25 : Tak Disangka

1.5K 91 1
                                    

S

K

I

P

...

***

Ali sampai di rumahnya. Lebih tepatnya rumah orang tuanya. Disinilah tempat ia di besarkan. Dengan disiplin keras dari sang papi, Freedy Martinez. Dan kasih sayang oleh sang Mami, Sandra Carla.

Ia melangkah masuk. Ketika kakinya menginjak ruang tamu seorang pelayan menghampirinya.

"Anda di tunggu tuan dan nyonya di ruang kerja"

Ali hanya mengangguk dan melangkan ke ruang kerja papi nya.

Tok.. Tok..

Ali mengetuk pintu ruang kerja.

"Masuk"

Suara bariton khas sang papi terdengar dari dalam.

Ali membuka pintunya perlahan. Dia melihat Papi dan Maminya yang sedang bicara serius.

Melihat Ali masuk Freedy langsung menghentikan perbincangannya. Dan Sandra langsung menghambur peluk pada anaknya.

"Mami rindu Ali"

"Ali juga, Mi"

Ucap Ali membalas pelukan hangat dari sang Mami.

Namun, suara deheman menghentikan aktifitas ibu dan anak itu. Sandra melepaskan pelukannya dan menuntu Ali duduk di sofa panjang bersamanya. Sedangkan Freedy duduk di sofa Single.

"Papi kenapa pulang secepat ini, bukannya lusa ya? "

Ucap Ali heran

"Papi pulang lebih cepat karena ada hal penting yang harus papi sampaikan"

"Kan bisa lewat telpon"

"Tidak Ali! Papi harus mengatakannya langsung"

"Memang ada apa? Apa ada masalah dengan cabang perusahaan di luar kota"

"Ini bukan masalah perusahaan"

"Lalu? "

Ada firasat tak enak yang melintas di hatinya.

"Ini masalah perjodohan kamu dengan teman papi"

"Perjodohan? "

"Ya, papi sudah menjodohkan kamu dengan sahabat Papi. Dan papi tidah menerima penolakan"

"Tapi.."

Sebelum Ali melanjutkan sanggahannya. Freedy sudah terlebih dahulu meninggalkannya dengan Sandra.

"Mi.. "

Ucap Ali memohon

"Mami gak bisa nolong kamu. Kamu sudah tau kan kalo Papi sudah bilang seperti itu gal ada yang bisa ngebantah"

"Tapi Mi, Ali sudah punya seseorang yang spesial"

"Kenapa kamu gak bilang dari awal? Kalo sudah seperti ini mau bagaimana lagi. Kamu harus memutuskan dia"

Ucap Sandra dengan acuh.

Ali menggelengkan kepalanya. Ia tak menyangka Maminya ternyata sama saja. Mereka tak mengerti perasaan Ali.

Ali meninggalkan Sandra. Dengan perasaan campur aduk, marah, kesal, takut, kecewa, dsb.

Ia menutup pintu ruang kerja dengan kasar.

"Maafin Mami Ali. Setelah kamu tau siapa orang yang akan menjadi jodoh kamu, Mami yakin kamu pasti akan sangat bahagia. "

Sandra berbicara sendiri setelah Ali meninggalkannya. Bukannya ia tak mau mengerti perasaan putranya. Tapi, ia tau orang yang menjadi calonnya adalah sumber kebahagiaan putra nya dari dulu.




[K.R1]Sepanjang Hidupku (THE END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang