16. Gue Sama Lo

543 52 1
                                    

"mama lembur, kak. Kamu baik-baik ya di rumah!" perintah mama Shilla di telepon. Malam ini sepertinya Shilla akan menunggu lebih lama lagi dari biasanya.

Cewek itu menghela nafas, "mama jangan terlalu capek ya," ucapnya.

Sosok di balik telepon itu menjawab, "iya sayang, kalau nggak berani main dulu aja ke rumah bunda, nanti mama jemput kalo udah pulang."

Bunda yang dimaksud mama Shilla adalah ibu Cakka. Shilla terbiasa memanggil Bunda sejak kecil. Wanita itu selalu menjaga Shilla ketika dulu mama nya bekerja seorang diri.

Setelah mengakhiri telepon, ia berjalan santai menuju dapur. Membuka kulkas untuk sekedar mencari makanan. Tapi kulkas ternyata kosong, ia dan mama nya lupa kalau sekarang pertengahan bulan. Dimana makanan pasti habis.

Maklum, mereka mengisi ulang cemilan-cemilan sebulan dua kali. Awal dan tengah. Toh cuma tinggal berdua, dan Shilla sendiri tidak terlalu fanatik ke cemilan.

Ia pun memutuskan untuk keluar rumah menuju ke mini market terdekat. Mencari beberapa snack yang bisa membuat rasa bosannya hilang.

Saat ia melewati rumah Cakka, ia menengok. Masih terang. Penghuninya pasti tengah makan malam di dalam. Mungkin saja seperti itu. Ia tersenyum menatapnya.

Tapi kemudian terperanjat saat ada tepukan dari belakang di bahunya. "Cakka!" kesalnya menatap cowok itu.

Cowok itu cengengesan, "lihatinnya gitu amat. Masuk aja kali," ia menarik tangan Shilla tanpa ijin.

"eh, eh, nggak gitu! gue mau ke mini market!" ia meronta, "lepasin, nyet." ucapnya kemudian mereka berhenti.

"nggak! Masuk! Gue udah beli snack nih banyak." bahkan Shilla tidak sadar kalau cowok ini membawa satu kantong plastik sedang berisi snack. Akhirnya ia hanya bisa mengangguk.

***

Mereka berdua berada di kamar Cakka. Nggak heran jika keduanya berada disana berdua.

Shilla sibuk dengan cemilan di tangannya. Dan Cakka sibuk dengan gitarnya.

Cakka sedari tadi menyanyikan lagu nggak jelas. Membuat Shilla merasa kesal karena lagu itu ditujukan untuk dirinya yang jomblo ngenes.

"ganti kek liriknya. Yang disini merasa tau!"

Cakka tertawa, "bagus, jomblo itu emang harus tau diri." ucapnya.

Mereka berdua tertawa, lalu ponsel Cakka berdering. Shilla menatap Cakka yang hendak mengangkat telepon namun ragu. "angkat aja kali," ucap Shilla santai dan mengalihkan pandangannya ke sekeliling kamar.

"halo?"

"enggak. Belum,"

Cakka terkekeh, "bukannya aku ya yang harus bilang gitu?"

Ia melirik Shilla dan kembali menunduk, "udah ya, kakak tidur dulu. Malam," ucapnya lalu mengakhiri panggilan dan melempar ponselnya ke kasurnya.

Suasana hening. Kemudian Cakka mencoba mencairkan suasana canggung diantara mereka dengan kembali menyanyi dengan lirik-lirik absurd buatannya.

"lo pinter bohong ya, ternyata." ucap Shilla.

Cakka cengengesan. "nggak juga, abisnya dede tuh bingung kudu gimana. Dia nelfon terus kalo malem. Ya udah, akhiri aja lah daripada kebawa perasaan."

"lo juga suka dia?" Cakka menggeleng.

Ia melempar Cakka dengan keripik singkong di tangannya, "tapi sikap lo itu bikin dia ngarep sama lo , onyet!"

"terus gimana? Langsung nolak? Nggak ada alasan gue buat nolak dia,"

"ya bilang aja lo fokus belajar gak mau pacaran,"

"lo pikir dia percaya kalo seorang Cakka pake alasan gitu?"

Shilla cengengesan, "iya juga ya, ya udah. Bilang aja lo udah punya cewek."

"kalo dia nanya siapa, gimana?"

"tuh, Lika."

"enak aja! Ogah gue dibilang pacaran sama kuda nil!" ia bergidik ngeri, "kalo sama lo aja, gimana?"

Shilla lantas tersedak, dan buru-buru minum, "aa.. Apa? Gue?"

"iya, gue sama lo. Pacaran."

Shilla gelagapan.

**

Tetew... Ane update...
Abis ini nggak update sampe abis lebaran ya...

Tungguin aja, mau nikmatin hari liburan soalnya. 😆😆

Cie digantungin

Ngenes [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang