Setelah pengakuan cinta Arya tadi, kini cowok itu sudah disuruh sang pemilik rumah untuk menyapu lantai yang penuh dengan sampah potongan kertas origami. Lebih tepatnya, cowok yang disuruh tetapi cewek yang melakukannya.
Nandieta mengambil alih sapu yang ada ditangan Arya. Bagaimanapun juga ini semua kan karena dirinya. Kalau saja Arya tidak berniat memberi kejutan untuknya, maka sudah pasti lantai akan tetap bersih.
"Kok lo sih yang nyapu? Siniin sapunya!" seru Gerry merebut sapu miliknya
"Kenapa sih? Arya atau gue kan sama aja yang penting lantainya balik bersih." sahut Nandieta kembali merebut sapu dari tangan Gerry.
"Beda lah! Ini sudah ada perjanjian dapur. Yang isinya Arya harus membersihkan lantai sendiri." jelas Gerry
"Iya, Ta. Gerry benar, tadi sudah ada perjanjian kalau aku yang bersihin." seru Arya
"Ngomong apa lo tadi? Aku? Idih dedek Arya sekarang ngomongnya aku kamu nih!" sembur Gerry tertawa
"Tau ih, geli Ar, gak usah aku kamu segala!" seru Nandieta sembari memberi sapu pada Arya
"Iya, Nyonya." sahut Arya muram
"Oh iya, yang, kenalin nih ini sahabat aku namanya Arsya." ucap Gerry memperkenalkan Arsya pada pacarnya.
"Lo juga ngomongnya aku kamu tuh." sindir Arya
"Suka-suka Tuan dong, Paijo!" sahut Gerry
"Iya, siap, Tuan!"
Nandieta tertawa kecil melihat Arya yang kini berstatus sebagai pacarnya seperti pembantu di rumah Gerry.
"Hai, gue Arsya." ucap Arsya sembari mengulurkan tangannya
Sandra menjabat tangan Arsya lalu mengayun pelan. "Gue Sandra."
"Nah yang lagi infal jadi pembantu disini itu namanya Arya." seru Gerry lagi sembari menunjuk Arya
"Gue masih dengar loh, badak!"
"Paijo gak boleh bentak majikan! Mau gue potong gaji lo?" balas Gerry yang entah mengapa malah dituruti oleh Arya.
"Yang, aku pulang sebentar ya, nanti aku kesini lagi." seru Sandra
"Mau ngapain?" tanya Gerry
"Disuruh anter Mama ke alfanart."
"Balik lagi ya nanti! Soalnya mau ditraktir sama Arya nih, Yang." ucap Gerry yang dibalas anggukan oleh Sandra.
"Gue balik ke rumah dulu ya, Ta, Sya!" pamit Sandra yang kemudian melangkah keluar rumah Gerry
"Diva pulang jam berapa, Sya?" tanya Nandieta
"Sebentar lagi kayaknya." jawab Arsya
"Gak lo jemput?"
"Nanti, tunggu dia chat gue."
***
Tiga pasangan remaja itu kini sedang menikmati acara triple date di sebuah kafe dekat rumah Gerry. Kafe kekinian yang menyajikan berbagai macam permainan. Sembari menunggu pesanan tiba, mereka berenam bermain permainan uno stacko.
Siapapun yang kalah atau membuat bangunan uno hancur saat menarik salah satu baloknya, maka ia akan ditantang untuk memilih berkata jujur atau tantangan.
"Tuker warna ya, hijau." ucap Gerry
"Ambil yang di atas boleh gak?" tanya Nandieta
"Gak boleh, lah. Minimal harus baris ketiga dari atas." jawab Gerry
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYANDIE
Teen Fiction•Sequel Marrying My Enemy• "karena yang ku tau, cinta itu buta." Arsya tak pernah sedikitpun berpikir kalau masa remajanya akan jadi seperti saat ini. Hidup bersama keluarga yang sangat menyayanginya. Meskipun ia tau, kalau dirinya bukanlah anak kan...