Prolog

20K 1K 12
                                    

Terkadang hidup tak selalu sama seperti yang diinginkan.

Aku selalu menginginkan dapat berjumpa dengan orang tua kandungku, tapi Tuhan tidak pernah mengabulkannya.

Aku selalu menginginkan kebahagiaan di setiap hari, justru aku hanya akan merasa sedih saat mengingat fakta bahwa aku telah dibuang.

Hingga pada suatu hari, aku diangkat oleh sepasang suami istri yang begitu baik. Aku melupakan semua keinginanku tentang pertemuan dengan orang tua kandungku.

Bagiku, hidup bersama kedua orang tua asuh tidaklah membosankan atau menyeramkan seperti yang ada di film-film.

Hidup bersama Ayah Al dan Bunda Keshia sangatlah menyenangkan. Selain aku merasa bahwa aku adalah anak kandungnya, aku juga selalu merasakan limpahan kasih sayang yang mereka berikan.

Dan dari semua itu, aku mengerti satu hal. Tuhan tidak mengabulkan satu keinginanmu hanya karena ia mempunyai rencana yang lebih indah dari apa yang bisa kau bayangkan.

Ketika semua itu terjadi, kau bahkan tidak dapat menolaknya. Jika kau menolak, percuma saja kau tak akan bisa lari dari garis takdirmu.

Garis takdir yang mampu membuat hidupmu lebih bermakna dari sekedar mengharapkan suatu hal yang tak mungkin terjadi.

A r s y a

***

Arsya Mahendra. Anak laki-laki dari pasangan Al dan Keshia. Kini usianya belum genap 17 tahun. Arsya selalu menjadi kebanggaan untuk kedua orang tuanya. Selain perilakunya yang selalu baik, nilai akademik yang ia peroleh pun selalu memuaskan.

Arsya memiliki dua adik perempuan. Adik pertamanya sama-sama diangkat dari panti asuhan yang sama. Adelia Leonytha, kini usianya sudah 13 tahun dan baru saja menempuh pendidikan di kelas 7 sekolah menengah pertama. Sedangkan adik perempuannya yang kedua, Agatha Keylizhia adalah putri kandung dari kedua orang tua angkatnya. Ia berusia 7 tahun dan baru akan memasuki sekolah dasar.

Selama ini, hidup Arsya sangatlah indah. Selain dikelilingi orang yang menyayanginya, ia juga dikelilingi adik perempuan yang berbeda karakternya. Menurutnya, Bunda dan juga kedua adik perempuannya sudah sangat cukup untuk membuat dirinya bahagia. Karena itulah, Arsya selama ini belum pernah mengenal cinta. Jangankan cinta, merasa tertarik dengan wanita lain saja belum pernah.

"Kak, Adel cariin ternyata masih di kamar," Adel memasuki kamar kakak laki-lakinya itu.

"Kenapa, Del?"

"Gak pa-pa. Bunda nyuruh Adel manggil kakak, disuruh cepat sarapan biar gak telat."

Arsya mengangguk sekilas lantas menyambar tas ransel yang ada di atas meja belajarnya. "Ayo"

Arsya dan Adel berjalan beriringan menuju ruang makan. Sesampainya disana, Arsya menyapa Bunda dan juga Ayahnya.

"Selamat pagi, Bun," sapa Arsya mengecup pipi kiri Keshia

"Selamat pagi, Yah" sapanya pada Al dan juga mengecup pipi kanan Al.

Hal yang sama dilakukan oleh Adel. Keshia mengulas senyum senang. "Selamat pagi, anak-anak bunda yang cantik dan ganteng!"

ARSYANDIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang