BAB 6

2.2K 54 0
                                    

BumiDatar
Mau belajar bolos gak?.

Sebuah notifikasi dari ponsel Vena menunjukkan user name BUMI DATAR. Panggilan yang tak akan ia ubah sampai kapan pun. Dan asal tahu saja, Vena dipaksa untuk memberikan ID LINE nya pada Athlas sore kemarin sepulang sekolah.

"Zalfa?"

"Hm." Zalfa hanya berdeham sambil menyalin apa yang ditulis Bu Titik di papan tulis.

"Lo pernah bolos?"
Zalfa menghentikan kegiatannya menyalin. Ia menatap Vena dengan penuh selidik.

"Pernah. Tapi Gue gak tenang, jadi Gue bolos cuma sebentar."
Vena mengangguk. Ia kemudian menatap kembali ponselnya. Rasanya ia ingin sekali merasakan hal-hal baru yang mungkin akan menjadi seru untuk dikenang nanti.

"Gue mau nyobain bolos ya?"

Ucapan Vena membuat Zalfa mengalihkan pandangannya. Seraya ingin sekali tertawa kencang, Zalfa malah tersenyum. Namun disayangkan bila yang didepan tidak sedang mengajar, mungkin sudah ia lakukan.

"Lo gila hah?"

"Gue mau nyobain gimana rasanya,Zal."

"Athlas yang ngajakin?"

Vena mengangguk mengiyakannya.

"Mau bolos apa mau pacaran hah?"

"Bolos lah."

"Pacaran aja lah."

"Zalfa, Gue cuma mau bolos."

"Iya iya, sono minta ijin sama Bu Titik."

"Gimana ijinnya?"tanya Vena.

"Ya ijin mau bolos lah."

"Kalo gue bilang gitu ketahuan dong bolosnya?"

"Kok bego dipelihara sih, ijin ke toilet kek. Apa beli pulpen, atau apapun terserah Lo."

"Oke, doain Gue." Ucap Vena.

"Doain apaan?"

"Doa mau makan aja, Gue laper." Ucap Vena sambil berjalan menuju meja guru.

"Kampret." Ketus Zalfa.

Sesudah Vena keluar dari kelas dengan izin membeli Buku catatan,Vena langsung mengirim pesan kepada Athlas.

Vena.
Gue dikolidor Sebelsa IPA.

Tanpa menunggu lama sebuah pesan masuk kembali kedalam ponsel Vena. Ntah ada angin dari mana Ia segera membalas pesan tersebut.

BumiDatar
Belakang Sekolah. Sebelah pohon mangga kedua dari tanaman semak.

Vena.
Ngapain?

BumiDatar
Buruan!!

Vena tidak membalas pesan tersebut. Kemudian ia masukkan ponselnya kedalam saku kemejanya. Segera ia mengambil langkah menuju arah yang telah Athlas tunjukkan pada Vena. Saat itu Vena mencari pohon mangga kedua setelah semak-semak.

Dan, yap. Athlas ada disana. Athlas sedang asik memakan kuaci dengan kantung kresek hitam sebagai tempat sampahnya. Vena yang melihat hal tersebut ingin tertawa. Athlas masih belum menyadari kehadiran Vena disana.

"Jadi kalo lagi bolos itu makanin kuaci?" Tanya Vena yang langsung duduk disebelah Athlas.

Cukup mengejutkan sekali kedatangan Vena ini. Athlas ingin sekali berteriak dan berbicara apapun yang ingin ia ucapkan. Namun ntah mengapa ia tidak bisa melakukannya.

"Gue kira Lo nggak mau kesini."Ucap Athlas sambil masih mengunyah Kuaci.

"Gue juga mau menikmati masa SMA kali. Masa iya gue diem dikelas mulu." Balas Vena.

Vena & Athlas ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang