Funny Part

790 52 5
                                    

Cakka membolak-balikkan kertas warna-warni yang tiba-tiba berada di meja belajar kamarnya. "punya siapa nih? Shilla kah?"

Belasan lembar kertas itu berbentuk seperti surat. "surat cinta? Astaga, pacar gue kayak pacaran jaman sd aja pake ginian," ia cengengesan sendiri menatap kertas itu.

Ia pun mengirimkan pesan ke pacar manis lima langkah dari rumahnya.

Shilla 😍

Kesini deh, Bep.

Kmna?

Kamar, lagi pengen anu.

Njirrrrrrrrrr(?)

Pengen nanya maksudnya :') *read

Cakka menghela nafas, "yang namanya cewek cuek mah tetep aja cuek." ia melempar ponselnya ke kasur, "gemes gue,"

Cakka berbaring ke kasurnya. Dengan bodohnya ia menepuk dahi, "gue kayak nggak kenal Shilla aja. Mana mau tuh cewek nyamperin gue kalo bukan dia yang butuh," ia menertawakan dirinya sendiri dan hendak membawa surat-surat itu.

Lagi-lagi perasaannya mengganjal. "atau gue buka aja kali ya," ia pun kembali ke ranjangnya dan membuka surat itu satu persatu.

Cakka mengernyit bingung saat baru membaca salah satu surat itu, "terima kasih atas segala waktu yang kalian sisakan untuk membaca tulisan ini,"

Bukan dari Shilla? Ia pun memilih untuk tetap melanjutkan, jantungnya merasa tertantang, "dari sekian tulisan yang ada, terimakasih untuk telah tetap membaca tulisan ini."

Cakka semakin dibuat bingung. "maaf, jika dari kalian ada yang merasa sia-sia telah membaca."

Kebingungannya semakin diujung, ia membolak-balikkan kertas itu mencari pengirimnya. "Karin?" ia mencoba mengingat-ingat nama itu.

"Karin? Kayak kenal. Masa iya Karin anak guru matematika itu? Oh bukan sih, namanya kan Sandra," ia tertawa geli pada dirinya sendiri. Bodoh.

"kamu apakan kertas-kertas itu?" Cakka tersentak dan membalikkan tubuh ke belakang. Melotot-ke arahku.

"siapa lo?! Ngapain di kamar gue?!" ia samakin bingung dengan kehadiranku yang ia tahu sebagai cewek asing yang tengah memakai.... Kostum badut?

"kembalikan kertas itu padaku, itu bukan untukmu." ujarku padanya.

"jadi ini punya lo? Pantesan alay!"

'ceklek!'

Pintu terbuka lebar saat cewek itu masuk. "Cakka!" teriaknya. Ia sepertinya kaget saat melihatku. "siapa dia?"

Cakka menatap Shilla juga penuh tanya, "nggak tahu juga, tiba-tiba dia disini. Serius, Shill. Ini nggak lucu," ia menghampiri Shilla. Mencoba melindungi gadis itu dengan menyembunyikannya di balik badannya di dekat pintu.

"sorry, aku cuma mau mengambil surat-surat itu." ucapku memandang kertas warna-warni yang ada di kasur Cakka.

"bodo amat. Ambil aja sana! Nggak jelas lu,"

Aku pun mengambil itu, "btw, makasih lho udah membacakan ini untuk mereka."

Hening. Aku membalikkan tubuhku.

Kemana mereka? Udah pergi ya?

Ya udah deh.

😂😂😂

Anjir gak jelas. Gabut mode: on 😂😂

Semoga mudeng sama part ini, yang emang aku buat untuk ngucapin makasih untuk kalian. Soalnya ini tuh cerita pertama yang udah TAMAT buatanku.

Thanks dan sorry untuk setengah tahunnya. Semoga berkesan. Btw, Kenapa cuma belasan lembar surat? Karena sampai sekarang, yang suka vote rata-rata jumlahnya belasan. Walau yang baca lumayan. Aku anggap mereka bacanya ngulang2 makanya keitung banyak 😬

Dah... Jangan lupa kalau Karin bikin cerita lagi, dibaca ya.

Kalau kangen :

Ig : Karin.g7
Open alias free chat disana😂 yoklah chatting, kali aja nyaman. Njass, sejarang giliran gue yg ngenes 😆

Love 💋
25 Juni 2018

Ngenes [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang