Tiga hari ke depan akan menjadi hari yang menenangkan bagi Shilla. Hari tanpa mantan dan hari tanpa Cakka.
"kantin kuy!" ajak Dewi setelah bel istirahat berbunyi. "sekalian cari cogan," lanjutnya.
"njir lo, cus lah."
Mereka berdua memilih duduk di pojokan kantin. Meja yang sebelumnya biasa ditempati Cakka dan komplotannya.
Belum lama mereka duduk romobangan anak tamvan menghampiri, siapa lagi kalau bukan Bagas yang merupakan bagian komplotan Cakka. "ngapain lo? Cari meja lain!" usir Dewi.
"please ya, De. Kalem, biar lebih manisan gitu. Kayak Shilla." cowok itu tersenyum ke arah Shilla.
"dih, pokoknya kalian cari meja lain!" Dewi mendorong bahu Jaka dan Elang yang kebetulan ada di sampingnya.
"apa sih dorong-dorong. Kan lo tahu ini meja kita." mereka pun beradu mulut. Hanya Shilla saja yang terdiam memerhatikan. Keramaian tetap saja sepi rasanya jika tidak ada Cakka.
"udah kali, kita duduk berlima aja disini. Rempong banget kalian." ucap Shilla pada akhirnya.
"tuh dengerin. Shilla aja pengertian."
Dewi hanya mendesis.
***
Bel pulang berbunyi murid di sekolah itu pun berhampuran untuk pulang. Semua nampak gembira tapi lain halnya dengan Shilla. Ia harus menunggu angkot dulu sebelum tenang menginjak rumah. Menyebalkan.
Ia menunggu di taman depan sekolah, belum lama ia duduk ada motor matic warna biru menghampiri. "sendirian aja, jok belakang masih kosong nih. Tapi nggak gratis sih," ucap si pengendara setelah melepas helm dan ternyata adalah Cakka.
Shilla tertawa lalu naik ke motor Cakka, "tai. Buruan gas!"
Cakka menarik lengan Shilla supaya turun dan cewek itu menurut. "siapa yang nyuruh naik?" tanya Cakka lalu mengambil helm lain yang sengaja dibawanya. "pakai ini dulu." ia memasangkan helm di kepala Shilla lalu menepuknya. "nah, sip"
Shilla memejam kemudian membalas menepuk helm Cakka dan cowok itu tertawa. Shilla dan hukum alamnya nggak mau kalah.
Disepanjang perjalanan mereka tidak ada diamnya. Ada saja yang dibicarakan. Mulai dari curhatan Cakka yang dua hari ini sangat membosankan. Sampai kucing Cakka yang hamil lagi karena kelakuan tidak bertanggung jawab kucing Shilla.
"jadi lo sengaja ngejemput gue kan?" tanya Shilla dengan berteriak.
"mulai deh. Jangan geer!"
"terus helm ini? Ngapain lo bawa dua?" tanya Shilla lantas menepuk helm yang dipakai Cakka.
Mereka sudah masuk wilayah perumahan tempat tinggal, "kali aja ada cecan mau numpang. Eh ternyata ada, rejeki jones emang gak terkira." ucap Cakka terkekeh.
Shilla tertawa, "sa ae lu."
"bisa dong, turun lo! Bayarnya pas malming ya. Waktu dibayar waktu. Bensin dibayar bensin. Seneng dibayar seneng. Oke? Jadi besok luangin waktu lo, kita seneng-seneng dan lo yang traktir!" ucap Cakka semangat saat mereka sudah sampai di depan rumah Shilla.
"semerdeka deh," Shilla masuk ke rumah lalu Cakka berteriak.
"jam empat ya, Shill!" kemudian ia berseru senang saat Shilla mengacungkan jempol tanpa menoleh ke arahnya.***
Huft tbc :')
Komen dan vote ya kalo mau fast update wkwkBagian mana yang paling kalian suka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ngenes [TAMAT]
Teen FictionWiting tresno jalaran soko kulino. Perasaan itu datang karena terbiasa. Terbiasa bersama. Terbiasa sakit. Terbiasa senang. Nggak memandang siapapun itu. Akibatnya, ia tak bisa menyadari perasaan itu hanya karena sudah terbiasa akan kehadirannya. Nam...