrol sehingga dikenal dengan masa al-muluk at-thawa'if (kesultanan-kesultanan kecil). Namun begitu, kesultanan-kesultanan Islam ini masih mengakui eksistensi khilafah yang berpusat di Baghdad saat itu.

Adalah seorang sultan dari dinasti Ayyubiyah. Dialah Shalahuddin al-Ayyubi yang oleh orang Barat lebih dikenal dengan sebutan Saladin. Pada tahun 580 H, dia menderita suatu penyakit berat—tidak diketahui penyakitnya apa. Alih-alih penyakitnya itu membuatnya lemah, justru membuat tekadnya semakin membaja. Dia bernazar jika diberikan kesembuhan oleh Yang Mahakuasa, dia akan membebaskan Al-Quds (Yerusalem) dari cengkeraman tentara Salib.

Atas rahmat-Nya, akhirnya penyakitnya pun sembuh. Maka Shalahuddin pun mulai bergerak untuk membebaskan Al-Quds. Tidak mudah memang untuk mewujudkan janji itu. Pertempuran Hattin merupakan gerbang pertama pembebasan Al-Quds. Perang ini sangat menguras energi dari kedua belah pihak. Tentunya, korban dari kedua pihak tidaklah sedikit. Pertempuran ini berlangsung selama tiga bulan. Akhirnya, pertempuran pun dimenangkan Saladin dan pasukannya. Tepat pada 2 Oktober 1187, dia berhasil membebaskan kota suci Yerusalem.

Karen Amstong mendeskripsikan tentang bagaimana akhlak dan kemuliaan Saladin dalam buku Holy War. Saat dia dan pasukan Muslim memasuki Al-Quds, tidak ada satu orang pun (warga sipil) Kristen yang dibunuh. Tidak ada pula perampasan harta benda. Bahkan jumlah tebusan (jizyah) pun sangat disengaja sangat rendah. Seluruh penduduk Al-Quds dijamin keamanannya tanpa membeda-bedakan ras dan agamanya.

Salahudin memerintah Al-Quds dengan adil, bahkan membuat umat Nasrani mengaguminya. Suatu hari seorang tua Nasrani bertanya kepada Saladin, "Kenapa Tuan tidak melakukan balas dendam terhadap musuh-musuhmu?"

"Islam bukanlah agama pendendam bahkan sangat mencegah dari melakukan perkara diluar perikemanusiaan, Islam menyuruh umatnya menepati janji, memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf dan melupakan kekejaman musuh ketika berkuasa walaupun ketika musuh berkuasa, umat Islam ditindas," papas Saladin

Mendengar jawaban itu, bergetarlah hati orang tua itu. Ia pun kemudian berkata, ''Sungguh indah agama Tuan! Maka diakhir hayatku ini, bagaimana caraku memeluk agamamu?'' Salahudin pun berkata, ''Ucapkanlah dua kalimah syahadah.''

Untuk mengetahui gambaran yang lebih visualis, kemuliaan akhlak Shalahuddin tergambar dalam film Kingdom of Heaven besutan sutradara Ridley Scott. Dalam film tersebut terdapat adegan ketika dia mengangkat salib yang jatuh tergeletak di tanah dan menempatkan kembali pada tempatnya.

Demikianlah sosok heroik dan menginspirasi Shalahuddin alias Saladin. Saat ini, Al-Quds yang memanas membutuhkan sosok pemimpin sekaliber Saladin yang mampu mewujudkan kedamaian dan keadilan di sana dan juga di seluruh dunia. Semoga nanti muncul para pemimpin Muslim yang mampu mewujudkannya.

Hari & Karlin | FiksiminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang