Bahagia

295 30 0
                                    

Entah kebetulan atau tidak yang penting aku senang. Kau akan selalu ada di sampingku dan menjagaku.
Terima kasih untuk kesempatan ini

~~~Vi~~~

"Mama uda nentuin supaya kamu di jaga sama Bryan. Jangan membantah!" kata mama padaku.

"Iya ma" kataku cepat.

Ngapain coba ngebantah.. Malah mau bilang terima kasih untuk mama... Secara langsung mama udah ngedeketin aku sama dia. Tapi ga bisa bilang, soalnya mama nanti jadi ngejauhin aku sama si gunung es. Batinku.

"Vi. Kok ngelamun sih?" tanya mama.

"Eh, engga kok ma. Cuman lagi mikir sekolah nanti gimana. Kak Bry ikut juga apa engga?" kataku mengarang.

Ya ga mungkinlah aku bilang aku senang banget. Untung ide itu muncul di kepalaku.

"Oh... Iya. Mama nyuruh Bry full satu harian jagain kamu. Apalagi kalau di luar rumah. Dan bahkan dia akan tidur di sini juga  biar gampang ngawasi kamu." jawab mama

"Ou.. Ok ma...
Ma, aku balik ke kamar dulu ya. Capek banget." ucapku sambil pura pura menguap.

"Ok. Cepat sembuh sayang... Lukanya jangan di pegang pegang ya. Mama khawatir sama kamu. Kalau sakit atau kenapa kenapa, kamar Bry di samping kamar kamu. Sengaja mama suruh di situ. Biar lebih dekat jagain kamu." balas mama

"Ok ma." kataku sambil memberi hormat pada mama layaknya seorang prajurit.

******
"Nia...." teriakku setelah berada di kamar atas.

"Ada apa Vi. Jangan teriak teriak dong." kata Nia yang datang dari kamarnya.

"Sini deh sama aku."
Sambil menarik tangan Nia, ku ajak dia ke kamarku. Nia hanya diam mengikuti tarikan tanganku.

Luka di kakiku belum sembuh benar, jadi masih sedikit pincang kalau jalan. Cuman, ga Vi namanya kalau ga lasak. Jadi jangan heran kalau aku jalan sana jalan sini.

Sampai di kamar, ku ajak Nia tiduran di kasurku.
Ku lihat wajah Nia yang sedikit heran.

"Nia, kemaren waktu aku pingsan yang nolongin siapa?" tanya ku pada Nia.

"Kak Bry dan kak Ry." ucapnya polos.

"Trus yang jagain aku siapa?"Tanyaku lagi

"Mama, sama kak Bry yang ga pernah absen gantian jagain kamu."

"Kak Bry?"tanyaku memastikan lg

"Iya Vi. Dia yang rela begadang demi jagain kamu." Kata Nia mantap
Aku hanya mengangguk ngangguk saja.

"Eh, tau ga Vi... Kak Ry itu baik loh... Waktu kamu pingsan aja dia yang nenangin aku.. Dia juga yang biarin aku nangis di pelukannya karna kamu ga bangun bangun" kata Nia yang sudah tersipu malu.
Terlihat dari pipinya yang merah dan raut wajahnya yang tampak bahagia.

"Wih... Bagus dong. Biar kamu ga sepi dan sendirian." kataku sambil menoel pipinya.

Dan blush... Dia memerah... Dan tampak malu malu kucing. Aku senang melihatnya begitu. Karena dengan demikian, dia tak larut dalam kesalahannya yang membuatku terluka.

"Eh Nia... Aku mau curhat deh sama kamu...Tapi jangan ada yang tau ya... Apalagi mama, papa dan bunda." kataku memastikan.

Nia yang awalnya tiduran di kasurku langsung duduk dan bersandar di kepala kasur. Dia tampak serius mau mendengarkanku. Aku pun langsung menaruh kepalaku di pahanya agar lebih dekat dengannya.

"Cerita aja... Aku siap jadi pendengar setia." katanya mantap sambil mengelus rambutku.

"Kamu tau ga, kalau kak Bry itu uda beberapa kali aku temui. Sebenarnya masih 3 kali sebelum akhirnya aku pingsan." kataku sambil memutar rambutku yg panjang. Sedangkan Nia masih sibuk mengelus rambutku.

"Yang pertama Kapan Vi?" tanya Nia.

"Yang pertama waktu aku di Supermarket. Awalnya pas dikasir, kami barengan ngasih barangnya. Aku kira dia akan menyerah. Tau taunya engga... Akhirnya aku mundur dan mengalah samanya... Aku hanya mampu menatapnya dengan tatapan kagum.. Dia sungguh menarik perhatianku waktu itu... Saat sang kasir menjumlah barangnya, dia tersenyum dan itu membuatku tersipu malu. Dan tau ga aku sungguh terkagum kagum olehnya... Dia Cinta pertamaku." kataku lagi panjang lebar menjelaskan awal kami berjumpa.

"Trus yang kedua?" tanya Nia yang semakin penasaran.

"Yang kedua, waktu kita mau mendaftar. Kamu ingat ga waktu aku teriak minta kamu pelan sedikit jalannya?" tanyaku pada Nia. Nia berfikir sejenak dan mengangguk.

"Nah, waktu aku mau jalan lagi ga taunya dia tiba tiba muncul dan tangannya mengangkat ke atas gitu, aku rasa sih mau lihat jam. Cuman karna kurang fokus tangan kekarnya mengenai jidatku. Nah, di situ dia itu cuman nanya keadaan aku dan minta maaf... Waktu tau itu dia, aku langsung bersikap Iam Fine... Ya gak mungkin dong aku bilang aku sakit di depan dia yang buat aku Falling In Love. Aku ga mau terlihat lemah di mata dia." Kataku lagi pada Nia.

"Dasar... Pantesan fikiran kamu kayak kosong gitu... Ternyata jumpa kak Bry toh.." ucap Nia sambil tersenyum.

"Trus abis itu karna tau aku baik baik aja, dia langsung permisi dengan senyumnya yang buat aku klepek klepek...Tapi yang buat sakit itu sikap dingin dan cueknya." kataku mulai memelas.

Nia masih setia mendengarkan. Aku pun melanjutkan ceritaku.

"Tapi aku juga mau berterima kasih sama kamu karna kamu lempar aku pake botol.. Kalau engga, aku bakalan lamunin dia terus dan mungkin akan di culik.. Walau sakit sih." kataku dan dia pun tersenyum padaku.

"trus yang ketiga?" tanya Nia lagi padaku

"Yang ke tiga itu waktu acara amal. Kamu tau kan yang kita mau keluar ternyata dia dan Kak Ry datang. Aku sungguh terkejut di situ... Melihat dia datang dengan setelah jas dan dasi itu membuatku semakin berbunga bunga. Tapi ya tetap saja dia itu dingin dan cuek. Makanya aku panggil dia Gunung Es...makanya itu aku mau lelehin si gunung es itu."
Kataku mantap pada Nia.

Dia hanya tertawa mendengarku...

"Gunung es" panggilan yang bagus kata Nia

Setelah itu, kami pun bercerita mulai dari hal yang penting sampai tidak penting sekaligus... Dan akhirnya kami berdua pun tertidur di kasurku.. Jangan heran, ini sudah hal biasa bagi kami berdua...

******

Hai pembaca setia BAP.
Jangan pergi tinggalin aku ya...

Karna aku akan upload sebanyak banyaknya asal kan kalian stay dan bahagia...

Jangan lupa Follow dan koment ya...
Ntar aku doain kalian dapat jodoh yang Sweet di tahun 2018

Salam Line

Bertahan atau Pergi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang