Tersenyum

198 17 0
                                    

Melepaskanmu adalah pilihan yang tepat saat ini.

~~~Vi~~~

******

Author Pov

Setelah hampir 3 tahun Vi menutup diri dengan laki laki akhirnya Vi mulai kembali seperti biasanya.

Semua itu berkat Novan. Sudah hampir sebulan mereka dekat.

Ya... Novan. Lelaki tangguh yang sangat sayang pada Vi. Setidaknya saat ini seperti itu. Eh... Maaf. Kamu tanya siapa Novan?
Novan Prasetyo. Pemuda yang sangat mapan, dewasa, tampan dan juga pintar.

Oh iya... Author lupa kasih tau. Dia itu Pria yang waktu itu bersama anak kecil yang Vi kasih tas Cinderellanya. Sudah tau kan? Ok sekarang lanjut.

Awal mulanya mereka bertemu saat Vi pulang sekolah. Ada segerombolan anak jalanan sebanyak 5 orang yang mengganggu Vi. Tapi, Vi tidak meladeni mereka.

Karena tidak di gubris akhirnya salah satu dari berandalan itu yang Vi yakin sebagai ketuanya mencoba menyentuh Vi. Vi pun mencoba menyelamatkan diri. Namun tetap saja kekuatannya yang seorang diri kalah dengan kekuatan 5 orang.

Di saat yang tepat datanglah Novan. Ia melindungi Vi yang sedang ketakutan. Mulai dari situlah mereka sering berjumpa. Baik itu tidak sengaja maupun di sengaja. Lambat laun, Vi pun kembali merasakan kehangatan di hatinya dan kembali membuka hatinya.

Sore ini mereka sedang menikmati keindahan taman kota. Senyum dan tawa bahagia tak pernah lepas dari wajah Vi dan juga Novan.

"Kamu cantik" kata Novan sambil melihat ke arah Vi yang sedang tertawa lebar

"Eh.. Maaf kak.. Kakak bilang apa?" tanya Vi. Ia ingin membenarkan pendengarannya. Ia takut itu hanya ilusinya saja.

"Kamu.... Jelek." kata Novan sedikit menggantung lalu berlari menjauh sambil menjulurkan lidahnya mengejek Vi. Vi yang kesal pun mencoba mengejar Novan.

"Udah dong kak... Vi capek ni." katanya sambil duduk di trotoar taman.

Novan yang melihat itu pun berlari ke arah Vi dengan wajah cemas.

"Dapat... Yeee... Wajahnya cemas amat bos" goda Vi sambil menoel pipi Novan dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya dilingkarkan ke tangan kanan Novan agar Novan tak lari lagi.

"Kamu apaan sih. Becandanya ga lucu. Aku kira beneran kenapa kenapa." kata nya dengan sedikit kesal. Lalu berdiri dan meninggalkan Vi yang masih duduk di trotoar.

"Kak... Tunggu. Jangan marah dong."
Bujuk Vi sambil mengejar Novan yang mulai jauh.

"Kakak..."

Novan pun duduk di banggu taman. Vi juga duduk di sebelahnya. Menggoyangkan lengan kiri Novan agar menjawab panggilannya.

"Kakak.. Jangan marah dong. Masa gitu aja marah."

"......"

"Kak... Jangan diam aja dong. Gak enak tau di diamin kayak gini. Mending kakak marah marah sama aku dari pada diamin aku."

"......."

"Kakak..." rengek Vi lagi.

Karena tak di tanggapi, Vi pun mulai kesal. Dia pun melipat tangannya di dada lalu bersandar di kursi taman. Tak lupa, bibirnya pun di kerucutkan.

Hampir 15 menit mereka diam diaman Novan pun mengalah.
"Kan aturannya kakak yang marah. Kok jadi malah kamu yang marah?"

"......."

"Ye... Ngambek dah jadinya. Bibir tu jangan di monyongin. Makin jelek yang ada." kata Novan sambil menahan tawanya. Ia merasa pose Vi sangat lucu. Tapi karena Vi lagi ngambek dia mengurungkan niatnya untuk tertawa lebar.

"......."

"Vi... Uda dong." bujuk Novan.

Karena tak di gubris Novan pun ikut ikutan berpose seperti Vi.

"Kakak apa apaan sih." kata Vi kesal lalu berjalan meninggalkan Novan. Novan pun terkekeh kecil melihat Vi.

"Vi..." panggil Novan lalu mensejajarkan langkahnya dengan Vi.

"Hei... Jangan marah dong." ucap Novan lembut.

"Hei... Masa karna gitu aja marah?" Kata Novan. Tapi Vi tetap saja melanjutkan langkahnya dan membiarkan Novan yang sudah berhenti.

"Uda dong ngambeknya sayang." kata Novan lembut.

Jleb. Ucapannya berhasil menghentikan langkah Vi. Novan pun mulai melangkahkan kakinya mendekati Vi.

"Hei... Itu pipi atau tomat ?" tanya Novan yang sudah berdiri di depan Vi sambil menunjuk pipi Vi.

"udang rebus" kata Vi jutek lalu meninggalkan Novan.

Ia tak mau semakin malu di depan Novan. Di sisi lain dia teringat dengan seseorang yang dulu sering menggodanya. Tapi itu tinggal kenangan.

"Kak kita balik yuk. Aku capek banget." katanya saat melihat Novan di sampingnya.

"Trus pulang? Ga mau makan dulu atau apa gitu?" Tanya Novan.

"Langsung pulang aja deh kak. Aku capek banget." kata Vi

"Yaudah deh."

Sesampainya di depan rumah Vi, Vi tidak langsung turun.

"Hei... Melamun aja." kata Novan lembut sambil menyentuh pipi Vi

"Eh... Engga kok kak. Aku masuk dul...." ucapan Vi terputus karena jari telunjuk Novan menyentuh bibirnya.

"Kamu kenapa?" tanya nya lembut.

"Engga kok kak. Cuman kecapean aja kok." kata Vi

Ga mungkin aku cerita tentang dia ke kakak. Aku ga mau kakak merasa kalau aku membuat kakak sebagai pelampiasan. Aku ingin seperti ini. Biarkan seperti ini. Batin Vi

"Kamu ada masalah? Atau kakak ada salah sama kamu? Sini cerita sama kakak. Baik tentang sekolah, rumah atau tentang lelaki lain juga boleh. Kakak siap mendengar."

"eh.. Engga kok kak... Gapapa."

"Ok kalau kamu ga mau cerita sama kakak. Mungkin kamu belum percaya sama kakak. Tapi kalau kamu butuh kakak, kakak pasti selalu ada kok buat kamu. Sekarang kamu masuk, mandi, makan, trus istirahat ya. Biar capeknya ilang." ucap Novan dengan nada sedikit kecewa tapi dia menutupnya dengan sebuah senyuman.

"Iya kak.. Makasih ya kak." ucap Vi lalu turun dari mobil Novan.

"Iya. Besok pulang ibadah kita jalan jalan lagi ya. Besok kakak ajak Claudia juga biar rame." kata Novan.

Vi hanya mengangguk dengan senyuman di bibirnya. Lalu menatap mobil Novan yang menjauh.

Kemudian dia masuk kerumah. Pikirannya kembali kepada sosok lelaki yang sangat di rindukannya.

Dengan ragu ia masuk ke kamar lelaki itu. Memandangnya, menghirup aromanya yang tertinggal. Kemudian berjalan ke arah kasurnya meraba setiap centi kasur yang pernah di tempati lelakinya. Dan akhirnya terlelap di sana.

*******

Hai hai.... Maafkan Line yang lama update. Soalnya masih sibuk sekolah. Jadi waktunya agak berkurang.

Maafkan Line yang telah membuat kalian menunggu lama. Line tau menunggu itu adalah hal yang menyakitkan. Sama yang seperti di rasakan oleh Vi.

Tapi tetap setia ya baca BAP. Biar Line makin semangat. Walau lagi sakit tapi tetap update.

Salam Line

Bertahan atau Pergi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang