15. Ngopi

504 53 0
                                    

Vote dulu sebelum baca 😂😂

"Shill, duluan ya." Dewi keluar kelas sambil menenteng tasnya setelah mendapat anggukan dari Shilla.

Cewek itu tengah membereskan buku-buku. Bahkan ia tak menyadari kalau teman sekelasnya sudah bubar. Tinggal dia seorang.

Ia pun melangkahkan kakinya keluar kelas dan buru-buru ke depan sekolah untuk mencari angkot.

Mama nya hari ini sibuk, jadi ia tidak bisa minta jemput. Cukup tadi pagi saja ia diantar.

"mau nebeng, nggak?" Cakka menghampiri Shilla dengan membawa motor matic miliknya.

Shilla melirik sekilas dan kemudian memalingkan mukanya berdecak pelan.

Seolah tak mengenal, lagak Shilla membuat Cakka heran, "ya udah kalau nggak mau." ia pun meninggalkan Shilla di tempat dengan perlahan-lahan sambil melihat kaca spion.

Shilla melirik sekilas dan menghembuskan nafasnya pelan, ia menunduk.

Dirinya merasa lebay. Tapi ia nggak tahu kenapa. Nggak biasanya ia merasa kesal hanya karena tadi pagi melihat Cakka menggoda cewek lain.

Padahal sebelum-sebelumnya ia fine-fine aja. Cakka sahabatnya. Cukup, jangan mikir aneh-aneh. Ia menggeleng kemudian memandang ke depan dan ia terkejut.

"naik!" seolah tersihir, Shilla langsung menurut saja.

Ia memandang cowok itu dari belakang. Mereka berdua hanya saling diam. Tidak seperti biasa.

Cukup lama bediam, akhirnya Cakka membuka suara, "lo kenapa sih?"

"hah? Apa? Oh ... Nggakpapa," jawab Shilla tergagap.

"ck! Sejak tadi pagi lo tuh aneh! Diem mulu kayak anak SD kebelet boker."

Shilla mendengus dan tersenyum kecil. Cakka kembali bertanya, "atau... Jangan-jangan lo kayak gini gara-gara Ira?! Ah iya... Pasti gara-gara tadi pagi gue sama Ira kan?" Ia melirik Shilla dari kaca spion dan tersenyum lebar.

Merasa terpojok Shilla reflek memukul punggung Cakka keras,
'bug'
"Ngaco!"

"sakit, Shill." Cakka mengelus punggungnya dan meringis.

Kemudian ia menepikan motornya ke kedai kopi langganannya. Tapi kali ini bukan di pasar maling seperti yang biasa ia jadikan markas dengan teman-temannya.

"eh.. Eh.. Gue diculik kemana ini?" Shilla memukul kecil pundak Cakka saat cowok itu tak kunjung menjawab.

"ngopi dulu, biar nggak salah paham." ucapnya lantas cengengesan.

Mereka berdua kembali seperti semula. Bercanda, bertengkar, manis-manisan, dan seperti itu seterusnya.

***

Flat kan? '-'
Kalian ngarep sampe part berapa nih cerita? Rencananya pengen aku tamatin segera. 😂

Ngenes [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang