Lelah

285 18 0
                                    

Saat bayanganmu mengisi pikiranku segala beban dan gundahku lenyap seketika. Terima kasih telah menjadi obat dalam kelelahanku.

~~~Bry~~~

Author Pov

Jam telah menunjukkan pukul 00.23 tapi Bry masih berkutat dengan tumpukan tumpukan kertas di meja nya. Ia tak bisa meninggalkan pekerjaannya sekarang karena besok pagi dia harus meetting kembali dengan beberapa rekan nya.

Lelah pun membuat dirinya mengantuk. Perlahan, di sandarkannya tubuhnya ke kursi kerjanya. Lalu memijit pelan kedua pelipisnya berharap lelahnya akan berkurang.

Ting... Terdengar bunyi handphone nya yang menandakan ada sebuat chat masuk. Perlahan, diambilnya handphonenya lalu di bukanya pesan yang masuk.

Tanpa sadar sudut bibirnya pun terangkat  membentuk sebuah senyuman indah.

"Aku akan setia menunggumu walau jarak dan waktu terus memisahkan kita. Tapi satu yang perlu kau tau, jika Tuhan berkata Ya maka tak akan ada satu hal sekecil apapun yang akan memisahkan kita" ucap Bry pelan membaca sebuah tulisan yang ada pada poto tersebut.

"Aku menyayangimu Vi." katanya sambil mengelus poto gadis nya.

Ya... Itu adalah poto Vi yang di tangkap kamera sedang tertawa bahagia. Tampak dari tawanya yang sangat lepas.

"Aku senang kau tertawa kembali. Mungkin memang harus begini jalan kita. Kita bersama tapi tak bisa bersatu. Aku tau dia adalah lelaki yang baik buat mu." katanya lagi sambil terus menatap benda pipih itu.

Vi yang tertawa lepas dengan seorang pria yang sedang merangkulnya. Tampak kebahagiannya yang terpancar dari kedua insan itu.

Perlahan mata Bry mulai memanas. Menahan gejolak cemburu, marah, kesal tapi bercampur dengan rasa rindu dan juga bahagia.

Semakin lama di tatapnya benda pipih itu semakin besar pula emosi di dadanya. Ingin rasanya dia berada di posisi itu. Memeluk Vi, melindungi Vi juga memberikan kebahagian untuk Vi. Tapi apa daya. Dia ingin tapi tak mampu. Vi amat sangat dekat tapi tak bisa tergapai.

Perlahan di jauhkannya benda pipih itu dari pandangannya. Menutupnya lalu memejamkan matanya. Mencoba mengingat kembali masa masa bahagianya dengan Vi.

Terlarut dalam anganannya, Bry pun tertidur lelap. Hanyut dalam lautan mimpi dengan sejuta rintik kerinduan .

*****

"Aku mencintaimu. Sungguh amat mencintaimu." teriak lelaki pujaannya.

"Apa buktinya ?"

"Aku akan melindungimu. Tak kan ku biarkan seorang pun menyakitimu." balas lelaki itu masih pada tempatnya.

Perlahan perempuan itu mendekat ke arah lelaki pujaannya. Tangannya terulur untuk menggapai lelakinya. Mendekat dan semakin mendekat.

Saat satu langkah lagi ia bisa menggenggam lelakinya, tapi kaki nya terhenti. Menatap kearah lelakinya. Kemudian ia mundur perlahan sambil menggelengkan kepalanya.

"Sadarkah kau, apa yang kau ucapkan?" Tanya perempuan itu sambil terus berjalan mundur. Lelaki yang di tanya pun seakan bingung dengan ucapan wanitanya.

Tapi dia tak bisa menggerakkan kakinya untuk mengejar wanitanya. Ia hanya mampu diam dan menatap wanitanya yang semakin jauh sambil berurai air mata.

"SADARKAH KAU??!" teriak perempuan itu lagi dengan air mata yang semakin deras.

"Kau ingin melindungiku ??? Hah.. Yang benar saja. Kau ingin melindungi ku tapi kau tak sadar bahwa kau yang selama ini menyakitiku. KAU YANG MENYAKITIKU." teriak wanita itu lalu berlari dengan air mata.

"Tidak!" ucap seseorang terkejut. Ternyata Vi yang terbangun dari tidurnya. Ya.. Kisah tadi adalah mimpi. Mimpi yang Vi rasa amat sangat mirip dengan kisahnya dengan dirinya sendiri.

"HA..AH...!! Mengapa harus mimpi itu ?" teriaknya frustasi sambil mengacak rambutnya.

Vi mulai pusing dengan mimpinya. Mimpinya seolah olah ingin menyindir Vi. Kisahnya sama seperti kisah Vi dengan pria nya.

Pria yang telah membuatnya bahagia sekaligus menyakitinya. Pria yang membuatnya merasakan jatuh cinta sekaligus membuatnya patah hati. Pria yang membuatnya rindu sekaligus membuatnya benci.

Bry... Satu kata untuk mengungkapkan semuanya.

Perlahan, air matanya pun mulai menetes.

Hanyut kedalam pikiran kacaunya. Kerinduannya semakin menjadi jadi.

Air matanya terus mengalir mengingat setiap moment bersama mereka.

"Aku lelah." ucap Vi lirih kemudian tertidur.

*****

Hari ini hari minggu, seperti biasa Vi menjalankan rutinitasnya. Yap.. Beribadah.

Setelah itu, Vi pergi ke cafe tempat ia biasa menghabiskan waktunya.. Menatapi setiap pasangan yang lalu lalang dengan tawa bahagia. Menatapi bahwa dirinya cemburu dengam segala kebahagian orang lain.

Perlahan, ingatannya kembali mengulang kisanya dengan lelakinya. Mengulang bagai kaset yang di putar ulang pada sang pemilik.

Kepalanya pusing. Dadanya sesak. Hatinya sakit. Lengkap sudah penderitaannya.

Di ambilnya benda pipih dengan motif Cinderella lalu di mainkannya. Di kutak katik bagai mainan puzzle.

Sama seperti hatinya...

"Ouu.. Kamu so sweet banget." ucap pasangan yang berada di seberang meja Vi

"Makin sayang deh sama kamu." ucap wanita itu lagi sambil bergelayut manja di lengan lelakinya.

"Menjijikkan." ucap Vi sinis sambil menatap pasangan itu. Kemudian meletakkan uang merah dua lembar kemudian pergi meninggalkan cafe.

Kenapa aku yang kesal ya? Batin Vi sambil melangkahkan kakinya.
Ia terus berjalan dengan hati yang penuh kekesalan. Ntah kemana pun itu yang penting ia tak merasa kesal.

Lama berjalan ntah kemana kaki nya yang menggunakan heels mulai lelah. Cepat cepat ia mencari tempat yang bisa ia duduki.

Setelah ketemu, ia pun duduk kemudian menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi kemudian memejamkan matanya.

Aku merindukanmu. Sangat amat merindukanmu. Ku mohon, datang lah kepadaku walaupun kau telah menjadi seseorang yang tidak mengenalku. Batin Vi dalam diam.

*****

Maafkan Line yang lama upload. Trus pendek ceritanya. Line lagi penuh dengan kesibukan.

Tetap setia dengan BAP ya... Dan jangan lupa tinggalkan jejak kamu..

Salam Line

Bertahan atau Pergi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang