13. Witch's Evil Plan

5.6K 897 22
                                    

Jungkook hanya bisa diam mematung di tempatnya.

Di hadapannya, gadis yang telah membuatnya kehilangan masa muda telah duduk sok anggun di sebelah Hye Myung. Senyumnya masih saja terlihat menyebalkan seperti dulu.

"Oh, kau datang, Jeon!" sapa Hye Myung dengan senyum lebarnya yang entah kenapa bagi Jungkook seperti mengejeknya.

Jungkook menahan geraman di ujung tenggorokan. Kedua tangannya mengepal di samping tubuh. Jungkook menunduk 90 derajat sebagai tanda hormat.

"Ada apa Nyonya memanggilku?"

Jungkook total mengabaikan senyum mengejek yang disunggingkan Eun Mi kepadanya.

Hye Myung tersenyum. "Aku hanya ingin memperkenalkan dirimu pada putri salah satu kolegaku. Ah, tapi sepertinya kalian sudah sangat mengenal satu sama lain."

Jungkook tidak mengerti apa maksud Hye Myung yang sebenarnya. Wanita itu jelas sudah tahu tentang masa lalunya dengan gadis Kang itu.

"Tentu, Bi. Kami sangat amat mengenal satu sama lain." Eun Mi tersenyum. "Benarkan, Kook-ah?" Eun Mi menatap Jungkook, menginginkan persetujuan pria itu.

Sejenak, Jungkook memalingkan wajah. Kepalannya semakin mengerat. "Tidak," katanya. "Aku tidak mengenalmu," lanjutnya dingin.

Eun Mi memberi respon seolah sangat kaget. Ia menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Omo! Aku tidak menyangka kau melupakanku semudah itu, Kook. Tidakkah di penjara lima tahun membuatmu memikirkanku setiap malam?"

Jungkook menghela napas. Pandangannya tertuju pada Hye Myung. "Sebenarnya apa maksud Anda membawanya kemari, Nyonya?"

Hye Myung menyunggingkan seringaiannya. Ia bangkit dari sofa dan berjalan ke arah bawahannya itu. Ia menempatkan kedua tangannya di atas bahu kekar Jungkook. "Boleh ku tanya sesuatu?" Ia mengusap pundak Jungkook. "Apa sebenarnya maksudmu membantu Na Hee untuk sembuh dari trauma?"

Jungkook mengerut heran. "Aku hanya ingin membantu. Tidak salah, kan?"

Hye Myung menghela napas. Ia menyunggingkan seringaian seperti nenek sihir. "Kau pikir kenapa selama ini aku tidak membawanya ke psikolog, hah? Supaya dia tidak akan pernah sembuh, Jeon Jungkook!"

Kerutan di dahi pemuda Jeon semakin menjadi. Ia menyingkirkan tangan Hye Myung dan mundur selangkah. "Jadi selama ini … kau sengaja tidak membawanya berobat?"

"Benar."

"Kenapa?"

Hye Myung tersenyum kecil. Ia mendekatkan diri pada Jungkook. "Jelas untuk uang," bisiknya tepat di samping telinga Jungkook.

"Apa?"

"Aset keluarga, kau tahu? Aku sudah dibuang oleh keluarga. Kakakku bahkan tidak memberiku bagian harta waris sama sekali. Tentu saja aku harus mendapatkan hakku, kan?"

"Dengan mengambil hak Na Hee? Kau tahu kalau dia sangat tertekan selama ini!"

"Memangnya aku peduli? Mau dia mengamuk atau bunuh diri sekalipun, aku tidak peduli! Itu malah akan mempermudah jalanku!"

Jungkook sungguh tidak menyangka Hye Myung sekeji ini. Ia merasa bahwa wanita itu sangat mencintai Na Hee layaknya anak sendiri. Tapi nyatanya …

"Lalu kenapa kau bawa dia kesini?" Jungkook menunjuk Eun Mi yang masih duduk manis di sana.

"Sebagai jaga-jaga jika kau mulai bertingkah."

"Maksudmu?"

Hye Myung tidak menjawab. "Apapun itu. Aku minta kau segera hentikan semua usahamu untuk menyembuhkan Na Hee. Pergi dari sisinya sebelum aku berbuat lebih padamu, Jeon!"

Serendipity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang