Aku Mencintaimu

199 15 1
                                    

Aku mencintaimu setulus hatiku.

~~~Vi~~~

Vi Pov

"Hai Vi.... Kau mengenal suaraku?? Jika kau mengenal suaraku, ku mohon bangunlah." ucap kak Bry dengan lembut.

"Vi... Kumohon bangunlah. Ini yang ketiga kalinya kau menutup mata seperti ini."

"Aku rindu kamu Vi..."

"Aku.rindu.kamu" ulang kak Bry tepat di telinga ku

Kemudian kak Bry mengecup kening ku cukup lama. Di saat itu jugalah air mata ku menetes.

Kak Bry pun menyadari itu langsung dan menghapus air mata ku. Aku tak bisa melihat wajahnya. Tapi dengan sura dan sentuhan hangatnya, aku merasakan bahwa cintanya masih ada untukku.

"Hai sayang. Mengapa kau menangis? Tenanglah. Kamu tak akan sendiri. Ada aku yang setia menjagamu."
Kata kak Bry dengan penuh cinta dan kelembutan.

Kemudian kak Bry kembali mengecup kening ku. Mengecupnya dengan penuh cinta dan ketulusan.

Aku ingin segera membuka mataku. Tapi berat rasanya. Mungkin efek obat yang baru saja di berikan suster tadi.

Aku sungguh ingin melihat wajahnya. Aku merindukannya. Aku ingin segera memeluknya.

Perlahan, kurasakan sebuah air mengenai wajahku. Apakah dia menangis?

Tidak. Jangan menangia karena aku kak. Cukup aku saja yang terluka karena mu.
Ku mohon jangan menangis kak. Aku akan menjadi wanita yang jahat.

Obat... Cepatlah engkau bereaksi. Aku ingin segera sadar. Aku ingin menghapus air matanya.

"Hei... Sayang. Bukalah matamu. Lihat aku disini. Aku merindukanmu." ucap kak Bry lagi

Aku juga merindukanmu kak. Tapi aku tak bisa membuka mataku. Batinku

"Cepatlah sembuh. Kakak tak bisa melihatmu terbaring lemah seperti ini. Kalau waktu bisa di putar, kakak ingin berada pada posisimu sekarang. Biarkan kakak yang menahan sakit ini. Tapi jangan kamu." ucapnya lagi

Tidak. Aku tak mau membiarkanmu berada posisiku. Aku akan sangat jahat jika membiarkan ini terjadi padamu. Batinku lagi

Ceklek...
Pintu ruangan Vi terbuka. Tampak seorang dokter memasuki ruangannya.

"Maaf pak, bapak harus kembali keruangan bapak untuk istirahat. Bapak tidak boleh terlalu banyak bergerak.
Mari saya bantu." ucap sang dokter kepada bapak yang tidak ku ketahui siapa yang di maksudnya

"Bisakah ruangannya di ganti? Saya ingin satu ruangan dengan dia." ucap seorang pria yang tak lain adalah kak Bry

Tunggu sebentar, apa mungkin kak Bry yang dimaksud bapak oleh dokter itu?
Tapi... Apa yang dimaksud dokter tadi?  Keruangan? Istirahat?
Apa sebenarnya yang terjadi?

Tubuh.. Sadarlah... Aku ingin mengetahui semua yang terjadi.

"Maaf pak. Bapak tidak bisa berada di ruangan Non Vi. Dia..." ucapan dokter itu pun terhenti

"Dokter tidak pengenali saya? Saya adalah pengawas Vi dulu."

"Nak Bry?" tanya nya terkejut

"Iya dokter. Ini saya... Saya yang dulu sering menjaga Vi saat dia Koma beberapa kali."

"Oh iya nak. Maafkan saya. Sudah lama sekali kita tidak bertemu."

"Iya dok. Panjang ceritanya jika saya ceritakan."

"Baiklah kalau begitu. Saya akan menyuruh perawat untuk memindahkan barang barang nak Bry."

"Terima kasih dok."

"Sama sama. Kalau begitu saya permisi dulu ya."

"Silahkan pak."

Terdengar kembali pintu yang sudah tertutup.

Ada apa sebanernya? Apa yang terjadi?

Aku berusaha untuk menggerakkan tubuhku. Tapi tak bisa. Obat ini sangat kuat. Kenapa suster itu memberikanku obat di saat yang tidak tepat.?

Oh.. Salah.. Aku yang salah... Saat sadar tadi, aku yang memintanya menyintikkanku obat tenang agar aku tak merasakan sakitnya di sekujur tubuhku.

"Vi... Aku tau kau mendengarkanku. Tapi, bisakah kau berikan tanda padaku bahwa kau akan kuat melewati ini? Ku mohon"

Aku sedang berusaha kak.. Tapi aku tak bisa. Aku sangat lemah saat ini.

Kemudian air mata ku pun kembali mengalir. Aku rasa dengan air mata itu, aku bisa memberikannya tanda bahwa aku mampu melewati ini. Tapi tidak sendiri. Melainkan bersama nya.

"Terima kasih Vi. Aku akan menganggap air mata itu sebagai tanda bahwa kau kuat melewati itu. Aku akan selalu di sampingmu. Menemanimu juga menjagamu. Aku tak akan pernah pergi lagi apa pun ceritanya.

Saat kau bangun nanti, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat dimana kau tak akan melupakannya." ucap kak Bry

Aku akan segera bangun. Aku akan segera sembuh kak. Terima kasih telah menemani dan menjagaku.

Tak sia sia aku bertahan untukmu karena kau adalah pilihan yang tepat untukku.

Aku REVINA AURELLIA SHERYL akan selalu mencintaimu setulus hatiku hingga maut memisahkan kita.

Mungkin saat ini aku hanya bisa berkata dalam hatiku. Tapi nanti, aku akan mengucapkannya tepat di hadapanmu.

*****

Hallo semuanya readers BAP

Masih stay kan? Wiih.. Ceritanya hampir ending nih, gmana? Ok ga?

Nantikan Novel kedua aku ya.
Jangan lupa Vote, koment, and follow. Karena satu partisipasi kalian membuka seribu peluang untukku.

Aku sayang kalian.

Salam Line

Bertahan atau Pergi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang