19 • Jadian

4.3K 378 43
                                    

Sepulang sekolah tadi Arsya mengajak Diva untuk pergi nanti malam dan Diva mengiyakan. Setelah berkonsultasi dengan Ayahnya tadi pagi, Arsya memutuskan untuk memilih bertahan. Ia beranggapan bahwa laki-laki harus tahan banting.

Malam ini Arsya tidak menjemput Diva. Ia hanya mengirim alamat cafe yang akan mempertemukan keduanya.

Arsya merasa gugup kali ini. Di ruangan yang dilengkapi dengan AC terasa panas bagi Arsya. Mungkin semua ini karena dirinya sedang gugup menanti gadis yang ia suka.

Pintu cafe terbuka, menimbulkan bunyi lonceng yang terletak tepat diatas pintu. Gadis itu datang. Gadis yang Arsya tunggu. Malam ini Diva terlihat cantik dengan pakaian kasualnya. Ah, memang ia selalu terlihat cantik, bukan hanya malam ini saja.

Arsya berdiri sembari memundurkan kursi di depannya dan meminta Diva untuk duduk disana. Setelah Diva duduk, Arsya kembali ke kursinya. Ia memanggil pelayan untuk membawakan buku menu.

"Pesan apapun yang lo suka." ucap Arsya dengan senyum manisnya

"Lo yakin? Kalo gue pesan banyak makanan bagaimana?" tanya Diva

Arsya terkekeh. "Gue tau kalo lo gak akan serakus itu, Div. Apalagi ini udah jam tujuh malam, gue tau persis lo selalu jaga pola makan lo itu kan,"

Diva mendengus. "Lo curang, kalo aja lo ajak gue siang hari, gue gak akan tahan-tahan untuk pesan makanan yang banyak."

Arsya menyentuh tangan kanan Diva yang ada diatas meja. Ia menggenggamnya. "Lo gak perlu diet ketat, Div. Badan lo udah ideal kok. Percuma kalo lo tetap diet ketat, nanti kalo lo udah jadi pacar gue juga bakalan gagal." ucap Arsya menyentuh hati Diva

"Apaan sih, Sya." ucap Diva malu-malu

"Oh iya, sebentar ya, Div. Gue ke toilet sebentar, lo jangan kemana-mana!" seru Arsya berlari kecil menuju toilet.

Sebenarnya Arsya tidak ke toilet, ia ke meja bartender untuk mengambil barang titipannya. Dengan penuh semangat, Arsya kembali melangkah menuju mejanya.

Diva yang sedang memainkan ponselnya seketika terhenti saat melihat buket bunga dihadapannya. Bertepatan dengan wajahnya yang menoleh ke samping, Arsya berlutut dihadapan gadis itu.

 Bertepatan dengan wajahnya yang menoleh ke samping, Arsya berlutut dihadapan gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diva tercengang melihat perlakuan manis dari Arsya. Buket bunga cantik itu ada dihadapannya. Arsya tersenyum begitu menawan.

"Div, gue gak tau harus berapa kali nyatain perasaan gue ke lo. Gue bukan cowok romantis yang gampang memikat hati cewek, gue juga gak seganteng Raja yang sempat dekat dengan lo. Tapi, gue punya hati yang tulus untuk terus bertahan mencintai lo." Arsya menghela nafas perlahan, lalu ia kembali berucap. "Untuk yang kesekian kalinya, mau gak lo jadi pacar gue?"

"Arsya,"

"Lo ambil bunga ini dan lo cukup hirup wangi bunga ini kalo lo terima gue. Tapi, kalo lo tolak gue, lo ambil dan taruh bunga ini diatas meja." seru Arsya masih dengan senyumannya.

ARSYANDIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang