Na Hee tengah duduk diam di atas ranjang besarnya. Gadis itu menatap boneka kelinci merah muda yang berada di pangkuannya. Entahlah, Na Hee hanya melamunkan beberapa hal.
Jeon Jungkook.
Laki-laki itu. Entah bagaimana berhasil menguasai otaknya sejak satu jam yang lalu.
Pikirannya kembali ke satu jam yang lalu dimana Jungkook mendekapnya erat setelah berkata akan membantunya. Na Hee yang tidak mengerti saat itu, hanya bisa menatap dada bidang Jungkook yang berbalut kemeja putih.
Setelah itu Jungkook menyuruhnya untuk masuk dan tidur karena sudah malam. Dan dengan mudahnya, Na Hee mengikuti segala perintah lelaki itu.
Na Hee sendiri tidak tahu apa yang dipikirkannya saat itu. Yang ia tahu ia merasa nyaman dengan Jungkook. Ia tidak pernah merasa percaya dan terlindungi seperi sekarang.
Jungkook itu berbeda.
Ia tahu. Tidak tahu apa yang berbeda, tapi jelas Jungkook itu mempunyai aura yang berbeda dengan semua orang yang pernah ia temui sebelumnya. Ia ingin percaya, tapi ...
"Cih, membantu apanya. Dia bahkan tidak tahu apa yang kurasakan selama ini!"
Ia memukul wajah boneka itu yang entah kenapa menjadi menyebalkan seperi wajah pemuda Jeon dari Busan.
Na Hee membaringkan tubuh ringkihnya di ranjang. Menarik selimut dan memejamkan mata. Baiklah, kita lihat saja besok.
***
"JEON JUNGKOOK! CEPAT BANGUN!"
Jungkook menggeliat dalan tidurnya, ia menutup telinganya dengan menggunakan bantal saat mendengar suara lengkingan yang hampir seperti sangkakala baginya.
Oh Tuhan, yang benar saja, ini baru pukul berapa? Kenapa Lee Eun Hye harus berteriak sekencang itu untuk membangunkannya?
Ketahuilah, semalam setelah menghentikan usaha bunuh diri Na Hee, lagi, ia tidak henti-hentinya merutuki mulut sialannya. Bagaimana ia bisa dengan mudah berjanji untuk membantu gadis itu? Memangnya dia sehebat apa? Menyelesaikan masalah sendiri saja belum becus, tapi malah sok mau membantu orang lain keluar dari masalahnya. Jeon Jungkook idiot!
"JEON JUNGKOOK CEPAT BANGUN ATAU AKU AKAN NAIK DAN MENYIRAMMU DENGAN AIR SEGAYUNG!"
Jungkook mengerang. Ia melempar bantalnya dan langsung terduduk dengan muka luar biasa masam. Ia melirik jam dinding, pukul delapan pagi. Pantas saja Eun Hye teriak-teriak seperti orang gila.
"Aish, penyihir itu! Menyebalkan sekali. Berapa oktaf sebenarnya suaranya itu!" Jungkook menyumpah sambil turun dari kasurnya.
Jungkook mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk bersiap. Ia tidak mau mengambil resiko disiram oleh air segayung. Mau ditaruh dimana wajah tampannya jika harus dibangunkan dengan cara seperti itu? Aih, tidak. Membayangkan saja sudah membuatnya malu setengah mati.
Jungkook memulai acara bersih-bersih tubuhnya. Ia membuka shower dan membiarkan air membasahi seluruh tubuh atletisnya. Tubuh Jungkook itu bagus, tangannya kekar, dadanya bidang, dan otot perutnya juga terbentuk sempurna. Pria itu cukup banggga dengan tubuhnya. Setidaknya dengan tubuh ini ia bisa menggaet banyak gadis, bahkan anak konglomerat pun bertekuk lutut di bawah telapak kakinya.
Jungkook kembali memikirkan perkataannya semalam. Apa benar ia bisa menolong Na Hee? Caranya? Bahkan gadis itu sudah tidak percaya pada Tuhan. Ia juga tidak mungkin membawa Na Hee ke dukun untuk mengeluarkan setan yang mungkin terperangkap dalam tubuhnya dan membuat gadis itu jadi seperti ini. Ah, pemikiran bodoh! Kadang ia sendiri tidak begitu yakin dengan dengan psikolog yang memeriksa IQ nya dulu.
Jungkook keluar dari kamar mandi dengan handuk yang bertengger manis di pinggang. Rambutnya masih basah dan acak-acakan. Jungkook melirik komputer yang berada di meja samping tempat tidurnya. Komputer itu memperlihatkan segala kegiatan seorang Shin Na Hee. Jungkook tersenyum kecil saat melihat gadis itu yang masih teridur dengan memeluk boneka kelinci.
Ia berpikir, apakah gadis itu sama sekali tidak terganggu dengan lengkingan Eun Hye tadi? Wow, dia memang sungguh seorang putri tidur sejati. Jungkook jadi tahu satu hal, bahwa masih ada satu orang di dunia ini yang lebih susah dibangunkan daripada dirinya. Wah, Jungkook, satu kemajuan yang baik!
Jungkook segera memakai pakaiannya. Ia memakai kemeja putih dan juga jas hitam tanpa dasi. Ia menyisir rambutnya sedikit dan segera turun untuk menemui Eun Hye.
"Wah, akhirnya bangun juga pangeran tidur kita ini," ujar Taehyung dengan nada mengejek. Pria itu sudah duduk manis di meja makan dengan kopi serta koran yang bertengger di kedua tangan.
Jungkook berdecak. Ia sedikit mempercepat langkahnya menuruni tangga. Dirinya pun mendudukkan diri di kusir seberang Taehyung.
"Kau sudah bangun?" Eun Hye yang datang dari dapur dengan lima gelas susu di nampan yang ia bawa, menyapa Jungkook ramah.
Jungkook berdehem. "Bagaimana aku tidak bangun kalau kau berteriak sekeras itu, Lee Eun Hye," ujar Jungkook dingin.
"Hey, bocah! Sopan sedikit. Dia itu lebih tua darimu!" hardik Taehyung.
"Persetan."
"Ck! Bajingan kecil satu ini!"
"Sudahlah, Tae. Biarkan saja, toh nanti sadar sendiri," lerai Bibi Han yang sudah membawa beberapa roti bakar. Wanita itu menaruh roti-roti itu di meja makan.
"Hmm, Bibi benar, Tae. Jangan urusi dia, lebih baik kau makan sekarang. Mau ku ambilkan yang mana?" ujar Eun Hye.
"Roti yang coklat," jawab Taehyung sambil melipat korannya dan menaruh benda itu di atas meja.
"Oke." Eun Hye menyerahkan piring yang sudah berisi roti bakar kepada Taehyung. Jungkook yang melihatnya hanya berdecih malas.
"Kenapa? Kau cemburu? Cari pacar sana!" kata Taehyung.
"Aku tidak butuh pacaran," jawab Jungkook.
"Bocah ini! Awas saja kalau sampai kau berkencan, akan kutarik bibir sialanmu itu!"
"Terserah."
Bibi Han dan Eun Hye hanya bisa geleng-geleng kepala melihat pertengkaran konyol dua pria dewasa di hadapan mereka. Hoseok semalam sudah langsung pergi, ia bilang harus secepatnya mengurusi urusannya. Jadilah hanya tinggal dua orang pria yang seperti kucing dan tikus ini.
"Lebih baik kau antar makanan ke kamar Nona, ia pasti sudah bangun sekarang," ujar Bibi Han kepada Eun Hye.
Eun Hye pun mengangguk dan mengambil nampan berisi susu putih dan beberapa potong roti itu.
Baru beberapa langkah gadis itu berjalan, ia sudah dikagetkan dengan Na Hee yang tengah berdiri di dekat ruang makan.
"Nona? Kau keluar?" kata Eun Hye sedikit heran. Na Hee mengangguk kecil.
"Aku lapar," ujar gadis Shin itu.
Semua orang di meja makan menoleh ke arah dua gadis disana. "Loh, Nona? Kenapa tiba-tiba keluar?" ujar Bibi Han.
"Aku hanya ingin menagih janji dari orang yang berkata akan membantuku," ujar Na Hee.
Jungkook meringis.
Sial!
TBC
***
Maaf, lama banget update ya? Makasih yang mau baca dan voment. Ku bukan apa-apa tanpa kalian :'')
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity ✔
FanficJeon Jungkook yang merupakan narapidana kasus pemerkosaan, bertemu dengan gadis polos yang memiliki gangguan kepribadian. Pertemuan mereka membuat keduanya menjadi lebih mengerti arti kehidupan, bagaimana cara terbuka dan menghilangkan dendam di hat...