Gila, tiga kali gue apdet hari ini. Wow! Spam yang sangat luar biasa! Kalo gitu konsekuensinya harus rame, gue nggak mau tahu pokoknya!
#maksa 😂😂***
Na Hee sekarang tengah mengacak rambutnya asal. Tuhan, ia sungguh tidak ingin berubah menjadi gila. Apa dia baru saja menganggap pria asing tadi adalah Jeon Jungkook?
Jangan gila.
Jungkook sudah meninggal. Ia sendiri yang melihat bagaimana pria itu dikremasi. Ia sendiri yang menaruh guci abu Jungkook di tempat persemayaman. Ia sendiri yang menangis setiap malam karena mengenang pria itu.
Dan sekarang? Tidak, tidak. Dia tidak ingin percaya lagi. Sudah cukup selama ini ia berharap dan berakhir dengan kecewa, lagi dan lagi. Dia takut, sungguh.
Na Hee menghela napas. Tiba-tiba ia mendengar pintu kamarnya diketuk dan sesosok wanita dengan perut yang besar memasuki kamarnya.
"Oh, Eonni? Ada apa?"
Na Hee bertanya saat melihat Eun Hye menutup pintu. Istri dari Kim Taehyung itu berjalan mendekat ke arahnya dan mendudukkan diri di pinggir ranjang.
"Aku hanya ingin melihat keadaanmu, Tuan Cha bilang kau hampir pingsan tadi," kata Eun Hye.
Na Hee mengulum bibir. "Aku hanya sedikit syok."
"Kenapa?"
Na Hee menggigit bibir bawahnya. "Kau tahu, Eonni, tadi aku bertemu dengan pria yang mirip sekali dengan Jungkook."
Eun Hye menghela napas. "Cukup, Shin Na Hee. Sampai kapan kau akan begini terus? Seminggu lalu kau bilang ada pria mirip Jungkook yang mengikutimu di mall, lalu sekarang apa? Hentikan semua ini, kumohon. Jungkook sudah pergi."
Na Hee menunduk dalam. Matanya sudah mulai panas. "Aku tahu," ujarnya dengan suara bergetar. Ia mendongak menatap Eun Hye dengan air mata yang menggenang di pelupuk. "Bagaimana ini, Eonni? Apa aku sudah menjadi gila? Kenapa dia terus menghantuiku?"
Eun Hye menatap miris ke arah adiknya itu. Ia bergerak untuk memeluk Na Hee yang mulai sesenggukkan. Ia mengusap pelan punggung sempit yang bergetar itu.
"Aku merindukannya, Eonni," Na Hee berbicara lirih di pundak Eun Hye.
"Sstt, aku tahu, aku juga merindukannya. Tapi kita tidak boleh terus larut dalam kesedihan, hidup harus terus berjalan."
"Aku ingin sekali berharap kalau dia masih hidup," ujar Na Hee sambil melepas pelukan. "Bisa saja mereka salah, kan? Karena bahkan wajah mayat itu sama sekali tidak bisa dikenali."
Na Hee terus saja mengeluarkan alasan konyol yang membuatnya terlihat semakin menyedihkan.
"Kau sendiri yang memastikan bahwa itu dia, kan? Lalu kenapa sekarang berharap bahwa itu bukan dia?" kata Eun Hye.
Na Hee menunduk. "Aku tidak tahu. Aku hanya ingin tetap berharap."
"Jangan seperti ini. Kau terlihat seperti gadis tolol. Jangan mengharapkan apa yang tidak mungkin terjadi."
"Aku tahu, aku memang gadis paling tolol dan idiot di dunia. Aku bahkan tetap membersihkan kamar Jungkook walau aku tahu dia tak akan kembali."
Eun Hye menghela napas. "Berhentilah melakukan hal yang tidak berguna, Shin Na Hee. Sekarang waktunya kau menata ulang hidupmu. Di luar sana masih banyak pria baik yang mungkin akan menjadi pendamping hidupmu. Semangatlah!"
Na Hee mencoba tersenyum. Ia mengangguk pelan. "Hm, kalau tidak ada pria baik, maka aku akan menikah dengan Tae Oppa, jadi istri kedua tidak buruk juga," gurau Na Hee.
"Gadis ini! Kau sudah berubah, eoh? Dimana gadis yang suka mengamuk dan mengunci diri di kamar?"
"Gadis yang mana, sih? Kok aku tidak tahu?"
"Ish! Untung saja aku menyayangimu!"
Na Hee pun tertawa melihat respon Eun Hye. Menata kembali hidup, ya? Mungkinkah?
***
Na Hee sekarang tengah kembali berada di area proyek. Aneh memang, mengingat ia adalah bos yang harusnya hanya goyang kaki di kantor tapi tetap mau repot ke tempat kotor seperti ini, apalagi ia juga seorang perempuan.
Tapi Na Hee tidak peduli. Dia hanya ingin menghirup udara segar. Ia bisa stres jika terus berada dalam kantor.
"Sajangnim! Bisakah Anda kemari sebentar?" seru Pak Cha. Na Hee hanya mengangguk dan menyerukan kata 'ya!'
Ia berjalan mendekati Pak Cha. Sedikit sulit karena beberapa material bangunan beserakan di tanah.
"MINGGIR YANG DIBAWAH! OH TUHANKU!"
Seruan seseorang di atas membuat Na Hee menghentikan langkah. Ia mendongak dan matanya menangkap sebuah besi baja berukuran besar yang jatuh tepat di atasnya.
Sedetik sebelum benda super berat itu menghantam dirinya dan sukses meremukkan seluruh tulangnya, seseorang menariknya menjauh. Ia terjatuh menindih orang itu.
Na Hee gemetar dalam pelukan orang itu. Gila, hampir saja ia mati remuk karena baja itu. Tangannya gemetar dan berkeringat dingin, ia mencengkeram jaket seseorang yang tengah memeluknya sekarang. Na Hee yakin orang itu adalah seorang pria karena tubuhnya besar dan rata.
"Tenanglah," pria itu mengusap punggungnya pelan.
Suaranya lembut menenangkan Na Hee yang sudah hampir mati karena syok yang berlebihan. Na Hee menangis. Ia ketakutan.
Perlahan pria itu membawa Na Hee untuk bangun. Na Hee masih tidak berani membuka matanya. Pria itu memeluk gadis Shin dengan erat sambil sesekali mengelus rambut dan punggungnya.
"Hey, tidak apa-apa. Jangan takut. Aku disini," kata pria itu.
Na Hee pasti sudah gila karena ia menganggap suara lembut itu adalah suara Jungkook. Na Hee mulai membuka matanya. Tidak sopan jika pria asing terus memeluknya seperti ini.
Na Hee ingin melepas pelukan itu namun tubuhnya terlalu syok. Seluruh tubuhnya kaku, ia mungkin akan merosot jatuh jika pria ini tidak menahan pinggangnya kuat.
Pria itu mengeratkan pelukannya pada Na Hee yang masih terlihat sangat syok. Beberapa pekerja yang ingin mendekati mereka pun mengurungkan niat saat pria itu menggelengkan kepalanya sebagai kode untuk tidak mendekati mereka.
"Ah, lama tidak bertemu, ya, Shin Na Hee. Kau masih saja cengeng," ujar pria itu.
Na Hee mengernyit. Perlahan, ia menjauhkan diri dari pria itu.
Na Hee hampir saja mati terkejut saat melihat siapa sosok di hadapannya. Ia ingin sekali membenturkan kepalanya pada besi kerangka bangunan. Ia pasti sedang menghayal sekarang.
"K-k-kau …" ia tidak kuasa melanjutkan kalimatnya.
"Halo, bagaimana kabarmu?" pria itu menyapa sambil tersenyum sampai gigi kelincinya terlihat.
Apakah ini sungguh dia?
Katakan bahwa Na Hee tidak benar-benar menjadi gila sekarang.
Karena ia baru saja melihat Jeon Jungkook yang tengah tersenyum manis di hadapannya.
TBC
***
Mas Jey, kamu nggak mati kan? Iya kan? Tapi itu beneran JeyKey nggak?Makasih udah mau mampir :*
![](https://img.wattpad.com/cover/128421745-288-k973692.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity ✔
FanfictionJeon Jungkook yang merupakan narapidana kasus pemerkosaan, bertemu dengan gadis polos yang memiliki gangguan kepribadian. Pertemuan mereka membuat keduanya menjadi lebih mengerti arti kehidupan, bagaimana cara terbuka dan menghilangkan dendam di hat...