7. Awal Mula

3.1K 542 269
                                    



'Ponselku, ponselku...'

Minhyun menemukannya di samping lampu meja.

'Ah...'

Dia masih belum bisa mengontrol, katakanlah, yang dinamakan kondusifitas perasaan. Ini sejak sore tadi. Padahal ada hal lain; Ha Sungwoonnya pulang ke rumah. Tapi otaknya masih tidak bisa lepas dari pemuda bermarga Ong.

Tidak usah disebut lengkapnya lah, semua sudah tahu siapa.

Kembali membuka riwayat percakapan pesan di ponselnya. Tersenyum sendiri. Pipinya memerah sendiri. Gila sendiri. Katakan saja sinting, akut. Kasihanilah, selama hidupnya baru kali ini ada orang lain–selain mendiang orang tuanya dan Ha Sungwoon si kakak tirinya–yang menyebutnya dengan panggilan, sayang. Heum. Padahal hanya satu biji kata, aey, norak sekali teman kita yang satu ini.

"Ng." Sebentar. Minhyun tiba-tiba dihampiri kejanggalan. "Tunggu dulu..."

Degup jantungnya membrutal.

Minhyun mencoba bernafas dengan biasa sambil melirik langit-langit, ingatannya menerawang dan sampai pada bayang-bayang beberapa jam yang lalu. Dan saat bayang-bayang itu tersusun sempurna dalam pikirannya, oh–


.

.


"Aku kehilangan poselku!"

"Yang benar...?" 


.


"Jadi, kau kehilangan ponsel? Seharusnya kau bilang sejak awal..."


.


"Lebih baik ceritakan padaku bagaimana ponselmu bisa hilang."

"Ceritanya panjang, panjang sekali."


.


"Sepertinya aku tidak sengaja menjatuhkannya disana. Tempat tinggal orang yang, oh baiklah, aku akui dia menolongku. Tapi aku tidak ingin menyebutnya penolong, sungguh. Aku tetap ingin menyebutnya pengacau yang mengacaukan semua rencanaku–"


.

MinhyunMin

Kau, yakin akan menemui orang itu
sendirian malam nanti?

OngSeongwoo

Yes, sir.

MinhyunMin

Sungguhan tidak membutuhkanku?

OngSeongwoo

Thanks, Hwang.
Kau adalah sahabat sialan terbaik di seluruh
bumi dan langit yang pernah kutemui.


.


MinhyunMin

Beatitude [Ongniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang