BAB 13

1.2K 32 2
                                    

"Gue nggak terlalu yakin kalo gue suka sama dia." Ucap Athlas menatap Lucky.

Malam ini mereka berbicara banyak mengenai hubungan Athlas dan Vena. Tak lupa, Lucky menceritakan bagaimana kisah kecil antara dirinya dengan Vena.

Mungkin sampai sekarang Vena adalah perempuan yang selalu mempunyai tempat di hati Lucky. Tapi percayalah. Sekarang Lucky lebih senang jika Vena bersama dengan Athlas.

Namun, bukan Lucky tidak mau berjuang untuk Vena. Hanya saja Lucky tidak ingin mengorbankan keluarganya untuk kebahagiaannya sendiri. Terlebih lagi, ada seseorang yang ia temukan dan ia harus menjaga hatinya. Dan sebelum semuanya lebih kacau lagi, ia harus melakukan sesuatu sesegera mungkin.

"Coba Lo jangan ketemu sama Vena. Kalo Lo ngerasa kehilangan dia. Simpel aja. Lo udah mulai terbiasa dengan keadaan dia."

Mengingat kejadian tadi malam, Athlas hanya terdiam sembari menatap potonya bersama Vena beberapa waktu lalu.

Menjauh dari Vena bukan hal berat bagi Athlas. Tapi hatinya tidak bisa berbohong. Hatinya selalu saja mencari cari Vena.

Mungkin, dengan dirinya tidak bertemu dengan Vena akan membuktikan semua ucapan Lucky. Tapi percayalah, tanpa melakukan itu, Athlas sudah bisa membuktikannya.

"Gue harus nyoba saran dari sobat Gue. Urusan dia ngambek mah gampang obatnya."

****

Serangan bantal beterbangan menimpa tubuh Jimmy. Baru saja beberapa detik yang lalu ia masuk kedalam kamar Vena, dan sekarang Jimmy sudah keluar lagi disertai dengan teriakan Vena.

"Kak Jimmy jangan buat Kakak marah." Ucap Pelangi yang datang dari kamar sebrang.

"Dia kenapa sih? Kayak singa aja, ngamuk."

"Husss. Kak Vena dari semalam juga begitu. Coba tanya sama temennya Kak Jimmy. Ngasih kabar nggak dia."

Jimmy menaikkan alisnya sebelah. Bingung yang ada didalam kepala Jimmy saat ini.

"Ya ampun. Kak Athlas, Kak. Coba Kak Jimmy tanya sana."

"Nggak perlu. Lagian Lo kenapa kesini sih? Disuruh mantau keadaan gue sama dia?" Ucap Vena yang keluar dari kamarnya.

Jimmy makin kebingungan. Jelas, dia tidak tahu sebab kenapa Vena seperti singa mengamuk tidak jelas. Dan Jimmy tidak tahu apa hubungan semua ini dengan Athlas.

"Gue gak ngerti,"
"Kak Jimmy anterin Angi ke rumah Naisyah yang dideket sekolah ya. Ayo Kak." Ajak Pelangi.

Mungkin maksud pelangi adalah menyelamatkan Jimmy dari amukan Vena. Tapi Jimmy tetaplah Jimmy yang tidak mengerti apa-apa.

Setibanya di mobil Jimmy, Pelangi hanya diam.

"Lo beneran mau kerumah temen Lo?" Tanya Jimmy.

"Nggak lah. Ngapain juga Angi kesana."
"Terus?"
Pelangi tersenyum,"Kakak temenan sama Kak Athlas kan?"

Jimmy mengangguk. Benar, dia memang berteman dengan Athlas. Malah bersahabat. Eh bukan-bukan mereka sudah bagai sodara kandung.

Vena & Athlas ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang