03 • Fakta

8.9K 662 14
                                    

Tiba di sekolah, Arsya masuk ke dalam kelas. Ternyata masih sepi, belum banyak teman sekelasnya yang datang. Ia langsung menaruh tasnya di kursi dan berjalan lagi menuju kantin. Pagi ini Arsya tidak sarapan karena bangun kesiangan yang membuatnya tidak sempat memakan masakan bundanya.

"Jadi berapa, Mba?" Tanya Arsya menunjukkan sebungkus roti dan juga air mineral

"Delapan ribu," jawab penjualnya

Arsya mengeluarkan uang sejumlah delapan ribu lalu memberinya pada penjual dan kemudian berjalan kembali menuju kelas. Sebelum langkah kakinya benar-benar masuk ke dalam kelas, Arsya berhenti karena ada yang memanggilnya.

"Arsya tunggu!"

"Kenapa lagi? Gue udah beli roti nih." Ketus Arsya memberi tunjuk roti yang baru saja ia beli

"Gue gak ngasih lo makanan lagi kok, ini, gue cuma mau kasih ini ke elo" ujar siswi itu memberi sesuatu yang terbungkus cantik

"Apaan?" Tanya Arsya sembari menerima pemberian dari siswi itu

"Nanti aja lo liat sendiri, semoga lo suka ya!" ucap siswi itu lalu melenggang pergi dari hadapan Arsya.

Arsya menggidikkan bahunya. Ia kembali melangkah masuk ke dalam kelas. "Misi dong, Ta"

Nandieta menoleh lalu kembali cuek membuat kening Arsya berkerut. "Lah lo kenapa?"

"Elo tuh yang kenapa! Chat gue kenapa cuma dibaca doang? Emangnya chat gue koran?" Sembur Nandieta kesal

Jadi, semalaman Nandieta menunggu balasan chat dari Arsya. Nandieta tau kalau chatnya sudah di baca, tapi lama-kelamaan kenapa ia tak kunjung menerima balasan?

"Oh itu. Gue ketiduran," sahut Arsya cuek. "Udah sih minggir bentar, gue mau masuk, laper nih"

Nandieta menghela nafas lalu berdiri dan mempersilakan Arsya untuk duduk di kursinya. "Lo kenapa gak balas chat gue sih, Sya?"

"Gue kan udah bilang, gue ketiduran"

"Ya udah, sekarang aja balasnya!"

Arsya menatap Nandieta kesal lalu memalingkan wajahnya untuk kembali memakan roti di tangannya. "Gue laper, ntaran aja ngomongnya,"

Nandieta mendengus sebal. Ia lalu mencubit lengan Arsya dengan gemas. "Gue tuh nungguin tau!"

Arsya meliriknya sekilas dan kembali memakan rotinya sampai habis.

"Eh, ada Tata. Selamat pagi, Nandieta cantik!" Sapa Arya yang kebetulan baru datang

Nandieta tersenyum. "Pagi juga, Arya!"

"Kantin yuk, Ta!" Ajak Arya sudah siap berdiri di sebelah Nandieta

"Ngapain?"

"Sarapan, jarang-jarang nih cowok ganteng macem gue sarapan bareng cewek macem lo," Arya merapikan jambulnya ke atas agar telihat lebih keren

"Emang dasarnya jomblo kali, makanya sarapan selalu sendirian." celetuk Gerry bersidekap dada

"Gue yang jomblo gak gitu-gitu amat, Ar" sambung Arsya kemudian meneguk air mineral yang ia bawa dari kantin

Arya mendelik ke arah Arsya, namun tak lama kemudian ia mengedipkan sebelah matanya pada Arsya. "Ada yang ulang tahun ya, Sya? Lo lagi deketin cewek nih? Perasaan ultah lo kan masih bulan depan," ujar Arya mengingat-ingat

Arsya mengikuti pandangan Arya. Ia lupa tentang bingkisan cantik yang diberi Diva tadi. Ia justru menaruhnya di atas meja yang siapapun bisa melihatnya.

"Gak, ini dari Diva." Jawabnya lalu memasukkan bingkisan itu ke dalam ransel miliknya.

"Lo pedekate sama Diva? Kalo udah jadian jangan lupa bagi-bagi peje ya!" Seru Gerry menepuk bahu Arsya dari belakang

ARSYANDIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang