BAB 13 🍁 Beraksi

457 32 3
                                    

Seperti biasa dihari kamis kelas yang dihuni Vania menjalankan pelajaran olahraga seperti biasa diminggu-minggu sebelumnya. Tapi berbeda dengan hari ini lantaran guru olahraga yang mengajar kelas Vania sedang berhalangan hadir dan guru dari kelas sebelas yang mengajarnya dan mencampurkan kelas Vania dan kelas Aldo.

Tentu disana bukan cuman ada Aldo, tetapi. Ada juga Rafi dan Devan pastinya.

" Hai Van." Hanya sapaan itu yang keluar dari mulut Aldo saat melihat Vania ikut berbaris di antara siswi lain.

Vania hanya mengembangkan senyumnya, ia memang tidak pernah membuat masalah dengan semua orang apalagi orang yang pernah menyatakan cintanya.

Prinsipnya. kalo kalian tidak bisa menjadi pasangannya, setidaknya kalian bisa jadi temannya.

Maka dari situ yang membuat Vania sangat tertarik dimata cowok, bukan karna dia cantik dan pintar. Ternyata hatinya sangat lebih baik dari kita lihat penampilannya.

" Cie sapa mantan gebetan." Ledek Rafi dari samping kiri Aldo. Devan yang persis dibelakang Aldo hanya tersenyum memperlihatkan kelakuan teman barunya ini.

Saat yang murid lelaki dengan bergantian pemain sepak bola yang dimainkan beberapa menit lalu, kini tinggal murid perempuan yang sudah siap dengan bola volly ditangannya.

Karna pelajaran olahraga kali ini digabungkan, otomatis permainan kali ini di pisahkan dengan kelasnya masing-masing.

Vania bergabung dengan tim kelasannya, disana juga ada jessy yang siap dengan bola yang ditangannya.

Jessy memberikan aba-aba untuk timnya dan dianggukan oleh para pemain.

Disisi lain tiga pemuda yang baru saja penyelesaikan pemainan sepak bolanya sedang duduk-duduk santai dipinggir lapangan dengan sebotol air mineral yang sempat mereka beli tadi.

" Vania tuh." Rafi menyenggol lengan Devan yang sedang asik dengan ponselnya.

" Kenapa emanganya?" Tanyanya balik.

" Liatin lah, calon gebetan lagi main." Cerocot Rafi. Tapi Devan masih asik dengan ponselnya.

" Yailah ada apa sih dihp lo?" Rafi ingin mengintip tapi ponsel itu langsung dimasukan kedalam saku seragamnya.

" Lo bener nggak apa-apa Do? Kalo gue deketin Vania?" Devan menatap Aldo, tanpa memperdulikan omongan Rafi tadi.

Aldo mengelap bekas air yang ada disudut bibirnya. " Serius nggak apa-apa"

" Yakin?" Devan menyakinkan sekali lagi.

" Yakin banget." Jawabnya

" Yaudah kalo gitu gue bakal beraksi." Ucapnya sambil menatap Vania yang sedang bermain volly dilapangan.

" Butuh id linenya nggak?" Tawar Aldo dengan senang hati.

" Enggak perlu, gue bakal usaha sendiri." Balasnya.

" Gitu dong." Tiba-tiba suara rafi terdengar lagi disaat Devan dan Aldo sudah bungkam.

•••

" Van, ganti baju abis itu makan." Vania yang baru saja menampakan kakinya dikamarnya sudah disambut dengan suruhan seperti itu.

" Capek gue La, istirahat dulu bentar." Vania menidurkan tubuhnya dikasur kesayangannya.

" Gimana sekolah lo hari ini?"

Vania menaikan sebelah alisnya, menatap Lyla dengan posisi tidurnya.

" Tumben nanyain kaya gitu?" Ucap Vania.

" Nggak apa-apa." Lyla mendekatkan tubuhnya dengan Vania. Tepat disisi Vania tertidur. " Gue cuman mau mengenang saat-saat sama lo aja, kan lo mau pergi jauh."

" Gue bakal balik, La." Vania bangun dari tidurnya dan duduk bersila dihadapan Lyla. " Tapi nggak tau kapan? Tapi gue pastiin gue bakal balik." Ucap Vania yakin, tangannya ingin menyentuh tangannya Lyla tapi tidak bisa.

Lyla tersenyum, air matanya hampir menetes karna tingkah Vania yang membuatnya jadi mellow seperti ini.

" Udah ah sekarang kita senang-senang aja, lagian gue perginya masih lama." Ujar Vania membangunkan suasana lagi.

Dev.sam send your messages in instagram.

Vania membuka satu notif yang muncul diponselnya beberapa menit lalu. Ia melihat satu pesan masuk ke dm instagramnya.

Dev.sam

Tadi permainan Volly lo keren banget😊
Gue Devan? Masih ingetkan?

Jari Vania kembali membuka profilnya ulang, dan membalikan lagi ketempat chat tadi.

Makasih- Send
Inget koq,yg waktu itu nolongin gue kan?-send

Sama-sama.
Iya hehe.
Btw udah difollback belum nih?.

Udah, done.- send

Boleh minta id linenya?

Buat?- Send

Chatting.

Van.ly - send

Thanks, add back lho.

Oke. Jgn nyempan- send

••

Cowok satu ini sedang sibuk dengan ponsel ditangannya sambil tersenyum menatap layar ponselnya itu, padahal didepannya masih ada Andira adiknya dan Tamara mamahnya yang sedang memperhatikannya dari tadi setelah selesai makan siang bersama.

Kebetulan hari ini Dimas ayah Devan sedang menjalankan tugasnya sebagai pilot yang pulang kerumah akan jarang sekali.

Dengan rasa penasaran Tamara, ia bertanya pada anak sulungnya ini. " Lagi ngapain sih ka?" Tamara memperhatikan Devan dalam diam, matanya melirik kearah Andira. Andira hanya menganggkat bahunya tak tahu.

" Chatting mah." Jawabnya tapi tidak menoleh kearah sumber suara. " Aku kekamar duluan ya mah, Dir." Ijinnya tanpa menunggu persetujuan dari kedua orang itu kakinya sudah melangkah kearah anak tangga, menuju kamarnya.

Tiba dikamarnya Devan langsung duduk disofa yang dekat dengan balkon kamarnya, dengan tubuh yang menyender pada sofa itu.

Vanialy. Nama yang unik " ujar Devan sambil memperhatikan ruang chat bersama Vania.

•••

HAPPY WEEKEND SEMUANYAAA😄😄😄
Btw sorry banget nih baru sempet upload, maaf lho ya wkwk.
Yuk yang malem mingguan nggak kemana-mana baca Devania aja😁wkwk

Makasih juga buat yang sudah masukan cerita ini ke reading list kalian❤❤❤

Jangan lupa vote dan komen yaaa❤❤❤

Btw.
Happy New years

Udah telat banget sih wkwk, tapi takapalah😂😂








Amelia Ar Sardi ❤

DEVANIA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang