Selama pelajaran berlangsung, Arsya lebih memilih diam dan memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi sosiologi. Sesekali ia melirik ke sebelahnya yang terus-menerus membenamkan wajah di tumpukan tangannya. Merasa bodo amat, Arsya kembali memperhatikan guru sosiologi.
Arsya mengambil pulpennya lantas menekankan pulpen tersebut ke lengan kanan Nandieta. Melihat tidak ada respon sedikitpun, Arsya kembali mengulang kegiatannya. Menekannya lebih kencang sehingga membuat pemilik lengan terbangun dan menatap horor ke arah Arsya.
"Lo sakit?" Tanya Arsya lebih terdengar seperti berbisik.
Nandieta menggeleng. "Gak, gue ngantuk. Jangan ganggu." Seru cewek itu kembali membenamkan wajahnya ke meja
Arsya menghela nafas, lalu ia kembali mengganggu Nandieta agar cewek itu tidak terkena amukan sang guru.
"Aduuuuhh, lo ngapain sih?" Kesal Nandieta sampai tak sadar kalau suaranya saat ini bukan hanya terdengar oleh sepasang telinga Arsya, tapi oleh seluruh pasang telinga yang ada di dalam kelasnya.
Nandieta menjadi kikuk saat ditatap oleh teman sekelas dan juga guru sosiloginya. Ia tersenyum kaku kala melihat Bu Marta melangkah mendekati mejanya.
"Duh, Sya, ini gimana? Bu Marta dateng." Gumam Nandieta menyenggol lengan Arsya.
Arsya hanya menggidikkan bahunya lalu pandangannya mengikuti langkah Bu Marta yang kian mendekat. Guru itu melepas kaca mata yang ia pakai lalu memijit pangkal hidungnya.
"Kamu berteriak kenapa, Nandieta?" Tanya Bu Marta sembari memakai kembali kaca mata miliknya.
Nandieta cengengesan. "Gak apa, Bu."
"Baik, kalo begitu, coba kamu jelaskan materi yang baru saja saya terangkan di depan." Titah Bu Marta dengan mata tajamnya yang tak lepas dari Nandieta.
Nandieta meneguk salivanya dengan susah payah, ia menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.
"Diferensiasi sosial merupakan perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukan adanya suatu tingkatan yang hirarki." Bisik Arsya ketika melihat Bu Marta kembali melangkah ke depan kelas.
"Hah?" Nandieta tidak bisa mendengar ucapan Arsya yang sangat cepat itu.
"Bilang aja diferensiasi sosial." Ucap Arsya menatap Nandieta
"Ayo, Nandieta. Coba apa yang baru saja saya jelaskan tadi?" Seru Bu Marta membuat Nandieta kembali tersadar.
"Em... anu, itu bu...."
"Anu itu apaan, Nandieta?"
"Eh? Tentang diferensiasi sosial, Bu."
Bu Marta meliriknya sekilas. "Apa itu diferensiasi sosial?" Tanya guru itu lagi seakan belum yakin dengan Nandieta
Arsya langsung meletakkan bukunya yang terbuka di atas meja Nandieta. Ia menyenggol lengan Nandieta dan memberi kode melalui matanya.
Nandieta melihat ke buku yang ada di atas mejanya. Melihat guratan tinta yang tercatat rapi membuat Nandieta termenung. Bahkan tulisan cowok ada ya yang secakep gini.
"NANDIETA!" Seru Bu Marta mengejutkan Nandieta
"Iya? Oh, diferensiasi sosial itu perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukan adanya suatu tingkatan yang hirarki, Bu." Jawab Nandieta setenang mungkin agar Bu Marta tidak memergokinya yang tengah membaca catatan milik Arsya.
"Baik, ya sudah saya lanjut lagi materinya..."
"Sya, makasih ya!" Gumam Nandieta dengan senyuman manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYANDIE
Fiksi Remaja•Sequel Marrying My Enemy• "karena yang ku tau, cinta itu buta." Arsya tak pernah sedikitpun berpikir kalau masa remajanya akan jadi seperti saat ini. Hidup bersama keluarga yang sangat menyayanginya. Meskipun ia tau, kalau dirinya bukanlah anak kan...