Fiveteen

15.2K 780 113
                                    


Last chap..

Maaf kalau endingnya mengecewakan....







Happy reading...

Malam ini Naruto terserang penyakit galau, rasanya ingin sekali dia pergi menghampiri Sasuke yang pasti sedang sangat tersiksa karena sedang ngidam.

Bukan, bukan karena Naruto begitu perhatian pada Sasuke tentunya, apalagi merasa bertanggung jawab tapi itu murni karena dia ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Sasuke yang sedang mengidam.

Sedikit mengabadikan tentunya.

Kebetulan Naruto baru dapat endorse dari salah satu pengusaha elektronik yang sedang mengembangkan usahanya di Konoha, sebuah handphone dengan kamera 23 mega pixel di dalamnya.

Setelah lelah karena sedikit kesal pada sang istri yang tak juga paham dengan jiwa kekepoannya justru menasehatinya agar tidak melakukan hal-hal aneh lagi, akhirnya Naruto yang masih memakai piyama kodok hijaunya dan sendal tidurnya nekat mengendap-endap di kediaman Yamanaka.

Naruto melihat pintu rumah Yamanaka sudah tertutup rapat, bahkan lampu-lampu sudah dipadamkan, tanpa rasa putus asa Naruto mengendap-endap mendekati pagar yang mengelilingi rumah keluarga penyuka bunga itu.

Tidak ada kekei genkei yang terpasang, Naruto dengan mudah melewati pagar setinggi 3 meter didepannya, dengan hati-hati dia menuju jendela kamar Sai dan Ino, dia tentu hapal karena sudah beberapa kali datang ke kediaman Yamanaka tapi kenapa dia tidak lewat pintu saja, jawabannya tentu karena nyonya Yamanaka yang galaknya sebelas dua belas dengan wanita kesayangannya, istri sahabatnya Haruno Sakura.

Naruto kemudian mengetuk jendela tiga kali, itu adalah kode antara dia dan Sai, mungkin kalau ini di fic sebelah akan mirip adegan Naruto dan Sai punya hubungan terlarang.

Tapi tentu saja tidak ini semua demi Ino, amukan Ino maksudnya.

Tak menunggu lama Sai membuka jendela, dengan piyama berwarna merah marun, dan kompak dengan Naruto, Saipun masih mengenakan sendal tidurnya yang berwarna senada.

"Ada apa Rubah ekor sembilan, kau mengganggu tidurku tahu" Sai dengan ketus bertanya pada Naruto, matanya terlihat mengantuk.

"Ada hal yang harus aku bicarakan denganmu" Ucap Naruto.

"Apa itu penting, Naruto? "

"Tentu Saja, ini tentang Sasuke"

Sai mendesah.

"Kalau ini tentang Sasuke besok saja, aku mengantuk" Sai meraih gagang jendela berniat menutupnya, tapi tangan Naruto lebih cepat menahannya.

"Tunggu, aku tidak bisa menunggu sampai besok.. "

"Tidak.. aku tidak tertarik" Sai kembali menarik jendelanya.
Tapi Naruto dengan gesit menahannya.

"Kau tidak setiar kawan Sai " rajuk Naruto.

"Memang.. "ucap Sai datar, Naruto menatap Sai memelas.

"Ayolahh.. Sai.. "

"Tidak, kau nanti membohongiku lagi"

"Tapi kali ini tidak..aku minta maaf kalau dulu aku berbohong padamu Sai "

"Aku tidak percaya.. "

"Kau harus percaya.. "

"Tidak..kau rubah licik"

"Tidak, aku jujur aku bahkan punya surat dari mereka"

Sai terdiam, Naruto menyeringai.

Because of love  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang