Jungkook itu sudah terbiasa meluapkan segala emosinya. Ia akan mengatakan apa yang ia rasakan tanpa berpikir panjang dulu. Sangking blak-blakannya, dulu Jimin sampai memukul kepalanya karena pernah mengatakan salah seorang guru sebagai wanita penggoda.
Langsung di depan orangnya.
Luar biasa frontal.
Untung saja sang guru yang sebenarnya memang berkelakuan seperti penggoda, menyukai Jungkook. Wanita itu awalnya tersinggung, namun saat Jimin menyeret Jungkook yang masih memegangi kepala akibat tonjokan sayang -kata Jimin- di kepala ke hadapannya, ia langsung memaafkan pemuda Jeon itu. Jungkook menunduk meminta maaf dengan hati luar biasa dongkol.
Namun memang dasar wanita penggoda, guru itu malah meminta Jungkook untuk menemaninya berbelanja. Jungkook jelas menolak. Gila. Memang dia lelaki macam apa?
Tapi sekali lagi, Jimin membujuknya untuk ikut. Memang apa yang mau dia lakukan pada anak muda yang baru puber macam kita? Kata Jimin saat itu. Jungkook akhirnya, dengan helaan napas dalam, mengiyakan permintaan sang guru.
Awalnya memang biasa saja, namun setelah selesai belanja kebutuhan yang bahkan menurut Jungkook sangat amat tidak penting, guru itu menyuruh Jungkook untuk mampir ke apartemennya. Jungkook sudah berusaha menolak, tapi guru itu tetap memaksa.
Di dalam apartemen itu, entah bagaimana sang guru mulai menggodanya. Sungguh jalang, pikir Jungkook saat itu. Ia tidak mengerti bagaimana ada guru yang berkelakuan binal seperti itu. Akhirnya ia memilih untuk kabur saat kelakuan sang guru mulai kelewat batas.
Hey, Jungkook itu lelaki baik-baik. Ia memang sering membolos, berkelahi, merokok, ia bahkan telah belajar menembak di suatu geng di dekat sekolahnya saat masih berusia lima belas tahun. Jimin marah saat mengetahui hal itu. Pria dengan jari pendek itu memusuhi Jungkook selama tiga hari. Itu adalah permusuhan mereka yang paling lama.
Namun akhirnya, mereka berbaikan setelah Jungkook berkata tidak akan menggunakan skill menembaknya untuk hal-hal yang tidak baik.
"Aku tidak akan menembak kepala presiden kok, tidak usah khawatir," ujar Jungkook saat itu.
"Hush! Jaga bicaramu anak muda! Kau bisa dalam masalah nanti!" Jimin menjawab kesal.
Saat itu ia bahkan menjawab Jimin dengan acuh tak acuh. Namun sekarang, ia percaya sepenuhnya pada pria yang mempunyai tinggi tidak lebih dari matanya.
Jimin benar.
Ia dapat masalah sekarang.
"Siapa? Siapa yang berjanji kepadamu, Nona?" Bibi Han menyahut.
Na Hee menggigit bibirnya sejenak. Perlahan, ia mengarahkan tangannya untuk menunjuk tepat ke arah pemuda Jeon yang masih menyumpah dalam hati di tempatnya.
"Kau, Jeon?" celetuk Taehyung.
Jungkook refleks mengangkat kepalanya. "Aku? Apa?" tanyanya spontan.
"Kau berjanji kepada Nona?" tanya Taehyung.
"Membantu apa? Apa Nona dalam masalah?" timpal Eun Hye.
Jungkook menyumpahi kekompakan dua kekasih ini. "Y-ya membantu … membantu apa saja," ujarnya gelagapan.
Taehyung memicing menatap Jungkook. Yang ditatap jadi merasa terintimidasi dengan mata tajam itu. "A-apa? Kenapa kau menatapku seperti itu!" seru Jungkook.
"Tidak, bukan apa-apa,"
"Jungkook berjanji padaku untuk membuatku bisa keluar dari rumah ini, juga membantuku untuk sembuh," kata Na Hee. Entah darimana ia mendapat keberanian untuk berkata sepanjang itu. Setelah bangun tidur tadi, entah mengapa ia mendapatkan kepercayaan diri untuk bertemu dengan penghuni rumah.
"Aku? Kapan aku bicara seperti itu?" elak Jungkook.
Terlihat raut tidak percaya terpancar di wajah Na Hee. Pria Jeon itu sungguh seorang bajingan. "Jangan bercanda, kau sendiri yang bilang padaku semalam."
Jungkook bungkam.
"Jadi kau hanya menganggap semua itu lelucon? Kau anggap hidupku sebagai permainanmu?!" suara Na Hee meninggi.
Eun Hye yang berdiri di samping gadis itu langsung menaruh nampan dan mencoba menenangkan Na Hee.
"JANGAN SENTUH AKU!!" pekik Na Hee. "Kalian semua pembohong! Penjahat!"
Gadis itu tiba-tiba saja menjadi histeris. Eun Hye mencoba menenangkan Nona mudanya, namun ia malah mendapatkan tamparan keras di pipi yang mengakibatkan darah segar keluar dari sudut bibirnya.
Taehyung yang melihat itu bergegas menjauhkan Eun Hye dari jangkauan Na Hee. Pria Kim itu lantas pergi untuk mengambil sesuatu di laci dekat lemari gelas antik. Ia mengambil sebuah suntikan disana. Taehyung langsung menyuntikkan cairan yang berada di dalam suntikan itu ke lengan kanan Na Hee.
Seketika Na Hee tidak sadarkan diri. Jungkook langsung menangkap majikannya itu. Ia menggendong Na Hee ala bridal.
"Bawa dia ke kamarnya," ujar Taehyung sambil merangkul Eun Hye. "Dan selesaikan masalahmu, keparat!"
"Taehyung benar, bawa Nona ke atas, ia harus istirahat," ujar Bibi Han menimpali.
Jungkook hanya mengangguk. Pria itu segera membawa majikannya ke atas. Taehyung menatap kesal ke arah punggung Jungkook.
"Jangan seperti itu padanya, Tae," ujar bibi Han.
"Dia itu bajingan! Tidak sopan, pembual, dia kira dia siapa? Yang dipegang dari seorang lelaki adalah perkataannya. Kalau dari awal sudah berbohong, lalu akan jadi apa dia nantinya?" kata Taehyung.
Eun Hye menyentuh bahu kekasihnya. "Sudahlah, dia masih muda. Ia bahkan harus kehilangan lima tahun masa mudanya di penjara," kata gadis itu.
"Lalu apa peduliku?"
"Tae-ya, jangan seperti ini. Sebagai seorang hyung kau harus mendidiknya dengan baik. Nasehati dia," ujar Bibi Han memberi nasehat.
"Bibi benar, oppa. Kau harus bicara padanya, jangan malah marah seperti ini," timpal Eun Hye.
Taehyung menghela napasnya. "Oke, aku akan bicara padanya." Ia sedikit melirik Eun Hye. "Tapi bibirmu baik-baik saja, kan?"
Eun Hye mengangguk. "Ini luka kecil. Aku akan mengobatinya nanti."
"Baiklah."
***
Jeon Jungkook menatap sendu ke arah gadis yang tengah terbaring lemah di hadapannya. Ini seperti de javu sebenarnya, namun kali ini ia sungguh merasa bersalah. Ia merasa seperti bajingan yang sungguh jahat.
Benar, Jungkook bilang akan membantu Na Hee.
Benar, kalau Jungkook akhirnya menyesali keputusan spontannya itu.
Benar, memang benar kalau Jungkook itu berengsek yang sesungguhnya.
"Aku benar-benar minta maaf. Aku sungguh tidak bermaksud membohongimu." Jungkook mendudukkan dirinya di samping Na Hee yang tengah terbaring. "Tapi aku harus bagaimana? Aku takut aku malah akan memperparahmu. Aku bahkan tidak mengetahui cara menyembuhkan sakit hatiku pada mereka. Aku juga-- aku juga …
… kesepian."
TBC
***
Ini wattpad yang error atau emang gue yang nggak dapet notif samsek selama 3 hari? Hah, nggak tau lahTerima kasih telah membaca ^^
Ikuti terus ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity ✔
FanfictionJeon Jungkook yang merupakan narapidana kasus pemerkosaan, bertemu dengan gadis polos yang memiliki gangguan kepribadian. Pertemuan mereka membuat keduanya menjadi lebih mengerti arti kehidupan, bagaimana cara terbuka dan menghilangkan dendam di hat...