6. Misposisi

3.1K 591 308
                                        


Ada dua hal yang membingungkan bagi Seongwoo saat ini. Satu, harus diam. Dua, mesti berlari. Pilih mana? Sekarang dalam posisi stagnan, menghentikan langkah di tengah koridor saat ia menangkap sosok Minhyun di ujung matanya dengan pergerakan aneh; yang tak Seongwoo mengerti. Minhyun berjalan cepat, menatap ke arahnya dengan wajah ambigu. Lalu tiba-tiba Minhyun berlari dengan wajah marah.

Ke arah Seongwoo.

Kenapa sih Minhyun?

"He-hei!" Kalap. Seongwoo berlari mundur. Bermaksud menghindar.

Srak.

Tapi fail.

"Yak! M-Minhyun! Aduh sakit! Minhyun-hei!" Seongwoo hanya bisa berteriak hina saat rambutnya ditarik ke belakang oleh Minhyun.

"Bodoh! Jahat! Kemana saja kau?! Sejak Sabtu aku menghubungimu bahkan sampai datang ke apartemen tapi kau terus mengacuhkanku! Kau tidak bisa dimaafkan! Aaaahh!"

Lelaki Hwang murka.

"Maaf, maaf! Ah!" Bunuh saja aku, Hwang! Seongwoo putus asa. "Aku kehilangan poselku!"

Amukan Minhyun berakhir.

"Yang benar...?" Ck. Minhyun merasa malu karena kelakuannya.

Seongwoo mengangguk setelahnya.

"Ma-maaf."



* * *


  "...jangan coba-coba untuk cengeng di hadapan Daniel. Dia sangat membenci air mata."

– Daniel


* * *



Minhyun mengamati nafas Seongwoo yang tidak semestinya. Seongwoo seperti, sesak kah? Lelaki Hwang ingin menampar wajahnya sendiri tapi ia terlalu lemah untuk melakukan itu–halah alasan kau.

Sekarang dua anak ajaib ini duduk di sudut koridor.

Dan Minhyun adalah yang paling merasa tidak nyaman.

"Jadi, kau kehilangan ponsel? Seharusnya kau bilang sejak awal..."

"Bahkan sebelum aku bersuara, kau sudah mencengkeram kepalaku, Hwang." Seongwoo sebenarnya malas mengatakan ini.

"Sorry..." Berikut Minhyun tertawa kecil; garing, sangat dipaksakan.

"Kau mau ramen? Kali ini sungguhan kutraktir. Aku benar-benar minta maaf." Seongwoo yang berbicara begitu tentu tak akan dianggap serius oleh Minhyun. Gila, menraktir? Membayar dengan apa? Uang gambar Barbie? Untuk makan sehari-hari saja keuangan Seongwoo sudah amburadul.

Lagipula, heh, ramen lagi? Apakah hanya ramen yang menjadi satu-satunya menu yang mengisi 'list makanan terenak se-dunia-akhirat' bagi Ong Seongwoo? Minhyun mual.

"Lebih baik ceritakan padaku bagaimana ponselmu bisa hilang."

Mata Seongwoo sempat terkatup, dan, hening.

'Apa iya Minhyun benar-benar percaya? Apa Minhyun tidak marah kalau aku menceritakan semua?' Hum. Begitulah. Hilangnya ponsel Seongwoo merupakan salah satu episode dari drama kekacauannya kemarin lusa. Derajatnya akan roboh jika perkaranya itu harus didengar oleh Minhyun. "Ceritanya panjang, panjang sekali."

Beatitude [Ongniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang