5. Ogitu

706 65 0
                                    

Sudah seminggu setelah kejadian Shilla putus dengan Ray. Berita itu sudah tidak hangat lagi karena tertimbun oleh berita dan gosip lainnya.

Padahal sebelumnya teman sekelasnya sempat menyayangkan putusnya hubungan mereka. Melihat Shilla dan Ray merupakan couple favorit, bahkan pernah memenangkan kontes Pemuda-Pemudi yang mewakili kelas mereka saat peringatan hari Sumpah Pemuda.

Memang semua itu penting? Bagi cewek yang tengah mengerjakan ulangan harian dengan tekun ini sih enggak. Shilla dengan tenang mengerjakan, padahal anak-anak lain pada sibuk mencari contekan selagi gurunya sedang fokus ke laptop.

"bss...bss..."

"Shill...."

"Shilla...." bisik Cakka dengan sangat pelan sehingga membuatnya sadar setelah panggilan ke lima.

Shilla mengernyit kemudian bibirnya berucap 'apa' tanpa suara.

Jari Cakka mengacung satu. Shilla menengok kertas ujiannya dan hendak menjawab, "ada apa Cakka?" tanya bu Ika-guru ekonomi di kelas mereka.

"eh anu, itu soalnya mudah banget ya, Bu." ucapnya kemudian mendapat seruan teman-temannya.

"kalau gitu kamu harus dapet seratus, kalau nggak kamu saya hukum!"

Cakka melotot dan sontak berdiri, "maksudnya soalnya doang bu yang mudah, jawabannya sulit! Suer!" kelas itu kembali gaduh akan ucapan Cakka. Apalagi Shilla yang hanya bisa menggelengkan kepala.

"diam semua, kerjakan sendiri!"

***

"lo udah denger kabar belum, Shill?" tanya Dewi lantas membalikkan posisi kursinya supaya menghadap ke arah Shilla.

"apa?" ia mengunyah roti selai yang dibawanya dari rumah. Kelasnya sudah lumayan sepi membuat Dewi berbisik.

"Ray pacaran sama Febi!" ucapnya dengan pelan supaya tidak menyakiti perasaan cewek itu.

"ohgitu. Febi siapa?" tanya Shilla mencoba untuk bersikap biasa. Namun raut muka tidak bisa bohong, ia nampak sekali kecewa.

"ah nggak jadi deh, Shill. Lo sedih gitu," ucap Dewi tak enak.

"Febi siapa, sih? Gue nggak papa kali." ucapnya kemudian kembali makan rotinya.

"anak ba...ru," ucap Dewi semakin pelan namun bisa di dengar oleh seluruh isi kelas karena sedang jam istirahat yang berarti mereka semua keluar kelas.

Untung saja kelas ini hanya berisi mereka berdua dan Cakka sepaket dengan teman-temannya sedang tidur di pojok kelas.

"oh," ucap Shilla sambil tersenyum mengangguk. "ya iyalah, dia cantik. Cocok sama Ray."

Dewi menggebrak meja, "NAJIS, SHILL!! GENIT GITU MANA COCOK SAMA RAY!!" protesnya tak terima.

Shilla tersenyum dan menjawab santai, "biarin aja, sebahagia mereka aja. Gue nggak peduli." ia bangkit untuk keluar kelas sekedar membasuh muka ke toilet namun di belakangnya Cakka juga keluar kelas dengan matanya yang merah sepertinya efek baru bangun tidur.

***

Ulala tbc :*

Komen ya plis :') aku capek tau. Sepertinya, komen kalian itu udah kayak es krim rasa coklat gratis. Mood booster banget.🔜 /muka imut/

Bagian mana yang paling kalian suka?

Ngenes [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang