Jeo jeogi jeo yajasu arae
Siwonhan syampein
I'll be your islandIsland
WinnerE
njoy the thirteenth chapter😘
🎀🎀🎀
Dari belakang panggung, Mozza menyaksikan Bhayang yang berorasi menggunakan bahasa inggris. Suara Bhayang lantang, vocabulary bagus, pronounce juga terdengar jelas.
Ternyata bahasa inggris Bhayang bagus juga. Mungkin Mozza saja kalah.
Sekembalinya Bhayang, Mozza bertepuk tangan pelan saat Bhayang melewati dia.
Acara berlanjut sampai lebih dari 1 jam kedepan. Dan Mozza masih setia membacakan nama-nama yang akan maju ke depan.
Menunggu peserta terakhir selesai berorasi, Mozza mengeluarkan handphone dari saku seragamnya.
Mozza : Bhay nanti aku mau ngomong😁
Bhayang : Dmna?
Mozza : Habis ini ke kantin gimana?
Mozza melirik Bhayang yang memegang handphone. Jemarinya menari di atas layar, menunjukkan bahwa Bhayang sedang mengetik sesuatu.
Getar ponsel membuat Mozza fokus ke handphonenya kembali.
Bhayang : Oke👍
Mozza mendongak, menemukan Bhayang yang sedang melihat ke arahnya. Senyum tipis Bhayang membuat Mozza nyengir lebar.
Peserta terakhir sudah turun panggung. Anak-anak OSIS sedang istirahat sekaligus meng-akumulasi nilai yang diperoleh masing-masing peserta.
Berdalih lapar, Mozza ijin ke kantin. Sepatu kets putihnya berirama akibat beradu dengan lantai keramik.
Memasuki area kantin yang dibatasi dinding kaca, Mozza melihat Bhayang sudah duduk seraya sesekali menyedot jus dari gelas. Suasana kantin tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa anak kelas X dan XII yang nongkrong di kantin.
Mempercepat langkah, Mozza lantas sampai di depan Bhayang. Dirinya menyeret kursi sampai mengeluarkan bunyi decit, menarik perhatian cowok berkacamata di hadapannya.
Bhayang menyunggingkan senyum tipis. "Mau ngomong apa?" Tanya Bhayang setelah Mozza sudah duduk.
"Aku...mau minta maaf." Gugup, Mozza memainkan jari-jarinya di atas meja.
Sebelah alis Bhayang naik. "Buat?" Tanya Bhayang pura-pura tak tahu.
Beralih dari memainkan jari-jari, gadis itu mengetuk meja, bingung memulai dari mana. Sedangkan arah pandangnya selalu berubah setiap 1 detik.
"Buat?" Ulang Bhayang.
Bismillah..
Mozza berdeham sekali lantas matanya menatap Bhayang yang baru saja membenarkan letak kacamata. "Aku tahu, kamu pasti kesel waktu kemarin tahu aku dibonceng Rega. Tapi suer itu nggak sengaja. Kamu masih sibuk latihan, Bang Rade juga. Eja nebeng sama Roma...." Belum selesai Mozza menjelaskan, Bhayang sudah menyerobot.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE (Completed)
Teen Fiction"Kamu boleh pergi," Satu kalimat yang selalu teringat oleh Mozza. Satu kalimat yang akan selalu dia sesali. Boleh pinjam mesin waktu?