3. The Cousin

8.5K 1.1K 20
                                    

Shin Hye Myung tiba disebuah gedung mewah dengan membawa sebuah koper hitam.

Ia dengan anggun memasuki bangunan setinggi dua puluh lantai tersebut, diikuti Jeon Jungkook yang dengan setia menjaga sang majikan.

Hye Myung langsung menaiki lift menuju lantai tiga belas, tempat pertemuannya dengan sang pemilik bangunan. Jungkook hanya menatap tanpa minat ke segala penjuru.

Sudah ia katakan bukan, dirinya terlampau hafal dengan segala sudut kantor ini. Suatu keajaiban bahwa tidak ada yang mengenalinya sama sekali disini. Sebegitu berbeda kah penampilannya saat ini?

Jungkook berhenti didepan sebuah ruangan dengan pintu bernomor 2930. Pria itu sedikit mengernyit. Ia menghentikan gerakan Hye Myung yang akan membuka pintu itu.

"Tunggu, Nyonya," ujarnya sambil mencekal tangan Hye Myung.

Wanita itu menatap penuh tanya kearah bodyguard-nya. "Kenapa?"

"Apa benar ini tempat pertemuannya?"

"Hmm. Memangnya kenapa? Sudahlah. Aku sudah terlambat. Lebih baik kau berjaga di depan sini. Aku tidak akan lama."

Jungkook hanya bisa mendesah kasar saat Hye Myung memasuki ruangan itu. Yang Jungkook ingat, ruangan ini bukanlah tempat pertemuan. Gadis itu sering mengajaknya masuk keruangan ini walupun ia selalu menolak.

Kalau boleh dibilang, ini adalah semacam ruangan khusus presiden direktur. Bahkan dari yang Jungkook ingat, lagi, lantai tiga belas itu memang lantai khusus. Entah bagaimana, tapi lantai ini seperti dikhususkan sebagai kediaman pribadi jadi tidak akan ada orang disini.

Sepi.

Membuat Jungkook semakin curiga.

Dirinya berdiri tegak sambil terus memantau kondisi. Sesekali ia bergerak gusar. Sedikit khawatir kenapa Nyonya-nya bahkan belum keluar setelah tiga puluh menit berlalu.

"JEON JUNGKO--HMMPPTT"

Jungkook membulatkan matanya saat mendengar pekikan itu. Itu majikannya. Tidak salah lagi.

Jungkook mencoba membuka pintu coklat yang ternyata terkunci.

"Sial," desisnya sambil terus mencoba membuka pintu itu.

"NYONYA! APA YANG TERJADI?!"

Tidak ada balasan. Hanya suara gaduh yang terdengar.

Jungkook semakin panik. Ada yang tidak beres, ia sangat yakin. Ia menendang pintu itu dengan sekuat tenaga.

Terbuka.

Pintunya terbuka.

Dan tidak ada hal yang membuat Jungkook lebih kaget bercampur marah kecuali saat melihat majikannya terkapar dilantai dengan keadaan yang begitu memprihatinkan.

Didepannya terlihat seorang pria paruh baya dengan kemeja merah muda yang juga berantakan tengah mencoba mendekati Nyonya-nya.

Jungkook murka.

Ia menendang tubuh sedikit tambun itu sampai tersungkur.

"BAJINGAN KAU!" umpatnya garang.

Jungkook menghadiahi pria itu dengan satu tonjokan keras dipipi. Bisa dipastikan mulut pria itu akan mengeluarkan darah saking kerasnya pukulan Jungkook.

Setelah itu Jungkook mendekati Nyonya-nya yang masih terisak dengan baju yang terlihat koyak disana-sini. Riasan wajah dan rambutnya berantakan.

Jungkook mengusap air mata Nyonya Shin. "Maafkan saya, maafkan saya karena datang terlambat. Saya pantas dihukum," ujarnya.

Serendipity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang