BAB 12

1.3K 29 0
                                    

Vena menjatuhkan badannya diatas kasur kesayangannya. Dia lelah sehabis melakukan pertandingan tadi. Ia diberi dispensasi oleh sekolah untuk pulang beserta pemain basket lainnya.

Namun, pikiran Vena masih menjelajah disekolah. Iya, dia masih mencari Athlas yang ntah kemana menghilang.

Vena merasa sedikit kecewa pada hatinya. Ia pikir Athlas akan menunggunya dipinggir lapangan, ternyata itu sama sekali tidak terjadi. Vena hanya bisa menatap layar ponselnya yang memperlihatkan bahwa Athlas sedang online.

Artinya Athlas sedang menggunakan aplikasi chat yang sering mereka gunakan.

Lo dimana?

Butuh beberapa menit untuk melihat Athlas kembali online. Tapi sayang sekali. Percuma saja Vena berharap. Athlas tak kunjung membalasnya.

"Rasanya aneh saat Lo nggak bales chat gue."

∆∆∆

"Lo sendiri, Tha?" Tanya Jimmy.
"Berdua kok." Jawab Athlas.

Jimmy celingukan mencari siapa yang Athlas bawa saat ini. Dan Yap, seseorang itu datang dan langsung menyapa Jimmy.

"Hallo, Jimmy." Ucap Lufi.

Ya, memang benar Jimmy terkejut. Baru kali ini Athlas mau mengajak mantan pacarnya pergi ke acara bazar disekolah Athlas yang dulu.

"Oh... Jadi ceritanya cinta lama belom kelar nih?" Tanya Jimmy.

"Ih, apaan sih. Tadi gue sama Lucky. Tapi motor dia mogok. Terus Athlas lewat dan lihat Lucky. Terus Lucky nyuruh Gue bareng Athlas. Lo juga sih, Lo yang ngajak tapi kagak jemput." Jelas Lufi pada Jimmy.

"Hilih. Tuh anak nipu Lo. Dia sebenernya mau jemput gebetannya."
"Yang lain mana,Jim?" Tanya Athlas.

Jimmy menunjuk Najwan dan Zilan yang sedang menjaga stand mereka. Iya, Najwan membuka stand baju distronya disini. Atas segala permohonan dari Jimmy itupun.

Dan malam ini, malam yang cerah untuk menikmati bazar tahunan sekolahnya dulu. Bazar yang dibuka untuk umum tentunya.

Athlas berjalan menuju stand kawannya dan bercengkrama dengan ramah. Athlas memang terkenal disekolah ini. Ntahlah, menurut para siswi disini, Athlas itu orang tertampan yang ada disekolah.

"Lo masih nyimpen hati sama Athlas?" Tanya Jimmy pada Lufi disampingnya.

Lufi sedikit tersenyum, "Guekan udah bilang. Pertemanan itu jauh lebih baik daripada harus bermusuhan."

"Jadi?"

"Apaan sih,Jim. Gue itu udah menggap kalian itu Abang Abang gue."
"Yakin nih?"
"Yakin lah. Emang kenapa sih Lo kepo banget?"
"Gue kasian sama Vena kalo misalnya Lo masih nyimpen perasaan sama Athlas. Lo kenal Vena kan?"

Lufi tersenyum kembali. Ia tidak mungkin tidak mengenal Vena.
"Gue tahu kok. Mereka saling suka. Satu sekolah aja udah pada gosipin mereka pacaran."

Athlas tiba distand distro Najwan. Beberapa kaos sudah ada yang membeli. Beberapa lagi masih menggantung. Najwan tak membawa penjaga tokonya. Ia ingin melakukannya sendiri hari ini. Terlebih hari ini ia akan berkumpul dengan sahabat sahabatnya.

Vena & Athlas ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang