BAB 18

1.1K 31 1
                                    

*Flashback on*

Selepas Athlas mengantar Veli kerumah, ia langsung menuju rumah Lucky. Janji dengan temannya yang lain tentunya.

Dengan senang hati Athlas menuju rumah Lucky. Setelah tiba di rumah Lucky, ternyata ketiga temannya masih diluar rumah. Menunggu Athlas tentunya.

"Ceileh... Solid banget sih kalian ma Gue.. kuy lah masuk kita." Ucap Athlas dan langsung membuka pintu rumah Lucky yang sudah biasa mereka kunjungi.

Dan Athlas membisu seketika. Ia sangat tidak percaya dengan apa yang ia lihat didepannya.

"Bebek beruang monyet kek orang nya anjir." Ucap Jimmy refleks saat melihat Vena dan Lucky sedang berpelukan.

Bukan hanya Athlas yang terkejut. Dan baru kali ini pula Lucky mengajak perempuan kerumah.

Jantung Athlas seperti berhenti berdetak. Oksigen pun sudah sangat menipis sehingga dadanya sesak.

Tanpa mengucapkan kata kata lain, Athlas meninggalkan tempat itu dengan kemarahan yang bisa saja membuat dirinya tidak baik.

*Flashback off*

Athlas mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Ia melihat mobil mengikutinya dari tadi.

Iya, Najwan dan Zilan memang mengikuti Athlas. Menjadi penguntit karena khawatir memang tidak terlalu dipermasalahkan oleh Athlas.

Lalu, Athlas menghentikan motornya disebuah dataran tinggi. Menyalakan lampu motor sebagai penerangan dan ia berdiam dipembatas jalan.

Athlas menatap lampu kota yang jauh dari sana. Ntahlah, pikirannya kacau kali ini.

"Lo tenangin diri Lo dulu, Tha." Ucap Najwan. Seraya memberi dukungan pada Athlas.

"Kalian nyembunyiin ini semua kan dari gue?" Tanya Athlas.

"Zilan nggak tahu kalo malem ini mereka lagi berdua. Jernihin dulu pikiran dari prasangka buruk, Tha."

"Pantes aja waktu acara bazar Gue disuruh jauhin Vena."

"Lucky ngomong begituan sama Lo?" Tanya Najwan.

"Dia nyuruh gue menjauh biar dia bisa mendekat. Gue paham, dia pengen Vena jadi miliknya dengan menyingkirkan Gue dulu."

"Tenangin dulu pikiran,Tha. Jangan asal nyimpulin aja."

"Lan, Lo nggak ngerti. Gue disini merasa dikhianati sama temen sendiri. Kalo Lo ada diposisi Gue pasti Lo lakuin apapun yang Lo mau. Termasuk nuduh orang bahkan nyelakain diri sendiri."

"Lo jangan macem macem,Tha." Tahan Najwan saat Athlas hendak pergi.

"Gue masih punya otak. Gue sayang Bunda, Lo berdua balik. Gue bakalan tenangin diri dulu. Lan, Gue pinjem rumah pohon untuk malam ini."

Athlas kembali mengendari motornya. Dan kini Zilan dan Najwan saling tatap.

"Kasih dia waktu sendiri. Kuy balik." Ajak Zilan.

Vena & Athlas ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang