Namanya juga mantan. Suka banget ya, berkeliaran. Heran sendiri Shilla merasakan. Siang ini rencananya ia mau jalan-jalan. Walau cuma beli es krim aja sih.
Tahu tak tahu, malah ketemu mantan. Siapa lagi, Ray lah ya.
Untung ganteng, jadi gak malu-maluin banget kalau dia emang ketahuan selingkuh. Orang ganteng mah bebas.Shilla hanya tersenyum saat Ray menyapanya. Malu nggak sih?
Shilla merasa ngenes saat mengantri membeli es krim. Bagaimana tidak, Ray disana membeli dua. Dirinya satu. Terlihat jelas, Ray tengah membelikan satu lagi untuk seseorang.
Bukan iri atau pengin dibeliin juga. Gengsi dong ya, namanya juga cewek. Pas ketemu mantan ternyata lagi jalan sama pacar barunya itu pengin cakar-cakar muka si mantan.
Belagu banget.
Tak lama kemudian, jantungnya rasanya jatuh ke usus. Shilla semakin ikut deg-deg an ketika Febi-pacar baru Ray menghampiri mereka. Atau lebih tepatnya menghampiri Ray.
Shilla pura-pura tak melihat dan memalingkan mukanya. Sialan, kenapa antriannya lama banget sih? Gak jadi beli, tapi terlanjur pesan. Nunggu terus, terlanjur panas.
Susah.
"ngapain kesini? Nungguin aja disana, panas lho," ujar Ray kepada Febi.
'Berisik! Gue tau dia pacar lo, tapi gak gini juga dong. Sakit tapi gak berdarah tau nggak sih. Gak cukup apa ya, dia gituin gue.' gerutu Shilla dalam hati. Matanya mulai memanas.
"hm, ada yang ngeliatin aku terus di sana." ucap cewek itu khawatir.
Ray nampak melihat ke arah taman kota, "siapa? Cowok? Kamu gak papa?"
Shilla memutar bola matanya. 'Berisik! Kasihan telinga gue terkontaminasi sama percakapan alay!' gerutunya dalam hati.
Febi menggeleng lalu melihat ke arah Shilla, "tunggu deh, dia bukannya.... " ia nampak ragu mau berucap.
"oh iya, kenalin. Dia Shilla, dan Shilla ini Febi." ucap Ray tanpa beban.
What! Demi pohon mangga yang kembangnya banyak tapi buahnya sedikit!
Shilla hanya tersenyum kecut dan membalas uluran tangan cewek itu. "Febi," ucapnya sambil melihat keseluruhan Shilla. Shilla hanya tersenyum menanggapi.
"kesini bareng siapa?" tanya Febi sambil tengok kanan kiri. Percuma, batin Shilla. Orang dia cuma sendiri.
"gue sen-"
"bareng gue. Kenapa?" potong Cakka yang langsung menghampiri Shilla yang tengah melotot menatap cowok berwajah sangar dengan mata ke asia-asia an.
"oh gak papa kok." jawabnya. Ray menatap Cakka dengan tajam. Begitu pula Cakka. Atmosfer disana mendadak panas. Sampai-sampai es krim yang baru saja dibeli Shilla udah nggak dingin. Ibaratnya doang sih.
"lo ngapain sih?" bisik Shilla sambil menyubit pinggang Cakka pelan.
"apa sih, Shill?" Tanya Cakka gemas tetapi matanya masih menatap Ray.
"kalian ngapain sih? Daripada pandang-pandangan, mending kita double date aja, gimana?" tanya Febi sambil tersenyum manis ke arah mereka bertiga.
Double date
Double
Dou
Do
DNO WAY!!!
"GAK!!" Jawab Ray dan Cakka bersamaan.
Febi semakin terkaget-kaget. "kalian kenapa sih?" tanyanya.
"gue mau belajar bareng sama Shilla, lo pergi aja sama pacar lo." ucap Cakka.
"cih, sejak kapan lo rajin belajar?" tanya Ray seraya menoleh ke arah lain.
"lo ngehina gue?"
"kalo mau modus mah bilang aja, ga pake belajar bareng segala." sindir Ray.
"LO-"
"Cakka!! Ray!! Udah!! Iya, emang bener kita belajar bareng. Dan itu GUE yang mau. Permisi," ucap Shilla seraya menatap Ray, kemudian menarik tangan Cakka dari hawa panas tadi. Matanya sudah memanas! Sakit, kalau kalian ingin tahu.
***
Happy ramadhan, guys.
Mohon maaf lahir dan batin.
가린😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Ngenes [TAMAT]
Teen FictionWiting tresno jalaran soko kulino. Perasaan itu datang karena terbiasa. Terbiasa bersama. Terbiasa sakit. Terbiasa senang. Nggak memandang siapapun itu. Akibatnya, ia tak bisa menyadari perasaan itu hanya karena sudah terbiasa akan kehadirannya. Nam...