36: H-6 (4)

1K 79 0
                                    

S

K

I

P

...

***

Mobil Ricky terhenti di pekarangan rumah Prilly. Ia memandang kosong rumah megah di depan nya.

Rumah dimana ia di besarkan dengan ketidak adilan. Rumah 'terkutuk'. Tanpa sadar tangan nya menggenggam stir dengan kencang. Rahang nya mengeras mengingat kejadian demi kejadian yang membuat ibu nya yang awalnya menyayangi nya menjadi membenci nya.

Flashback

"Ily, ayo turun. Nanti kamu jatuh. Gimana bisa sih kamu naik ke sana? "

Ricky dengan kesal meneriaki Prilly kecil yang berada di atas pohon. Entah belajar dari siapa untuk memanjat.

"Ya, memanjat lah. Icky gimana sih"

Ucap Prilly dengan nada cemooh. Ia duduk di salah satu dahan pohon yang besar itu.

"Ck! Prilly Morata Alverez cepat turun"

Ricky berteriak dengan kesal. Mendengar nama lengkap nya sudah disebut Prilly lekas menuruti nya karena Ricky bakal memanggil nama lengkap nya jika sudah marah.

Glek

Mati lah kau Prilly. Telinga mu akan di jewer oleh Icky.

Prilly turun dari pohon itu.

Bruk

Kaki Prilly terpeleset hingga ia terjatuh dan kepalanya terkena batu yang ada di bawah pohon sana.

"Priiilllyyyy"

Ricky langsung menghampiri Prilly dan meletakan kepala Prilly di paha nya

"Bibi... Bibi... Tolong Prilly, bi"

Teriakan Ricky menggelegar sampai ke dalam rumah. Membuat seluruh penghuni nya keluar.

"Prriilllyyy"

Dafynci menghampiri Ricky dan Prilly yang pertama. Melihat kepala Prilly yang berdarah tanpa pikir panjang ia menggendong anak nya.

"RICKY! APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN TERHADAP PUTRI SAYA. HAH! "

Teriak Mario.

"Ricky tidak melakukan apa apa....Prilly... Prilly.. Terjatuh dari pohon waktu dia mau turun"

Ucap Ricky sesegukan. Ia berlindung di belakang tubuh Bibi

Mario menggeleng tak percaya. Bagaimanapun anak seseorang penjahat tetaplah penjahat sebaik apapun mereka membesarkannya. Pikir Mario.

"Bi, panggil supir suruh secepatnya menyiapkan mobil. Lalu, kamu Ricky. Saya tak ingin lagi kamu mendekati Putri saya. Kalo kamu masih nekat akan saya buat kamu tak bisa lagi melihat Putri saya"

Mendengar penuturan Mario tersebut tubuh Ricky menegang. Ia tak ingin kehilangan Prilly. Bibi menariknya pergi menjauh untuk memanggil supir.

'Apakah ini adalah hari terakhirnya bermain bersama Prilly? '

Pikir Ricky

Setelah supir datang orang tua Prilly langsung bergegas ke rumah sakit. Di balik jendela samping pintu Ricky menatap kepergian mobil itu.

Dalam hati ia berharap semoga Prilly tidak apa apa.

"Ricky, sekarang kamu istirahat yuk"

Ajak Sang bibi yang hanya dibalas anggukan lesu oleh Ricky.

Bibi yang melihat itu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Ricky. Ia menatap nya dengan penuh pengertian.

"Prilly akan baik baik saja. Walau Ricky dilarang ketemu sama Prilly tapi, Ricky masih bisa melihat nya kan"

Bibi mengusap kepala Ricky dengan sayang. Ia sudah menganggap Ricky putra nya sendiri sejak Ricky menginjakan kaki di rumah ini.

"Tapi, Bi. Dulu Ayah sayang sama Ricky kenapa sekarang Ayah jahat? "

Ricky menatap bibi dengan mata berkaca kaca

"Sttt... Jangan ngomong kaya gitu. Ayah Ricky gak jahat. Tuan saaaayaaanggg banget sama Ricky. Tapo, mungkin cuma ada kesalah pahaman kecil saja makanya Tuan seperti itu. "

Ia memeluk tubuh kecil Ricky

"Memang apa yang Ricky lakukan sehinga ayah berlaku seperti itu"

"Suatu saat Ricky akan tau. Jadi, jangan benci sama Ayah Ricky ya. Semua manusia melakukan sesuatu pasti ada alasannya. Entah apa itu. Yaudah, sekarang Ricky istirahat "

Bibi menggandeng tangan Ricky menuju kamar pembantu yang bersebelahan dengan bibi di dekat dapur . Memang selama ini Ricky di beri kamar di sana.

"Icky, kok ngelamun"

Suara Prilly membuyarkan lamunan nya. Ia menatap Prilly yang ada di sampingnya.

"Ayo masuk"

"Emm.. Apakah harus? "

Mendengar pertanyaan Ricky yang seperti nya ragu untuk masuk membuat Prilly terhenti saat ia akan membuka pintu mobil. Prilly tersenyum lembut. Ia tau apa yang membuat Ricky ragu. Prilly menggenggam tangan Ricky.

"Itu semua adalah masa lalu, Cky. Sekarang sudah waktunya saling memaafkan. Dan, mungkin ini sudah waktunya ayah menjelaskan sikap nya selama ini terhadap kamu"

Ricky terdiam beberapa saat sampai akhirnya ia mengangguk. Prilly tersenyum lebar. Dan membuka pintu mobil. Prilly menggandeng tangannya masuk ke dalam rumah yang tidak pernah berubah.

Akhirnya, setelah bertahun tahun ia meninggalkan rumah ini. Ia kembali lagi. Sesampainya di dalam Prilly berteriak dengan riang.

"Bunda.. Ayah.. Ali.. Prilly pulang"

Ricky dapat melihat wanita yang melahirkan nya itu. Wajahnya masih sama. Ia berbalik menghadap Prilly. Namun, seperti nya ia belum menyadari ada Ricky di sana.

"Prilly, kamu sudah pulang"

Dafynci,- sang ibunya- itu tersenyum. Namun, tak lama karena ia menyadari kehadiran Ricky. Begitupun, Mario -sang ayah- ia nampak kaget melihat kehadiran Ricky.

Ricky menundukan kepala nya tak ingin menatap mata yang memandangnya tak percaya itu.












[K.R1]Sepanjang Hidupku (THE END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang