SEBELAS

6K 182 8
                                    

'Memulai kehidupan baru itu memang sulit,,, tetapi jika melakukannya dengan ikhlas pasti Allah akan memberikan kemudahan'.

Sepanjang jalan hanya ada kesunyian... Ali fokus menyetir mobil, sedangkan zia kini sedang menghadap ke jendela memandangi sekitar jalanan. Ali pun sesekali melihat ke arah zia.

Tibalah mereka di pekarangan rumah yang sangat luas... rumah ini terlihat seperti istana. 'Masya-allah' batin zia.

Ali turun dari mobil, dan membukakan pintu untuk zia,,, dan zia mulai keluar dari dalam mobil itu.

"Ini rumah siapa pak. Ini rumah bapak?" tanya zia, melihat-lihat sekitar rumah yang amat sangat besar itu.

"Zia ini memang rumah saya. Tapi setelah saya menikah dengan kamu,, jadi sekarang rumah ini jadi milik kita beruda" jawab ali sembari menurunkan barang-barang yang berada di dalam mobil.

"Pak ali tinggal di rumah sebesar ini hanya sendirian pak?" tanya zia yang sedang mengikuti ali dari belakang.

"Iya zia.. Saya tinggal di rumah ini sendirian. Memang kenapa?"

"Hmm... Gak papa sih pak."

"Ayah, dan ibu bapak tidak tinggal di sini dengan bapak".

"Ibu saya sudah meninggal dunia, kalau ayah saya,,, tinggal di bandung".

"Maafkan saya pak, sudah membuat pak ali jadi keingat ibu bapak" ucap zia tertunduk.

"Tidak masalah zia. Kan kamu juga ingin tau semua tentang saya". Ucap ali dengan lembut.

Ali mulai mengantar zia ke kamar. Dengan membawakan tas koper milik zia di kedua tangannya.

"Nah... Ini kamar kita, bagaimana kamu suka?" tanya ali dengan melengkungkan bibirnya yang terlihat di pipi kanan nampak sebuah lubang yang sangat dalam sering disebut lesung pipi yang manis


'Besar sekali kamar ini... Apa mungkin saya tidur satu atap dengan pria ini, sedangkan pria ini adalah guru saya sendiri' batin zia.

"Zia suka ko pak". Dengan singkat zia menjawab.

Dahal mereka sudah menikah. Tetapi zia masih saja memanggil ali dengan sebutan bapak. Mungkin mereka masih belum mengenal satu sama lain... Dan apalagi di sekolahan mereka harus terlihat seperti murid dan guru.

------------

Zia melihat, ali sedang duduk di pinggir tempat tidur yang berukuran kinggzie. zia ingin sekali menghampiri ali, dan ingin membicarakan soal mereka di sekolah nanti. Tapi zia pun canggung dengan keadaan ini.

Dengan keberaniannya zia mulai menghampiri ali.

"Pak, apa saya boleh berbicara kepada bapak sebentar" ucap zia.

"Silahkan zia. Kamu jangan sungkan-sungkan lagi sama saya,, karena kita kan sudah halal" dengan lembut ali menjawab.

"Pak, zia mohon sama bapak. Tapi bapak harus janji ya,, " ujar zia sembari menyatuhkan kedua tangannya.

"In-syaa Allah saya janji"

"Bapak janji ya, saat kita disekolah nanti, kita harus terlihat biasa- biasa saja ya pak. Sebab saya takut teman-teman saya dan para guru semua tau tentang kita pak". Ujar zia, tanpa menundukan kepalanya. Dan menatap bola hitam milik ali.

GURUKU IS MAHRAMKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang