23 • Sekolah

1.1K 112 12
                                    

Pagi harinya, sesuai dengan ucapan Arsya semalam, kini ia sudah duduk manis di atas motor sembari menunggu Diva keluar dari rumah. Semalaman suntuk Arsya memikirkan cara untuk menjaga gadisnya. Ia tidak mau jika hal buruk terjadi untuk kedua kalinya pada Diva. Ia juga berpikir untuk melupakan kejadian malam itu yang membuat hatinya merasa tidak enak.

"Sya!" panggil Diva menyuruh Arsya untuk ikut masuk ke dalam rumah. Arsya melepas helmnya dan menuruti kemauan Diva.

Ini bukan pertama kalinya Arsya masuk ke dalam rumah Diva. Tapi, ia tetap merasa senang saat disambut oleh figura besar dengan foto model ala Diva kecil.

"Assalamualaikum, Tante." salam Arsya sembari mengecup punggung tangan Ibu Diva

"Waalaikumsalam, Sya. Sudah lama ya gak main ke rumah." balas Ibu Diva

"Hehe.. iya Tante, gak di bolehin ngapel sama Diva abisnya." gurau Arsya yang dibalas tatapan kesal Diva

"Haha Diva pelit ya? Kamu sudah sarapan?" tanya Ibu Diva

"Sudah, Tante. Arsya pamit langsung berangkat ke sekolah ya, Tan." ucap Arsya kembali bersalaman dengan Ibu Diva

"Bu, Diva berangkat ya,"

"Hati-hati ya, belajar yang benar!" seru Ibu Diva

"Siaaap!" balas Diva dan Arsya bersamaan.

Seperti biasa, Arsya memberikan helm untuk Diva pakai. Setelah itu ia memutar balikkan motornya dan langsung melajukan motornya setelah dipastikan Diva duduk di jok belakang.

***

Setibanya di sekolah, Arsya mengantar Diva terlebih dulu ke kelasnya, baru ia berjalan ke kelas sendiri. Arsya masuk ke dalam kelas dengan mood yang baik. Ia melihat Nandieta sudah duduk di kursinya. Tumben sekali.

"Kenapa, Ta?" tanya Arsya sembari mendudukkan dirinya

"Gue putus." jawab Nandieta datar

"Lah anjir, kenapa?"

Nandieta menghela nafas kesal. "Arya gak asik. Kesel gue jadinya."

"Cuma itu?" tanya Arsya tak mengerti

Nandieta mengangguk menjawab Arsya. Kini giliran Arsya yang menghela nafas. "Gak asik gimana sih emangnya? Sampai putus begitu,"

Nandieta menoleh menghadap Arsya dan mengalirlah semua cerita yang sudah dua hari ini Nandieta simpan baik-baik dalam pikirannya.

"Jadi, cuma karena Arya sibuk main hp dan gak mau nemenin lo ke toko buku, lo putusin dia?" tanya Arsya lagi dan Nandieta menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Sebenernya sih dia ngajak balikan, tapi gimana ya.. gue yang putusin dia, masa iya gue langsung mau-mau aja gitu diajakin balikan? Tengsin duluan gue, Sya!" aku Nandieta

Arsya terkekeh dengan ucapan Nandieta barusan. "Ada-ada aja lo berdua! Lo sayang gak sih sama Arya?"

"Kok lo nanya gitu sih? Ya sayang lah! Biar kadang masih kepikiran Rama tapi gue sayang Arya kok!" jawab Nandieta

"Belum sepenuhnya move on nih ceritanya?" tanya Arya yang tiba-tiba saja muncul. Entahlah, Arsya dan Nandieta pun tidak sadar kapan Arya melewati meja mereka.

"Apa sih, nguping aja demennya!" seru Nandieta tidak menjawab

Arsya tertawa melihat kedua temannya. Unik. Mungkin itu predikat terbaik untuk kedua sejoli di hadapannya itu. "Kelarin dulu deh urusan rumah tangga lo, gue gak mau ikut campur ah." ujar Arsya sembari mengeluarkan ponselnya dari saku

"Ta, lo masih ada rasa sama Rama?" tanya Arya serius

"Gak,"

"Gue serius, Tata!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARSYANDIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang