19. Selamat Datang

4K 419 735
                                    


[!] Dianjurkan untuk membaca
lengkap hingga akhir catatan penulis.



* * *



"Yak! Hwang Minhyun! Hei!"

Daniel panik, membuat kegaduhan sendiri, mericuh pada badan Minhyun yang tergeletak tanpa kesadaran. Dengan luka bakar kecil di leher.

Sama. Persis sama seperti luka Seongwoo ketika itu.

"Min–"

"Ugh," Minhyun yang membuka mata, dengan denyut nyeri luar biasa di bagian atas tubuhnya. Menemukan wajah yang tidak asing tengah menatapnya khawatir. "Daniel?"

"Ada apa ini?? Lehermu??"

"Oh," Menyentuh luka di lehernya, sakit, Minhyun merasa perlu untuk panik. "OH?!"

Ha Sungwoon.

Ong Seongwoo.

Bergelimpangan di kepalanya.

Dan, boom.

Meledak.

"Seongwoo, Seongwoo ada disini...?"

"Ng, ya. Kenapa?" Daniel bertindak gugup, terpancing.

"Katakan dia dimana!"

"A-ah, dia bilang ingin ke toilet," Daniel, takut-takut. "Tapi aku belum menemukannya di toilet mana pun, dan sejak tadi dia belum kembali."

Gosh.

Minhyun berdiri saat jantungnya tersentak kuat; matanya menatap sekeliling secara menyeramkan. Ia yang tak mampu lagi untuk meretensi rasa panik, menyeret tangan Daniel dan memaksanya berlari.

"Hei! Kenapa?"

"Cari Seongwoo sebelum dia bertemu Sungwoon!"

"Sungwoon?? Sungwoon siapa??"

Daniel belum mengerti bahasa Minhyun, tapi yang tertangkap di otaknya adalah, sekarang Ong Seongwoo terancam.

Cih.



* * *


"Aku hanya ingin Seongwooku menjadi semakin Ong Seongwoo.

– Daniel


* * *



"Selamat malam, Kak Sungwoon."


Semua mampu melihat Ong Seongwoo tengah menerbitkan senyum kecil, manis, dari bayangan di dinding kaca terpantul pada irisnya; menyediakan pandangan menarik yang membuat hatinya sendiri merasa, kelu. Terjadi sebuah persetujuan diam-diam antara hati dan akalnya, untuk tetap positif pada bidang kendali yang masih bisa dilalui. Positif.

Membiarkan mata menyala itu meredup dengan sikapnya yang begitu lunak; tak defensif.

Oke, kau dengar, kan?

Beatitude [Ongniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang