8. Degdekan

706 39 9
                                    

Jam menunjukkan pukul 02.30 Citrapun bangun dari tidurnya dan langsung mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat tahajud. Setelah sholat tahajud Citra menuruni anak tangga menuju ke dapur untuk mengambil segelas air putih karna dia sangatlah haus. Setelah  sampai di dapur Citra membuka kulkas dan langsung mengambil air putih lalu meminumnya saat Citra minum air Citra mendengar suara langkah kaki menuruni anak tangga tetapi Citra tidak mempedulikannya karna berfikir mungkin itu ayahnya.

"Citra...."

"Uhuk uhuk uhuk..."

"Citra kamu baik-baik ajakan?" Tanya seorang laki-laki dengan khawatir.

"Iya tidak apa-apa." Jawab Citra sambil membalikkan badannya ke arah suara yang memanggilnya, tapi saat membalikkan badannya Citra kaget karna yang dihadapannya sekarang adalah laki-laki yang bersamanya tadi malam saat dipasar malam, ya siapa lagi kalau bukan Nico.

"Nico? Ngapain kamu disini dan dijam segini lagi?" Tanya Citra penasaran. "Oh ya pintu rumah dan jendelakan dikunci semua." Ucap Citra dengan penuh kecurigaan sambil menaikkan alisnya sebelah dan mendekatkan wajahnya ke wajah Nico.

"Mau dicium?" Bukan jawab pertanyaan Citra malah balik nanya sambil goda dasar cowok mesum.

"Nico...apaan sih bukan jawab malah balik tanya, tanyaknya gituan lagi." Ucap Citra sambil menghentakkan kakinya dilantai.

"Akukan kemarin malam tidur disini dan tidur di...kamar..." Ucap Nico sambil melihat Citra.

"Loh kok boleh sama ayah dan emang kamu tidur dikamar siapa?"Tanya Citra sambil melipat tangan didadanya dengan penuh rasa penasaran.

"Ya boleh lah akukan cowok yang paling tampan, manis, baik dan penyayang pula..yekk."Ucap Nico sambil menaik turunkan alisnya." Kamu tahu tadi malam aku tidur dikamar siapa?" Goda Nico sambil senyum jahil.

"Emang kamu tidur dimana?" Tanya Citra geregetan.

"Dikamar kamu."Bisik Nico ditelinga Citra sambil mencubit pipi Citra lalu lari menaikki anak tangga untuk menghindari amukan dari Citra.

"NICOO!! Aku ini bertanya serius jangan bercanda dan kenapa kamu mencubit pipiku hah, awas ya kamu." Ucap Citra dengan sebal.

"Emang enak yekk..."Jawab Nico sambil memeletkan lidahnya kedepan.

"Awas ya Nico jangan lari kamu, kalau berani hadapi aku sini dasar anak mama beraninya lari cowok apaan tuh." Ucap Citra sambil mengejek Nico dari bawah.

Mendengar ucapan Citra akhirnya Nico mendekati Citra terus menerus sampai terpojok di dinding yang ada di bawah anak tangga.

"Oh iya tadi kamu bilang kalau aku anak mama kan."Ucap Nico sambil mendekati Citra terus menerus.

"Emang kamu anak mamakan." Ucap Citra dengan polos."kalau bukan anak mama emang anak siapa lagi coba." Ucap Citra kedua kalinya dan disitu pula dia merasa kalau Nico semakin dekat dan lebih dekat.

"Oke akan aku buktikan kalau aku bukan anak mama yang manja seperti yang ada dibayangan dan difikiranmu itu."Jawab Nico sambil menempelkan tangannya di dinding untuk mengunci Citra supaya Citra tidak bisa kabur.

"Nico apa yang kamu lakukan hah, eh tunggu kenapa kamu kayak gini, Nico apa yang mau kamu lakukan ke aku, aku teriak nih, Nico tangan kamu minggir, STOP Nico." Ucap Citra dengan penuh rasa gemetar dan degdekan.

"Aku hanya ingin buktikan kalau aku bukan anak mama seperti yang ada dalam fikiranmu itu dan kalau kamu mau teriak, teriak saja aku tidak takut." Ucap Nico sambil senyum licik.

"Ayah...bunda...ayy.."Teriak Citra tapi saat mau teriak panggil nama ayahnya kedua kalinya dia dihentikan sama tangan kokoh yang menutup mulutnya dengan kuat sehingga di tidak bisa memanggil ayah maupun ibunya.

"Emm..emm...

"Stttt....diam sebentar ya." Ucap Nico sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Citra.

Disaat itu pula Citra meneteskan air matanya membasahi tangan Nico dan Nicopun langsung khawatir dengan keadaan gadis yang ada didepannya. Akhirnya Nico minta maaf ke Citra atas perbuatan yang dia lakukan dan memeluk Citra dengan hangat.

"Nico tadi aku fikir kamu akan bertindak macem-macem sama aku." Ucap Citra sambil mendongakkan kepalanya menghadap Nico.

"Ya tidak lah Citra kamukan masih sekolah tapi kalau udah jadi istriku maka kamu tidak akan kulepaskan walau itu sebentar saja tak akan kubiarkan itu terjadi." Jawab Nico sambil mencubit hidung Citra.

"Nico...

"Iya...ciee pipinya merona." Seketika itu Citra langsung menyentuh pipinya yang memanas dan merona atas sikap perlakuan Nico padanya.

"Oh ya Nico tadi kamu bilang istri? Maksut kamu apa Nico?" Tanya Citra sambil menghadap ke Nico.

"Kita kan dijodohkan Citra dan otomatis kamu akan jadi istriku." Jawab Nico.

"Emang kamu setuju kalau kamu dijodohkan sama aku?" Tanya Citra kembali.

"Entah. Aku bingung Citra, tapi kalau memang kita berjodoh maka kita akan didekatkan seperti ini." Ucap Nico sambil memeluk pinggang Citra dengan erat.

"Nico apaan sih! Lepasakan Nico." Brontak Citra.

"Udah Nikmatin aja." Ucap Nico dengan santai.

"Pletak...

"Aduh Citra kenapa kamu jitak aku huh." Ucap Nico sambil mengusap keningnya yang habis dijitak Citra.

"Biarin. Ini supaya otak kamu encer dan gak menggumpal karna kemesumanmu itu." Jawab Citra sambil mundur satu langkah dari Nico.

"Citra!!

Mendengar adzan sudah dikumandangkan Nicopun mengajak Citra untuk sholat subuh bareng dan Citrapun menerima ajakan Nico, setelah itu mereka langsung mengambil air wudhu dan sholat subuh berjama'ah dikamar Citra. Saat mereka melaksanakan sholat subuh berjama'ah ayah dan bunda Citra tanpa sengaja melihat mereka sholat subuh berjama'ah lalu mereka senyum bahagia ternyata Nico memang calon suami yang tepat untuk anak mereka.

*Assalamualaikum😊
maaf ya setalah cukup lama baru bisa update lagi pas ditahun baru lagi moga aja cerita yang aku tulis kali ini jelas, menarik dan menghibur kalian semua ya hehe...tapi kalau tidak maaf yak😁😊
Oh ya tak lupa terimakasih buat yang udah baca dan dukung aku, buat yang belum baca langsung baca aja ya..hohoho..Kelihatan Ngarep lagi...😂maaf yak.😊

**Selamat membaca**





"Teman mainku jadi suamiku❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang