9. Persona Non Grata

3.1K 506 355
                                    



[!] Mengandung konten 18+



* * *



Sungwoon–ditemani sisi teduhnya–menelan bulat-bulat wajah tertidur seseorang. Sensasi amburadul yang sering kali dirasakannya saat wajah Hwang Minhyun dia terima sebagai sebuah guratan karya sempurna, memang secara faktual membuat batinnya risih.

Ia selalu resah dengan sebuah ketenangan yang lugu.

Menyeka keringat, serta melepas topi dan mantelnya dengan tanpa suara gesekan. Sungwoon menggantungkan mantel di balik pintu, kemudian memutuskan untuk mengedarkan pandang pada sisi yang lain.

Sungwoon tidak tahu kapan terakhir kali ia melihat wajah Minhyun yang berkata dengan polosnya, "Kau pasti akan pulang, kan?"

Betul. Itu dulu. Dulu sekali hingga Sungwoon bisa lupa dengan hinanya. Dulu, saat pertama kali dirinya bersama segudang ketololan, meninggalkan Minhyun untuk hidup sendiri selama beberapa waktu lamanya.

Dulu, ketika dia memutuskan untuk mencari jalan lain sebagai pijakan segaris langkah hidup yang entah seperti apa ujungnya.



* * *


"Daniel, seperti inikah caramu menenangkan seseorang...?"

– Ong Seongwoo


* * * 



Pria itu memonitor layar tabletnya, menggeser satu-satu gambar yang tertera banyak. Senyumnya semakin naik. Ketampanannya brengsek sekali jika sudah begini. Duduk di jok belakang bentley mulsanne terbaru milik istana, dengan sesekali matanya mengerling jendela kaca mengamati keadaan jalanan luar.

Dia memang–hampir–selalu mengenakan outfit formal dan berkelas setiap harinya. Hairstyle yang mengikuti aroma mode terkini; seringkali khalayak bisa keliru menganggapnya sebagai aktor. Bukan, dia bukan pangeran dengan rambut klimis dan berparfum menyengat.

Jisung memang begini.

"Tuan, kepala polisi metropolitan mengatakan bahwa jalan menuju konferensi sudah disterilkan." Saat itu, sopir pribadinya menoleh ke belakang, memberikan laporan terkini.

Jisung mengangguk paham.

"Eum, tapi sebelum itu bisakah kita mampir dulu?"

"Bagaimana?"

"Semua dimulai pada satu jam lagi, kan. Masih ada waktu untuk datang ke tempat anak itu. Aku ingin memberitahu sesuatu padanya."

Sang sopir teladan tersenyum dan segera mengalihkan rute mobil tuannya.



* * *



Seongwoo sempat salah pada percobaan pertama, saat mengetikkan enam digit password key apartemen Daniel. Untungnya dia sukses pada percobaan ke dua. Memang pagi tadi Daniel memberitahukan sandi itu secara cuma-cuma pada Seongwoo. Entah apa alasannya, dan Seongwoo menerimanya tanpa banyak tanya.

Beatitude [Ongniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang