BAB 2

3.2K 76 1
                                    

“Pak bukain atuh, Saya murid baru dari SMA PANCASILA.” Ucapnya geram.
“Maaf A, kumahanya Didalam téh lagi upacara bendera.Sebentar lagi selesai, tunggu aja atuh. Soalnya nggak ada yang nanganin Kamu kalo Kamu masuk.” Balas Security itu.
“Emangnya Saya  orang sakit apa pake segala harus ditanganin.” Ucap remaja laki-laki yang memaksa masuk ke sekolah itu.
“Ck, tenang aja kali.”
“Lo siapa lagi? Pasti Lo cabe-cabean yang suka dipinggir jalan .”ucapnya saat melihat seorang gadis dengan gaya rambut yang bisa dibilang tidak cocok untuk anak sekolahan.
“Segitu rendahnya ya Gue? Pak Saya yang dari Home Schooling. Kata Mama ,Saya langsung ke Tata Usaha.” Ucap gadis itu .
“Oh, iya silahkan Kamu masuk . lalu temui Pak Kus di ruangan Tata Usaha.”
“Dimana ruangannya, Pak?”
“Neng masuk aja,sebelah kiri dari pintu itu adalah ruangannya.” Ucap Security itu.

Gadis itu langsung masuk tanpa pikir panjang. Meski ini adalah hari pertamanya sekolah disekolah umum. Namun, untuk hal interaksi dengan sesama orang berseragam sama ia berani. Gadis itu memberi ejekan berupa jempol yang jadinya diatas , kini menjadi dibawah kepada sosok anak baru laki-laki yang belum bisa masuk.
“Giliran sama cewek aja bisa.”
“Tuh. kan Saya sudah bilang. Sebentar lagi. Ayo masuk. Langsung cari ruangan Kepala Sekolah .”

Selang beberapa detik Athlas, cowok pindahan dari SMA PANCASILA mengikuti gadis yang diduga sama dengannya ,anak baru disini. Athlas langsung menyusul gadis itu, ia menarik tas gadis itu dari belakang sehingga membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

“Sesama anak baru disini, nggak ada yang namanya saling mendahului.” Ucap Athlas.
Gadis itu menghela napas. Lalu memandang Athlas dengan tatapan kurang suka.
“Udah ceramahnya?”
“Ya belom lah. Kenalin Gue Athlas Faj-.”
“Gak penting kenal sama Lo.”Potong gadis itu.

Gadis itu meninggalkan Athlas yang masih ingin sekali memperkenalkan dirinya.Athlas menarik nafas, ia mengambil ancang ancang untuk menjahili gadis itu. Langkahnya ia percepat. Dia kembali menarik tas gadis itu.

“Mau Lo apa sih?”Tanya gadis itu geram.
“Ternyata Lo batu ya? “
“Gue manusia. Lagian nama Lo aneh banget sih.” Ucap gadis itu sambil meronggoh tasnya.
“Nama Gue itu bagus. Nama Lo siapa?. Tinggal sebutin , dan Lo bebas-“

Byurr…..

Wajah Athlas basah kusup. Gadis itu berhasil menyiramkan air mineral yang ia bawa dari rumah. Banyak siswa yang menyaksikan drama mereka, terlebih ini setelah jam upacara banyak siswa yang berkeliaran dikolidor.

ØØ
Suasana mencekam menyelimuti atmosfer ruangan yang cukup besar ini. Tatapan tak suka dari Gadis itu terus mewarnai wajahnya.
“Vena, apa yang Kamu lakukan ini tidak baik.”
“Bukan Saya , Pak. Dia mulai duluan.”
“Kalian anak baru. Kenapa sudah ada kejadian ribut ributan dikolidor?” Tanya Pak kepala sekolah.
“Dia yang mulai.” Ucap remaja laki-laki itu.
“Enak aja. Bukan Saya, Pak. Dia yang mulai.” Ucap gadis itu tak mau kalah.
“Sudah. Kalian Bapak hukum. Kalian bersihkan semua kolidor atas.”
“Tapi Pak,” ucap Gadis itu.
“Mau Bapak ubah jadi lari keliling lapangan sebanyak lima puluh putaran?”

Hanya kesal didalam hati Gadis itu. Baru bertemu satu orang, masalah sudah timbul saja. Apalagi nanti kalau dia harus ketemu yang lainnya. Entah apalagi yang akan terjadi.

Mereka berdua digiring menuju kolidor atas oleh Kepala Sekolah mereka. Saling ejek menggunakan bibir keduanya lakukan sampai kaki mereka berhenti dikolidor atas.

“Kalian bersihkan semua ini, nanti setelah selesai temui Saya diruangan. Kalian belum ditentukan duduk di kelas mana. Selamat bekerja. Jangan ada ribut lagi.” Ucap Pak Adam selaku kepala sekolah.

Kini kedua murid baru itu sudah lengkap dengan senjata mereka , Athlas dengan alat pel dan sapunya begitupula gadis itu.
“Nyesel Gue pindah kesini.” Ucap Gadis itu.
“Udah kerjain aja.”
“Gue gak bisa.”
“Lo gak bisa nyapu sama sekali?.”
“Dirumah Gue semuanya dikerjain sama pembantu. Lagian Gue mana pernah disuruh nyapu dirumah.”
“Trus ? Lo nggak ada kemauan gitu buat ngelakuin hal seperti itu?.”
“Nggak penting banget sih. Udah sono kerjain.”ucap gadis itu.
“Nama Gue, Vena Raina Alanza. Pake V vespa.” Lanjtunya.

ØØ


Sekarang jam pelajaran keempat. Vena mulai masuk kelas, dengan diantar langsung oleh kepala sekolah. Sedangkan Athlas, ia didampingi oleh guru BP. Wajah Vena begitu tak bersahabat. Sepertinya ia merasakan sesuatu yang buruk akan menimpanya lagi.

Vena tiba didepan kelas . ia dipersilahkan untuk memperkenalkan diri.

“Nama Gue Vena Raina Alanza , pakai V vespa. Pindahan Home Schooling.” Ucap Vena dengan nada kurang suka.
“Ada yang ingin ditanyakan untuk Vena?” Tanya Guru Bahasa Indonesia.
“Bu , Vena duduk samping Saya boleh? Meja lain udah penuh soalnya.” Ucap sepoang murid perempuan yang duduk dibangku dekat dinding.

“Silahkan, Kamu duduk disamping Zalfa ya, Vena.”

Vena langsung menuju meja anak itu. Duduk disebelahnya dengan wajah enggan menengok kearah samping. Vena menarik nafas kasar, lalu ia bertanya pada gadis disebelahnya.

“Lo kenapa pengen banget Gue duduk disini? Lo mau ngebully Gue? Sayang banget,yang ada Gue ngebully Lo.” Ucap Vena.
“Gue gak minat begituan. Gue tahu Lo disosmed, kayaknya Lo anaknya asik, tapi gak tahu deh kalo aslinya nyebelin apa nggak.”
“Sst, brisik banget sih , Fa.”ucap gadis didepan mereka.
“Oh ya ,Ta. Ini Vena, dia bakal jadi squad anti bully . dan dia mama ganknya.” Ucap Zalfa.
“Wihh, bagus tuh. Gue udah lama nyari yang berani kayak gini. Gue udah geram sama kelakuan Nalda sama antek anteknya, minta diberantas banget  deh tuh orang orang.”ucap Arreta.

“Yang dipojokan tolong dengerin penjelasan Ibu. Jam kelima nanti ulangan harian .” ucap Guru Bahasa Indonesia.

Vena, Arreta dan Zalfa langsung saling menatap. Gugup karena tertangkap sedang ngerumpi dipojokan.

Dikelas lain, tepatnya kelas yang akan Athlas masuki. Athlas mengambil jurusan IPS, dan ia masuk dikelas XI IPS 2. Katanya kelas XI IPS 2 adalah saingan ketat kelas XI IPA 7. Dimana XI IPA 7 adalah kelas Vena sekarang. Mungkin persaingan itu akan semakin menjadi jadi atau malah akan menjadi lembaran kenangan .

Athlas diantar guru BP masuk kekelasnya. Ia mendapat perhatian dari seisi kelas, Khususnya para perempuan yang gila terhadap Cogan Cogan di SMA Angkasa ini.

“ Assalamualaikum warahmatullohi wabarokatuh. Perkenalkan Nama saya Athlas Fajrin Ganimades. Saya pindahan dari SMA Pancasila. Saya lagi ngelelang My babe Hamster yang saya samarkan namanya menjadi mawar.”

Perkenalan yang aneh, tapi dapat memikat perhatian seisi kelas. Bagaimana tidak, ucapannya sedikit mengocok isi perut dan dengan paras tampan yang dimiliki Athlas , semuanya tersimpulkan bahwa Athlas adalah laki laki berjenis aneh.

“Tha, Lo lagi perkenalan apa promosi? Malu maluin banget.” Ucap Najwan yang termasuk teman dekat Athlas diluar sekolah.

“Whoo... halo Bung , akhirnya Lo punya temen ganteng ya.” Ucap Athlas .
“Tha, duduk sini. Gurunya lagi kagak masuk.”
“Wih, bae bener kalian duduk aja Guru lagi nggak masuk juga.”
“Ya gimana mau keluyuran, CCTV ada dimana mana .”ucap seseorang dibangku depan Najwan.
“Kaya bener nih sekolah. “ucap Athlas.
“Keluarga Alanza mah nggak bakalan tertandingi atuh, donatur terbesar, perusahaan dimana mana, bisnisnya banyak…” dan lain sebagainya yang diucapkan seorang gadis yang Athlas belum ketahui namanya.

Sepertinya Athlas mengingat seseorang bermarga Alanza . Sebuah senyum miring keluar dari bibirnya. Sepertinya ada rencana yang akan Athlas eksekusi untuk dinikmatinya disekolah yang terkenal dengan aturan aturannya.

Vena & Athlas ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang