14. Intonasi

2.1K 398 271
                                        


Matanya, menangkap sesuatu.

Disana itu, seperti, Daniel?

Great. Fragmen ini terjadi untuk yang ke dua kalinya di kehidupan Jisung. Menemukan Daniel di pinggir jalan.

Dunia memang sangat menyukai siaran ulang, eh.

Namun sekarang dengan bonus.

Ada seonggok Ong Seongwoo di sebelah Daniel.

Jisung enggan untuk memacu mobilnya. Memanfaatkan sepi, menghentikan mobilnya di tengah jalan. Ia diam dan tersenyum. Rasanya, geli. Dilihatnya Daniel yang terlihat sedang saling pukul dengan Seongwoo. Mereka tengah bergurau. Bagus. Di tengah jalan pula. Namun, astaga, manisnya. Jisung ingin membungkus mereka dan membawanya pulang. Dia sempat memiliki praduga dan ternyata dugaannya tepat, bahwa Seongwoo benar-benar sosok yang lekat dengan Danielnya. Ada kelegaan karena Seongwoo bisa ia andalkan untuk menjaga Daniel.

Membuat Daniel tertawa, misal.

Sekarang dua orang itu malah saling kejar di jalur penyeberangan, di perempatan jalan. Mentang-mentang jalanan kosong. Norak.

Dan Jisung sampai terkekeh melihatnya.

Ah, mengapa ada yang menyilaukan.

Sekilas ada cahaya yang mengalihkan atensinya. Jisung sempat memicing sebelum kembali mendelik.

Datang dari arah yang berlawanan.

Itu seperti, suara motor?

Mengapa dia melawan arus?

Mengapa dia– eh?

Sebentar, jangan bercanda.

Di jalur ilegal motor itu.


Ada Daniel dan Seongwoo.


"D-Daniel..."

Terlalu cepat. Harusnya mobil itu menyala, kepanikan dan kecerobohan Jisung malah membuat semuanya kacau. Dia memutuskan untuk keluar, berlari. Kasihan sekali. Bahkan teriakannya tertutupi oleh sengal nafas.

Dalam hitungan detik, cerita dunia bersiap untuk semakin berantakan.



* * *


"Tolong doakan, aku ingin Tuhanmu juga menolong Jisung."

– Daniel


* * *



"Jahat! Seongwoo sukanya main kasar!"

Itu Daniel, yang masih tidak terima bahunya linu-linu, akibat pukulan Seongwoo.

"Heh?? Seongwoo sukanya main kasar??" Ong maunya membantah. "Daripada kau!"

Bhuk. Lagi. Dipukul lagi Danielnya. Ditambah dengan lemparan segenggam es.

"Memangnya aku kenapa??"

"Daripada kau yang sukanya main cium!"

Daniel diam.

Seongwoo juga berhenti.

Beatitude [Ongniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang