19. Hanya Dia

564 29 1
                                    

Assalamualaikum semua😊
Masih nyimpan "Teman Mainku Jadi Suamiku❤ kan? Kuharap begitu ya.

Oh ya maaf ya jika dalam penulisan novel masih ada typo nya.🙏

Oh ya satu lagi jangan lupa vote, komen dan simpan ke perpustakaan kalian ya. Terimakasih😍😘.
*
*
*
*

"Citra kita keruanganku yuk." Ajak Nico sambil memeluk Citra dari belakang.

"Yuk...em Nico tolong lepasin tangan kamu dong kita belum mukhrimnya dan emang kamu enggak malu apa dilihat para pegawai kamu." Ucap Citra karna merasa tidak nyaman atas tatapan para pegawai Nico.

"Udah jalan aja Citra lagiankan kita berteman jadi gak apa-apa kalau cuman dipeluk kayak gini." Balas Nico sambil terus jalan.

"Citra kok berhenti sih?" Ucap Nico ketika merasakan gadis didepannya malah berhenti berjalan.

"Lepasin atau aku akan pulang sekarang!" Ucap Citra dengan kesal.

"Yah Citra...gak seru nih." Akhirnya Nico melepaskan pelukannya pada diri Citra.

"Nah gini lebih baik." Senyum Citrapun mengembang.

Melihat senyum Citra entah mengapa hati Nico merasa hangat dan senang.

"Yuk masuk Citra." Ucap Nico setelah berada didepan ruangannya.

"Iya Nico." Ucap Citra sambil masuk kedalam ruang kerja Nico dan disaat itu pula Citra kagum apa yang ada didepannya. Gimana enggak kagum kalau didepannya terdapat perpustakaan kecil dan ternyata dibalik perpustakaan itu ada ruangan dengan kasur ukuran lumayan besar dilengkapi dengan AC dan Tv tanpa dikasih tahu Citra udah tahu kalau itu kamar tidur. Tapi yang buat Citra heran kenapa ada baju perempuan di almari kaca itu.

"Apakah Nico selalu membawa perempuan kesini?" Fikir Citra

"Citra." Ucap Nico sambil memegang pundak Citra seketika Citra sadar dari lamunannya.

"Kenapa kamu melamun? Apa yang sedang kau fikirkan?" Tanya Nico bertubi-tubi.

"Eh..enggak ada Nico, Nico boleh aku bertanya?" Ucap Citra sambil melihat Nico.

"Boleh." Jawab Nico sambil memegang pipi Citra.

"I..itu baju wanita kan? Kenapa bisa ada disitu? Apa kamu sela...ucapan Citra terhenti karna Nico langsung menjawab tanpa menunggu pertanyaan Citra selesai.

"Iya itu memang baju perempuan." Jawab Nico sambil mendudukkan Citra dikasur. "Jangan berfikir negatif dulu." Ucap Nico ketika dia melihat gerak-gerik Citra yang menandakan kalau dia berfikir yang lebih jauh.

"Eh.Bu...bukan begitu Nico." Ucap Citra dengan gugup.

"Itu bajunya bunga mantan sekretaris aku, dulu dia nginap disini karna dia sedang berantem sama suaminya nah kebetulan setelah dia baikan sama suaminya dia pulang kerumah suaminya dan lupa bawa bajunya. "Lalu?" Tanya Citra dipertengahan penjelasan Nico. "Lalu besok dia akan kesini untuk ambil bajunya karna dia mau ikut suaminya ke London karna suaminya ada bisnis disana gitu." Ucap Nico sambil tiduran dipaha Citra.

"Eh Nico apa yang kau lakukan?"

"Biarkan begini dulu ya, aku mau tidur sebentar." Jawab Nico sambil mencari posisi yang nyaman buat tidur.

Entah mengapa tangan Citra bergerak begitu saja mengusap rambut hitam milik Nico, sedangkan Nico tersenyum karna perlakuan lembut yang diberikan Citra dan alhasil dia tidur dengan rasa bahagia.

13.30

"Bangunin? Tidak. Bangunin? Tidak. Bangunin? Tidak." Tanya Citra pada dirinya sendiri.

"Tapi ini udah jam 1 lebih sedangkan aku dan Nico belum sholat dhuhur, bangunin aja lah." Ucap Citra pada dirinya sendiri.

"Nico bangun...Nico bangun udah jam 1 lebih kita belum sholat dhuhur." Ucap Citra sambil mengusap pipi Nico dengan lembut.

"Hoooaamm....eh Citra, aku tidurnya lama ya? Paha kamu pegal atau tidak?" Tanya Nico sambil mengucek matanya.

"Enggak juga Nico. Oh ya udah jam 1 lebih kita sholat dhuhur dulu yuk." Ucap Citra sambil melihat Nico.

"Ayuk." Merekapun pergi melaksanakan sholat dhuhur berjama'ah di mushola yang disediakan oleh perusahaan Nico.

Setelah melaksanakan sholat merekapun kembali ke ruangan Nico.

"Oh ya Nico kedatanganku kesini aku ingin sampaikan kalau besok senin aku mau melaksankan Ujian Nasional dan aku tadinya mengajak Maya kesini tapi dianya enggak bisa karna katanya dia ada urusan mendesak jadinya dia enggak bisa kesini." Ucap Citra sambil duduk di sofa.

"Oh begitu. Aku rasa kita akan tetap melaksanakan perjanjian ini dan masalah Maya biar aku saja yang ngurusin, kamu tenang aja dan fokus ke ujian kamu ya biar nanti dapat hasil yang memuaskan. Oke." Jawab Nico sambil tersenyum.

"Oke Citra jangan berharap lebih, dia mencintai Maya dan hanya ingin menikahi Maya bukan kamu." Ucap Citra dalam hati.

"Teman mainku jadi suamiku❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang