Harus!!!

168 18 5
                                    

Ketika ku dengar namamu kembali getaran itu hadir dalam diriku.

~~~Bry~~~

Setelah tiba di Kota yang dulu pernah mengisahkan kenangan indah untuknya, lelaki yang baru tiba itu segera menuju cafe dimana dia akan bertemu dengan seseorang.

Tempat ini masih sama dengan beberapa tahun lalu. Batinnya.

Setelah memasuki cafe yang di tuju, pandangannya teralihkan oleh pria yang sudah duduk di ruangan yang kedap suara. Perlahan dia menyernyitkan keningnya. Mengapa harus di ruangan ini mereka bertemu? Sepenting apa yang ingin di bicarakannya? Batin pria tadi

"Hai, ada apa ?" sapa seseorang pada lawan bicaranya ketika sudah memasuki ruangan itu.

"Ada yang ingin ku bicarakan padamu"

"Tentang?"

"Menurutmu?" tanya lawan bicaranya sambil menaikkan alisnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan tentangnya?"

"Aku menyukainya."

Deg deg deg

BRAKK

Tubuh seseorang tersungkur di lantai cafe akibat pukulan keras di wajahnya.

"MENGAPA KAU MENGHIANATIKU?! HAH!!" Bentak orang yang tadi memukul

"Maaf kan aku Bry. Tapi aku benar benar mencintainya." balas nya lagi

Kalian tau itu siapa?? Itu adalah Bry dan Novan. Ya.. Kemarin Novan menelpon Bry agar segera menemuinya. Novan telah memikirkan matang matang akan tindakannya. Tak terkecuali dengan amarah yang Bry berikan.

Flashback on

"Hallo" ucap Novan ketika sambungan teleponnya terhubung kepada lawan bicaranya

" Ya " balas lawannya yang tak lain adalah Bry

"Bisa kita bertemu ?" ucap Novan pelan agar tak terdengar oleh siapa pun

"Kapan?"

"kalau bisa secepatnya."

"Aku kan langsung menuju ke sana. Kabarin saja lokasinya."

"Ok. Aku tunggu besok. Tempatnya akan aku SMS saja."

"Baiklah. Aku harus kembali bekerja"

"Ok"

Flashback off

Itulah awal bagaimana Bry dan Novan bisa bertemu. Sebenarnya Novan bukan ingin mengatakan hal itu kepada Bry. Tapi, dia terhasut oleh ucapan Claudia kemarin.

Karena dari itu, Novan menganggap lelaki sejati pasti akan melakukan apapun demi mendapatkan wanitanya.

Makanya, ia mengatakannya pada Bry. Tapi bagaimana tidak dengan Bry. Dia juga menyanyangi wanita yang dimaksud Novan.

Kalian pasti tau. Siapa lagi kalau bukan Vi. Mereka menyukai wanita yang sama.

******

Saat Bry diminta untuk menjadi pengawal Vi oleh ibunya Vi, ayah Vi sudah menolak keras. Karena ayah Vi menganggap bahwa Bry hanya membawa malapetaka bagi anak semata wayangnya.

Itu disimpulkan ayah Vi ketika Vi terluka dan koma. Walau sebenarnya bukan Bry yang melakukannya. Ayah Vi sangat menyanyangi Vi oleh sebab itu beliau tak ingin anak nya terluka.

Seiring berjalannya waktu, Bry memastikan ayah Vi bahwa anaknya akan aman dengannya. Dan benar saja, ayahnya mulai mempercayai Bry.

Hingga akhirnya mereka berani melepaskan Vi berdua dengan Bry saat mereka pergi keluar Negeri.

Tapi kepercayaan ayahnya kembali tak percaya ketika mengetahui bahwa Vi kembali sakit.

Saat itu juga, ayah Vi menelpon Bry. Menyuruh Bry untuk berhenti berada di dekat Vi. Bukan Bry namanya jika ia langsung menyerah.

Hingga sebuah kesepakatan keluar dari mulut ayah Vi.

Sebuah perjanjian Bry boleh membuat Vi bahagia tapi dengan syarat hanya sampai Vi lulus. Setelah itu, Bry harus meninggalkan Vi dan keluarganya.

Awalnya Bry tak menyetujui itu. Tapi ayahnya menjanjikan bahwa Bry akan diberikan sebuah perusahaan untuk di kembangkannya. Jika ia berhasil, maka ia boleh kembali mendekati Vi.

Hari berganti hari, waktu Bry dengan Vi semakin menipis. Itulah sebabnya sebelum dia dan Vi menjemput ayah dan ibunya Vi yang baru tiba di Bandara setelah perjalanan mereka dari Luar Negeri Bry mencoba menghabiskan waktunya hanya berdua dengan Vi.

Menghabiskan detik demi detik hanya untuk melihat senyum Vi. Karena dia tau, dia tak akan bisa melihat senyum itu lagi.

Tapi sebelum Bry pergi meninggalkan semua kenangan di kota ini dia menemui Novan.

Ya... Novan. Bry tau bahwa Novan juga memiliki rasa kepada Vi saat mereka bertemu di taman.

Bry juga tau bahwa Novan pelan oelan mengikuti kemana pun Vi pergi. Sebab itu Bry meminta Novan untuk menjaga Vi. Bry yang meminta Novan untuk memberikan informasi kepadanya tentang Vi. Tentang Vi yang terlarut dalam kesedihan karena ditinggalkan olehnya. Tentang Vi yang mulai belajar untuk membuka hati dan kembali tertawa.

Bry yang meminta Novan untuk menggantikan posisi nya di hati Vi. Tapi tidak untuk mengisi dan menetap di sana.

Perlahan, Bry kecewa akan tindakannya. Ia menyesal. Menyesal mengapa dulu ia tidak mempertahankan Vi.

Sekilas, peristiwa beberapa tahun lalu kembali memutar di kepalanya.

Di tatapnya Novan yang masih tersungkur di lantai cafe. Lalu, tanpa fikir panjang ia pun segera berlari meninggalkan cafe.

Ia ingin segera bertemu dengan Vi.

Setiba di sebuah rumah yang dulu pernah di tempatinya, ia melihat seorang gadis cantik sedang menata taman dengan gadis lainnya.

Di fokuskannya pandangannya, ia mengenal gadis itu. Itu adalah Nia. Mungkin Nia sudah kembali setelah lulus. Fikirnya

Lebih baik aku bertemu dengan Nia dulu sebelum bertemu dengannya. Batin Bry.

Lama ia menatap Vi dan Nia, dia pun memutuskan untuk pulang. Ia harus menyusun rencana untuk menemui Nia.

Ia juga harus beristirahat karena setiba di kota ini, dia langsu g menemui Novan.
Setidaknya, rindunya sudah terbalas walau setengah.

*****

Hai guys... Author cantik lagi baik nih...

Langsung post dua Bab sekaligus. Karena Author tau, menunggu itu sangat menyakitkan...hehe

Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Biar Author gampang carinya.
Hehe

Salam Line

Bertahan atau Pergi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang