2. Namanya Juga Modus

986 73 0
                                    

Sepulang sekolah, Shilla langsung tenggelam dalam pulau kapuknya. Seragamnya masih melekat di tubuh rampingnya.

Rasanya melelahkan, ia menunggu angkot hampir setengah jam karena pacarnya-Ray mendadak tidak bisa mengantarnya pulang seperti biasa.

Tanpa sadar ia mendadak memejam dan tertidur. Saat nafasnya sudah teratur, ketukan pintu rumahnya mendadak menggema.

Shilla menggeram, menggertakkan giginya dan meremas seprai. Ia terpaksa bangkit dan membukakan pintu karena mamanya belum pulang bekerja.

'lihat aja, kalo nggak penting. Gue golok lo!' batinnya menggerutu.

Saat ia telah membuka pintu, "hai!!" ucap Cakka gembira. Shilla yang masih memegang gagang pintu hendak kembali menutup pintu tanpa menjawab sapaan cowok itu.

Dalam waktu bersamaan Cakka mencegah hal itu sehingga tangannya terjepit, "atah atah atah," ringisnya dengan suara melengking.

Shilla melotot dan tertawa tanpa dosa. "sakit nyet." ringis Cakka sambil menciumi jari-jarinya yang memerah.

Shilla terus saja tertawa, "najis lo pake diciumin gitu!"

Cakka tersenyum miring, "kenapa? Lo iri sama jari gue?" ia kembali menciumi jarinya sambil meniupi dengan matanya melirik Shilla.

Shilla hanya mendesis. Mereka sudah sepuluh tahun bertetangga. Namun tidak ada akurnya hingga sekarang, padahal kedua keluarga itu berusaha untuk sekedar mengakrabkan mereka, tidak lebih. Namun gagal.

"ngapain lo kesini?" tanya Shilla ketus kemudian menatap bingkisan di tangan Cakka.

"apel dong," ucap Cakka bangga.

"apel your head! Cepetan, gue ngantuk." ucap Shilla ketus.

"ck. Nih bingkisan dari bunda." Shilla mengambil alih bingkisan yang dibawakan Cakka. Sekedar melihat covernya tanpa membuka. "sengaja gue pilihin yang rasa original. Soalnya lo udah manis, hehe."

Shilla memutar bola matanya malas, "dih, jijik gue. Dasar, jones. Pacar orang dirayu-rayu." ucap Shilla sombong.

"namanya juga modus," ucap Cakka dengan nada malas. Karena Shilla selalu menyinggung statusnya disaat berdua seperti ini. Nggak asik, menurutnya. Atau ia yang cemburu?

"njirlah, nggak mempan. Gue udah sold out, cuy!" ucapnya seraya menyentil dahi Cakka.

"belagu banget lu ya. Gue do'ain putus lo!" ucapnya kemudian membalas sentilan Shilla.

"sakit ogeb!" mereka berdua pun berlanjut saling menyerang.

Tawa Shilla pecah karena berhasil digelitiki oleh Cakka, "eh curang lo curang! Hahahaha anjir Cakka, udah!"

"ketawanya biasa aja dong, Shil. Ntar banyak yang naksir."

"lha ngapa, biarin. Gue kan emang laku. Gak kaya lo, jones! Wlee." mereka pun kembali tertawa hingga Shilla sendiri lupa akan rasa kantuknya.

****

Hmm tbc :*

Lagi nobar weheheh selagi ada wifi ini. Jan lupa vote dan komen.

Bagian mana yang paling kalian suka?

Ngenes [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang