Akhir Kisah

291 5 1
                                    

Naikkan volume di hp kamu, lalu klik video diatas, dan Happy reading! :))

Untuk kesekian kalinya atau mungkin untuk terakhir kalinya sudah ku putuskan untuk pergi dan menghilang secara perlahan dalam hadapmu, wahai Tuan tersayang. Bukan hanya karena keraguan yang mulai menggerogoti serpihan hati, pun juga bukan karena kepasrahan yang menghampiri setiap ruas di hati. Tetapi ini karena suatu hal yang tak dapat ku ceritakan di sini. Mungkin akan menimbulkan ketidakpahaman dalam benakmu, wahai Tuan. Tenanglah, aku akan berkenan hati menjawab tanyamu.

Namun karena ku yakin, jika kau benar - benar pemilik hati yang sesungguhnya, maka suatu hari kita kan bertemu kembali bersama tinta cerah yang akan menjadi dasar sebuah keindahan, dari lukisan kisah cinta yang akan membawa kebahagiaan.

Ku mohon hentikan langkahmu, jangan mendekat dan mendekapku jika hanya akan membuatku terseret dalam kelabu. Jangan meresah bila ku benar - benar hanyut menuju muara hati kebebasan dari belenggu - belenggu rindu yang menyesakkan. Lalu aku akan segera tenggelam dengan tenang. Berhenti memanggilku ketika ku kembali dalam keceriaan. Jangan berbisik pada angin yang menyampaikan salammu untukku, karena itu hanya akan menabur secerca benih harapan dalam bayang yang masih mengambang. Jangan menunggu rinai yang dahulu selalu ku titipkan rindu itu padamu, wahai Tuan. Karena sekarang tak kan ku sertai rindu bersama jutaan tetesnya.

Mengenalmu tentu bukanlah suatu penyesalan. Melainkan membuatku paham akan segala hal yang sebelumnya tak mampu tuk ku pahami. Tentang rasa yang menyelami hati yang benar - benar terkunci. Tentang ruang hampa yang terlukis indah oleh senyummu. Tentang rindu melulu yang membuatku dingin membeku dalam bisu. Tentang ruang kosong tak berpenghuni yang tertata rapih saat terjaga, sebelum badai topan meluluhlantahkan rasa. Tentang pena yang saban hari tak jemu menari di kertas yang usang, membentuk rangkaian pola tulisan.

Terima kasih telah membantuku, saat hujan deras bulan November. Ketika mereka semua riuh dalam semangat yang membara. Karena mu telah ku temukan sesuatu yang hilang itu. Terima kasih Tuhan, aku dapat sedekat itu dengan Tuan tersayang, dapat leluasa memandang indah senyumnya. Terima kasih telah menghiburku saat bertahun - tahun yang lalu, ketika pergantian tahun menyapa saat keduanya saling terjaga, membagi cerita, menabur tawa bersama, pun juga tentang tetes - tetes air kebahagiaan hingga sendu yang terseduh oleh air mataku.

Biarlah aksara sajakku ini tetap kokoh berdiri dengan kuatnya, dalam setiap penantian para pembaca, penikmat sajak, dan pecinta serangkai kata pewakil hati mereka yang membacanya. Meski sebentar lagi, pengagum Tuan dalam diam akan segera lenyap dalam sunyi. Hempas dalam kalut yang sempat merajuk tak henti. Mungkinkah ini sebuah kebodohan salam perpisahan untuk Tuan tersayang yang tak kan mungkin mengetahui setiap bait sesajak ku ini?

Bilamana suatu hari kau temukan tulisan ini, percayalah, karena sesungguhnya ini adalah persembahan teruntukmu, wahai Tuan tersayang.

Tetaplah tersenyum, merekahlah dengan elok. Berhentilah menampilkan senyum semu itu. Meski aku telah hanyut terhempas bersama waktu. Lalu terlelap untuk beberapa waktu.

Selamat tinggal mentari senjaku.

~Itsmemhrn
■Setelah ku dapati sesuatu yang berambigu.■

Coretan PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang