Wali Kelas dan Wali Siswa Tak Harmonis

46 7 0
                                    

Minggu-minggu ini para guru disibukkan dengan pengisian rapor Kurtilas (kurikulum dua ribu tiga belas) yang cukup melelahkan dalam pengisiannya. Tak terkecuali juga dengan Karlin. Juga tak hanya mengisi rapor, di sela kesibukannya sebagai wali kelas dia diharuskan untuk membantu bagian keuangan untuk menyampaikan invoice kepada para orangtua.

Orangtua juga manusia, respon mereka ketika disampaikan tagihan, bermacam-macam. Ada yang mengucapkan terima kasih, ada juga yang ngomel. Maka sebagaimana para guru lain, Karlin pun harus melayani dan merespon apa pun balasan dari para orang tua dengan ekstrasabar.

Di antara sekian orang tua, inilah jawaban yang membuat matanya meleleh dan hatinya teriris. Ah lebay amat. Tapi inilah kenyataan. Beginilah isi chat di WA:

Ibu, Ibu nggak tahu ya, kalau anak guru dan yayasan tidak perlu ditagih-tagih begini. Jangan samakan anak guru dan yayasan dengan anak-anak yang lain. Pelayanannya harus beda. Begitupun dengan invoice.

Karlin membalas:

Iya, Bu mohon maaf atas kesalahan saya. Namun saya juga kirim pesan yang sama kepada ortu yang di yayasan, mereka bisa maklum adanya.

Tak lama kemudian balasan lagi muncul.

Ya, tapi ini nggak etis, nggak sopan.

Karlin makin malas melayani. Seakan-akan kekeliruan dan ketidaktahuannya sangat fatal.

Karlin hanya bisa mengelus dada. Beginilah nasib guru,terutama guru swasta yang tidak memiliki tunjangan dan karirnya tidak jelas.Nggak jelas honorer dan nggak jelas juga apakah akan memiliki sertifikasi.Semua harus dijalani dengan penuh keikhlasan, lapang dada meskipun apa yangdikerjakan terkadang tidak sebanding dengan pengorbanan yang sudah dilakukan.     

Hari & Karlin | FiksiminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang