Menghindar

313 24 0
                                    

Walau aku mencoba jauh darimu tapi hatiku tetap untukmu

~~~Vi~~~

*****

"Thank you Nia. Uda nemenin aku..." duduk dulu yuk.. Capek banget." ucap Vi yang sudah duduk di rerumputan taman.
Pelan pelan tangan kanan Vi mulai memijit paha kirinya yang mulai nyeri.

Nia yang melihat Vi, mulai cemas.

"Kenapa Vi? Sakit?" tanya Nia

"Hmm... Sakit dikit aja kok... Bentar lagi juga sembuh." kata Vi

"Bener nih? Sini biar aku pijitin." tawar Nia pada Vi.
Belum sempat Vi menjawab, Nia langsung mengulurkan tangannya ke paha Vi.

Memijit pelan kaki Vi. Sakit yang di rasa Vi mulai berkurang...

"Nia, gimana di kelas kamu ? Seru ga??" tanya Vi mulai memecah keheningan diantara mereka.

"seru sih... Cuman ya gitu, kadang mereka ledekin aku sebagai anak pembantu keluarga kamu yang ga pantas sekolah di sana." kata Nia dengan wajah yang sedih.

"Hei... Jangan mau dengar kan mereka. Kalau mereka bilang begitu, itu harus jadi motivasi buat kamu. Tunjukkan pada mereka kamu mampu mengalahkan mereka bukan karena uang. Tapi karna hati dan otak kamu." kata Vi menenangkan.

"Makasih sayang akuh.." kata Nia sambil memeluk Vi.

"Tumben kamu pinter. Biasanya ngomong ngasal mulu." bisik Nia di telinga Vi dalam pelukannya.

"Nia apaan sih?? Kan momentnya lagi romantis gitu. Malah di ganggu. Ga asik banget deh." kata Vi

Vi pun melepaskan pelukannya dan mengerucutkan bibirnya.
Nia yang melihat tingga Vi akhirnya tertawa.

"Moment romantis apaan coba? Emang kita lesbi apa... Yang bener aja dong." goda Nia sambil tertawa.

Tanpa disadari Vi dan Nia, ada sepasang mata yang melihat mereka... Melihat kedekatan mereka tanpa memandang kekurangan satu dengan yang lainnya.

Sebuah lukisan indah pun terpampang jelas di bibirnya.

Setelah mengikuti perjalanan Vi dan Nia, dia pun memutuskan pergi agar orang lain tak curiga padanya.

******

"Vi, makan yuk." panggil bunda dari bawah.

"Bentar bun. Masih telfonan sama Mama." teriak Vi.

Sekitar 5 menit kemudian, Vi pun turun dan bergegas ke ruang makan. Di ruang makan, Bunda, Nia dan juga Bry sudah menunggunya.

Tampak Bry yang selalu curi curi pandang ke arah Vi yang asik dengan makanannya sendiri. Bry mulai merasa heran dengan sikap Vi yang berubah sejak kejadian kemaren.

Bry hanya mencoba untuk berfikir positif tentang berubahnya sikap Vi.

Bentar lagi juga balik. Batin Bry.

Tapi tidak dengan kenyataan yang terjadi.
Telah seminggu Vi berubah. Setiap kegiatan yang akan menyangkut pautkan Bry, sebisa mungkin ia hindari.
Dia tak ingin jatuh terlalu dalam dengan pesona Bry.

Memang sampai detik ini ia masih mencintai si gunung es. Dengan sikapnya yang acuh tak acuh dengan Bry bukan membuat perasaannya berkurang melainkan semakin bertambah.

Vi amat lelah dengan aktingnya. Tapi bagaimana lagi. Ia harus melakukannya.

Kabarnya, orang tua Vi akan balik 2 minggu lagi... Itu artinya selama 2 minggu Vi harus menjadi orang lain demi membatasi perasaannya pada Bry.

Mengapa cinta itu rumit sekali? Atau aku saja yang membuatnya semakin rumit. Tanya Vi dalam hatinya.

"Aahhk..." teriak Vi sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Ngeselin banget sih... Baru juga ngerasain jatuh cinta masa langsung patah hati. Kan sakit." kata Vi kesal sambil kembali mengacak rambutnya.

Dia benar benar gila karna cinta sekarang.

******

Hai BAP's Readers.
Maaf kalau lama... Maaf juga kalau sedikit... Tetap stay di aku ya...

Jangan tinggalin apa lagi duain aku..
Hehe... Authornya lagi lebay jadi maklumin ya.

Yang masih ngerayain suasana tahun baruan jangan lupa rekomendasikan cerita Line juga ya... Ntar Line doain yang merekomendasikan dapat jodoh yang super duper romantis... Hehe

Trus klau kalian uda pada dapat jodoh yang romantis kabarin ke Line. Biar tau doanya mujarap apa engga. Hehe

Salam Line

Bertahan atau Pergi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang