Saat asik makan bakso sambil ngobrol dengan Nico, Citra bertemu dengan teman sekelasnya yang juga ingin makan bakso ditempat yang sama dengan Citra, dia bernama Fauzan.
"Ehh Citra kamu juga disini?" Tanya Fauzan.
"Iya Zan, kamu sendirian Zan?" Tanya balik.
"Enggak Citra, aku sama Nazar, Fahmi dan Briyan."Jawab Fauzan sambil nunjuk ke arah temannya sekaligus teman Citra juga.
"Ohh gitu."Ucap Citra dengan singkat."Iya Citra , kalau kamu juga sendirian?" Sahut Fauzan dengan spontan.
"Gak lihat apa ada orang didepannya, sial lo Zan."Dumel Nico dalam hati.
"Enggak Zan aku sama Nico, perkenalkan Zan ini Nico teman aku." Jawab Citra sambil menunjuk Nico.
"Oh iya, hello aku Fauzan teman sekelas Citra." Ucap Fauzan sambil mengulurkan tangannya.
"Nico."Jawab Nico dengan singkat.
"Eh Citra aku boleh duduk disampingmu?" Tanya Fauzan.
Citrapun memperbolehkan Fauzan duduk disampingnya.
"Nico kamu kenal dan berteman sama Citra sejak kapan?" Tanya Fauzan sambil melihat Nico asik makan baksonya.
"Sejak kecil." Jawab Nico dengan singkat lalu melanjutkan makan baksonya. Sedangkan Citra sudah selesai makan baksonya karna Citra tadi makan terlebih dahulu.
"Benarkah Citra?" Tanya Fauzan menandakan kalau dia tidak percaya.
"Iya Zan." Jawab Citra dengan singkat . "Oh iya Zan katanya mau makan tapi kok belum pesan bakso sih Zan?"Tanya Citra.
"Ehh iya lupa aku Citra, aku enggak jadi pesan bakso Cit." Ucap Fauzan sambil tersenyum.
"Loh kenapa Zan?" Tanya Citra dengan heran atas sikap Fauzan.
"Enggak apa-apa."Jawab Fauzan singkat.
"Heleh...dasar tokek belang banyak alasan." Ucap Nico dalam hati sambil melihat Fauzan sekilas.
Saat asik ngobrol tiba-tiba Fauzan membuat keadaan jadi rusuh atas perkataannya.
"Citra aku mau bicara penting." Ucap Fauzan sambil tersenyum ke Citra. "Bicara aja Zan."Jawab Citra dengan spontan.
"Citra aku suka sama kamu?" Ucap Fauzan sambil memegang tangan Citra. "Apa Zan kamu suka sama aku? Sejak kapan?"Seketika itu Citra kaget dengan ulah Fauzan.
"Uhuk Uhuk Uhuk...Nico yang mendengar ucapan Fauzan seketika itu juga kaget dan membuatnya tersedak.
"Nico...ini minum tehnya dulu, kalau makan hati-hati Nico." Ucap Citra lalu memberikan teh ke Nico seketika itu.
"Iya makasih." Jawab Nico dengan singkat.
"Citra gimana? Kamu mau atau tidak menjadi pacar aku?" Tanya Fauzan bertubi-tubi.
"Terima Citra...terima."Ucap Nazar, Fahmi, dan Bryan yang sendari tadi nongkrong diwarung kopi dekat warung bakso yang Citra, Nico dan Fauzan tempati.
"Tapi...
"Kenapa harus pakek tapi Citra?" Keluh Fauzan.
Merasa dicuekkin sama Citra, Nicopun berhenti makan dan beranjak dari duduknya, lalu menuju ke penjual bakso untuk membayar tagihan bakso dan tehnya yang tadi telah dipesannya.
"Sreettttt...."
"Nico mau kemana?" Tanya Citra . "Mau bayar bakso." Ucap Nico dengan singkat. "Kenapa baksonya enggak dihabiskan?" Tanya Citra lagi. "Udah kenyang." Jawab Nico dengan spontan lalu bayar baksonya.
"Loh Nico aku kok ditinggal sih?" Tanya Citra tapi enggak dijawab dengan Nico.
"Nico tunggu in aku dong." Ucap Citra sambil mendorong kursinya kebelakang.
"Loh Citra kamu mau kemana?" Gimana dengan aku?" Tanya Fauzan bertubi - tubi.
"Maaf Fauzan aku tidak bisa menjadi pacar kamu dan maaf aku harus pergi. Assalamualaikum." Ucap Citra lalu pergi begitu saja tanpa menunggu balasan salam dari Fauzan.
Sedangkan Nico udah jalan lumayan jauh dari Citra, lalu mau enggak mau Citra lari mengejar Nico . Tapi saat Citra lari mengejar Nico, Citra tersandung batu lumayan besar lalu membuatnya terjatuh.
"Nico tunggu aku... Nico...Bruukkk....Awww sakit."
Mendengar Citra berteriak kesakitan Nicopun langsung balik badan dan lari mendekati Citra.
"Citra kamu enggak apa- apakan?" Tanya Nico dengan spontan."Sakit Nico." Jawab Citra sambil meringis kesakitan.
"Yang sakit yang mana Citra?" Ucap Nico sambil memeriksa tangan, kaki Citra lalu Nico menemukan goresan besar di lutut Citra dan bekas robekan karna jatuh .
Citra berusaha berdiri dan Nico berusaha membantunya tapi karna Nico enggak tahan lihat Citra kesakitan maka Nico langsung membopong Citra . Citrapun kaget plus senang juga atas tindakan Nico kepadanya. Tanpa sadar Citra menatap Nico disepanjang jalan menuju kewarung buat beli hansaplas.
"Udah kalik lihattinnya, aku tahu kok kalau aku ganteng." Goda Nico sambil melihat ke Citra.
Deg deg deg....jantung Citrapun rasanya ingin mau keluar dan pipi Citrapun merona tanpa Citra sadari.
"Ihh...pipi kamu merona Citra." Ucap Nico seketika dia melihat pipi Citra yang merona, dan seketika itu Citra langsung memegang pipinya.
"Hahaha...senang nih digendong seorang cowok ganteng, manis, tentunya cowok idaman semua wanita." Goda Nico lagi dan lagi-lagi berhasil membuat pipi Citra merona kembali.
"Idihhh...sok kegantengan kamu." Ucap Citra sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Heleh...emang dari dulu kalik aku gantengnya dan oh iya tinggal bilang "Iya" apa sih susahnya, gak usah gengsi juga kalik kalau mau bilang "Iya" wkwkwk..." Goda Nico.
Sesampainya di warung Nico langsung mendudukkan Citra dengan perlahan setelah mendudukkan Citra, Nicopun membeli hansaplas buat luka Citra. Setelah membelinya Nicopun menempelkan hansaplas ke luka Citra.
"Terimakasih Nico." Ucap Citra setelah mendapat pengobatan dari Nico.
"Iya sama- sama, aku minta maaf ya Citra soal aku yang tadi meninggalkan kamu sama Fauzan.
"Iya Nico tidak apa-apa." Jawab Citra sambil tersenyum manis.
Melihat senyuman Citra yang sangat manis Nicopun langsung mencubit pipi Citra. Citrapun seketika itu berteriak kesakitan.
*Yeyeyeye.....Alhamdulillah part ini sudah selesai...maaf ya kalau ceritanya agak ribet atau semacamnya...😂
KAMU SEDANG MEMBACA
"Teman mainku jadi suamiku❤
Romance"Sok kegantengan tapi emang ganteng , tengil tapi juga baik , kadang marah tapi bukan tipe cowok yang suka marah , sikapmu yang cuek ternyata penyayang , kau buatku bingung atas sikapmu tapi kau juga memberiku kepastian atas ungkapan cintamu dan pem...