LIMA BELAS

5.4K 167 1
                                    

Alya mulai membulatkan matanya,  dipikiran alya pun bertanya 'Mengapa sahabat karibku tidak mengundang dan memberitahu ku saat dia dan guru ini menikah? Apa mungkin dia tidak percaya lagi dengan ku?'
pikiran alya pun dipenuhi pertanyaan itu.

"Ziaaa,,,, apa benar yang dikatakan pak ali ini benar?  Kamu sudah menikah dengan nya?" tanya alya sembari mengangkat tangannya memegang bahu zia.

Zia pun menundukan kepalanya,
"Iya al.. Aku memang benar sudah menikah dengan pak ali"
jawab zia dengan memandang bola mata alya seolah - olah ia memohon agar alya mengerti

Alya pun mulai tak percaya akan hal itu.  "Lalu mengapa saat kamu menikah tidak ada yang memberitahu ku sama sekali ziaaa, aku ini kan sahabatmu. Apa iya kamu gak percaya lagi sama aku? "
tanya alya dengan nada melas yang terlihat di matanya sedang menahan benungan air matanya.

🐸🐸🐸🐸🐸🐸

Ali kini mulai berbicara, dengan lembut ali menjelaskan semuanya kepada alya agar alya bisa mengerti tentang pernikahan mereka dari masalah perjodohan,  lalu sampai pernikahan.

.....

......

.....

"Kami sengaja memang tidak mengundang orang-orang, dan ini semua hanya diketahui oleh dua pihak keluarga saja, saya juga tidak ingin teman-teman zia dan para guru memgetahui semua ini.  Saya takut akan membuat dampak buruk terhadap zia. Jadi kami mohon,  mengerti lah akan hal ini alya...  Dan kami juga memohon kepadamu jangan mengatakan sesuatu tentang hal ini terhadap siapapun sebelum zia sudah bebas dari masa sekolahnya." jelas ali terhadap alya

Alya hanya terdiam mendengarkan penjelasan ali, air mata pun mulai jatuh kepipi alya,  dan ia sedikit kecewa terhadap zia, tapi alya mulai mengerti akan hal itu. Alya mulai memahami semua kadaannya.
Dengan menarik napas lalu membuang nya secara perlahan dan alya pun memeluk zia dengan erat yang saat itu zia sedang berada disampingnya.

"Maafin aku zia yang sudah berpikiran buruk tentang kamu,  dan ternyata kamu masih menjadi sahabatku zia.." tangis alya dalam pelukan zia.

Zia pun mulai membalas pelukannya itu, "Alya.... gak,  bukan kamu yang harusnya minta maaf tapi aku al,  aku yang sudah tidak memberitahu mu saat aku menikah dengan pak ali al. Ku mohon jangan menangis al". Seru zia dan mulai melepaskan pelukannya lalu menghapuskan air mata yang sudah membasahi wajah alya

Alya hanya tersenyum melihat sahabat karibnya yang selalu menghapuskan air matanya ketika ia menangis

"Sudah jangan menangis lagi dong alya... Tuh kan wajahmu seperti udang direbus" gurauan zia agar mebuat alya tersenyum kembali

"Iihhhh....... ziaa kamu ini selalu deh. Orang lagi terharu juga :,) . Tapi makasih banyak yah zia kamu memang sahabat karibku yang selalu ada buat ku,  dikala ku bersedih kamu yang selalu menghapus air mataku, dikala aku butuh penyemangat,  dan kamu selalu menyemangatiku.  Aku sangat beruntung memiliki sahabat seperti dirimu,  semoga kita bersahabat sapai akhirat yah zia...  Ana uhibbuki fillah sahabatku zia" lagi lagi mereka berdua pelukan

"Aamiin ya robbal alamin...  Ana uhibbuki juga alya sayang" balas zia.

Ali hanya tersenyum melihat mereka berdua seperti itu. Dan ia pun berdiri dari tempat duduknya ingin ikutan memeluk mereka berdua,  tapi sebelum ali memeluknya tangan zia pun mulai menghalangi nya ali pun melihat zia, seolah-olah ada kode dimatanya,  dan ali mulsi terkekeh dan menggaruk - garuk kepalanya yang tidak gatal.

Selesai zia dan alya berpelukan, zia pun mulai bercakap "Kenapa mas,  mas mau pelukan? " tanya zia

"Hmm gak jadi lah, belum sempet peluk aja sudah kamu cegah" . jawab ali sembari terkekeh

GURUKU IS MAHRAMKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang