Pada seruas cerita kecil membingungkan, Jihoon berjalan tenang.
Ada rerintik salju.
Rerintik salju yang turun, menyanyi, menyapa Jihoon sore ini.
Pipi bulat itu masih ada, dan tetap akan mempersilahkan hadirnya sebuah senyuman.
Tangannya merengkuh barang-barang berat, kantung-kantung belanjaan dengan berbagai isi. Ada bahan makanan. Ada jajanan. Ada perlengkapan mandi. Ada juga mobil-mobilan kecil. Entah untuk siapa.
Tapi Jihoon tidak mengeluh, kok. Di trotoar ramai ini, dia tetap melangkah santai. Sampai akhirnya dia berhenti mendadak. Sebab salah satu kantung belanjaannya tiba-tiba robek karena kepenuhan. Dan isinya, terhambur.
Beberapa orang sempat melihatnya, maksudnya sih ingin membantu. Sayangnya Seoul terlalu sibuk, sehingga membiarkan Jihoon tetap menyelesaikan semuanya sendiri.
Benar begitu?
Agaknya tidak.
"Bisa kubantu?"
Ada suara berat yang hadir, membuat Jihoon yang mulanya sedang memasukkan buah-buahan, jadi mendongak. Seorang laki-laki berseragam, sekarang berjongkok di hadapannya.
"O-oh, tidak perlu, terima kasih." Jihoon masih bingung sendiri saat membalas orang itu.
"Aey, tak masalah." Toh akhirnya orang itu tetap membantu Jihoon.
Dan celakanya Jihoon tidak, atau mungkin, belum tahu.
Bahwa di dalam alam pikir orang itu, terjadi perputaran hebat.
'Anak ini, yang malam itu keluar dari kelab sambil menangis...?'
* * *
"Terima kasih sudah membenciku, Ong Seongwoo."
– Daniel
* * *
Dengan senyum lemah, Seongwoo memandang lekat pintu kusam apartemennya.
'Selamat datang di duniamu, Ong Seongwoo...'
Menggusur keluhan yang tidak perlu, Seongwoo dengan langkah pelan memasuki kediaman tercintanya. Sepi adalah yang ia tangkap pertama kali, namun saat menyadari ada sepatu Jihoon yang tergeletak sembarangan di samping rak, Seongwoo tersenyum lega. Jihoon memang masih serampangan. Tapi jangan ditanya apa Seongwoo akan marah. Tidak, kemarahan macam apa yang bisa Seongwoo tujukan pada Jihoonnya-yang-tersayang. Ehm, tidak pernah ada.
"Jihoon, aku pulang..."
Menyapa sunyi. Namun Seongwoo mendapati tidak ada sahutan balas. Mencoba memeriksa kamar Jihoon, Seongwoo menekan kenop pintu pelan-pelan.
Grap.
Hah??
KAMU SEDANG MEMBACA
Beatitude [Ongniel]
FanfictionDeretan episode tentang fase kehidupan Seongwoo dan si pangeran-musim-dingin-sialan pada sebuah titik termanis. "Haruskah kuragukan bahwa kau adalah definisi paling tepat dari frasa kebahagiaan?" - Ong Seongwoo [Ongniel/Kang Daniel/Ong Seongwoo/Wan...