Part 2
Happy reading
Sarada berhenti di sebuah bangku dekat Rumah Sakit tempat mamanya bekerja matanya menerawang menatap bangunan megah itu.
"Mama.... "Ucapnya lirih airmatanyapun luruh dia benar-benar bingung apa yang harus dia putuskan, meski papanya tak mau memaksakan kehendaknya tapi Sarada merasa dia harus memakan buah simalakama.
"Sarada..... "
Sebuah suara familiar terdengar memanggil Sarada.
Sarada menghapus airmatanya cepat dia tak mau siapapun tahu kalau dia menangis.
"Kau disini, aku mencarimu kemana-mana"
Sarada hanya mengangguk pelan, tanpa berpaling.
"Sara. . "
"Maaf aku mengantarkan barang mama yang ketinggalan. . "Ucap Sarada berbohong, dia tak tahu harus memberi alasan apa.
Sarada masih tetap mempertahankan posisinya membelakangi pemuda yang kini berdiri tepat dibelakangnya, tak mau pemuda itu tahu kalau dia habis menangis.
"Oh. . Sudahlah kalau begitu ayo kita pergi ke laboratorium, hari sudah semakin siang. . "
"Uhmm baiklah. . "
Sarada berdiri, setelah berusaha mengubah ekspresinya agar tak terlalu terlihat bersedih, dia berpaling menatap pemuda yang kini juga tengah menatapnya intens.
"Ayo kita pergi. . "Ucapnya sambil memamerkan senyum tipisnya yang manis, membuat semburat merah tipis hinggap dipipi tirus sang pemuda.
Sarada berjalan mendekat, membuat jantung pemuda itu terasa berdenyut riang, diraihnya jemari tangan Sarada yang terasa sedikit dingin menyalurkan kehangatan dari tangannya sendiri, Sarada tak menolak karena jujur dengan begini dia tahu setidaknya sekarang dia memiliki seseorang yang akan selalu ada untuknya, pemuda tampan yang beberapa bulan ini membuat hari-harinya dipenuhi romansa khas anak muda.
"Aku dengar papamu pulang semalam "
Sarada mengangguk.
"Kau pasti bahagia sudah lama sekali ya. . "
"Hn begitulah"
"Terakhir aku melihat papamu adalah Hanami tahun lalu, waktu itu aku melihatnya datang dengan diseret Mamamu"
Sarada tak merespon dia hanya mendengarkan saja pemuda disampingnya berbicara, sedikit janggal tak biasanya dia banyak bicara atau mungkin karena kali ini memang ada topik yang bisa dia jadikan pembicaraan, entahlah Sarada sedang tak ingin berpikir, bahkan ada banyak kalimat yang Sarada tak bisa tangkap dari pembicaraan pemuda disampingnya itu badannya memang disini tapi jujur pikirannya masih melayang memikirkan pembicaraannya dengan Papanya pagi tadi.
"Sara. . Kau kenapa? "
"Sara. . "
"Sarada. . "
Sarada seperti tersadar ketika bahunya diguncang kecil.
"Yah. .ada apa? "
Sarada sedikit panik ketika pemuda didepannya menatapnya begitu intens, dia tahu apalagi yang pasti akan terjadi, sial Sarada kenapa kau begitu bodoh batinnya.
"Ada apa, itu pertanyaan untukmu Sarada, ada apa? "
Sarada menggeleng, lalu tersenyum kecil berusaha menutupi kepanikannya.
"Aku, kenapa aku tidak kenapa-kenapa. . "
"Kau tahu kau berbohong Sarada"
"Aku tidak berbohong, aku hanya aku. . " Ucapan Sarada terhenti ketika mata tajam pemuda didepannya kini makin menatapnya penuh selidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of love [Completed]
FanfictionThe journey after war.. ❤sasusaku ❤ First publish 2 november 2017 Ketika makhluk ciptaan Orochimaru yang kabur dan mengincar keturunannya, apa Sasuke harus kehilangan satu lagi keluarganya yang bahkan belum sempat melihat dunia. Makhluk yang sang...